Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengenal Ma'pokon dalam Prosesi Pemakaman Secara Adat Orang Toraja

7 Mei 2024   15:01 Diperbarui: 8 Mei 2024   02:11 907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pokon siap dimasak. Sumber: dok. pribadi

Adat istiadat adalah simbol keberadaan sebuah suku bangsa. Di dalam bingkai adat hadir beragam prosesi dan ritual budaya. 

Suku Toraja masih melestarikan tradisi yang berbalut budaya dan adat istiadat. Pada acara kedukaan Rambu Solo' dikenal tradisi ma'pokon. 

Tradisi ma'pokon adalah salah satu tahapan prosesi dalam upacara Rambu Solo' bagi keturunan bangsawan dengan jumlah kerbau yang dipotong minimal 12 ekor. 

Pada artikel ini, tradisi ma'pokon dilaksanakan untuk prosesi upacara pemakaman secara adat alm. J. N. Pakombong di Tongkonan Indo' Tua, Pongki' Tallunglipu, Kabupaten Toraja Utara. 

Ma'pokon atau membuat pokon dimulai sejak pagi di mana para ibu-ibu bergotong-royong bersama dengan rumpun keluarga membuat pokon. Oya, pokon adalah sejenis makanan yang terbuat dari beras ketan putih dengan campuran santan dan garam. 

Pokon dibungkus dengan daun bambu kemudian diikat dengan tali nilon dari karung beras atau tali rapiah. 

Pada acara Rambu Solo' alm. J. N. Pakombong yang akrab disapa Ne' Arung, terdapat 100 kg beras ketan putih yang dibuat pokon. Sebelum beras ketan dibungkus, terlebih dulu beras dicuci dan direndam air beberapa saat. Selanjutnya dicampur dengan santan dan garam secukupnya. 

Pembuatan pokon. Sumber: Diolah dari dokumentasi Luky Meno
Pembuatan pokon. Sumber: Diolah dari dokumentasi Luky Meno

Proses membungkus beras ketan dengan daun bambu inilah yang memakan waktu yang relatif lama. Perlu ketelitian agar beras tidak tumpah atau daun bambu tidak robek ketika diikat. 

Keseruan ma'pokon adalah ketika hadirnya canda dan tawa dari sesama ibu-ibu. Para pria bertugas menyiapkan tungku dari besi dengan pembakaran menggunakan kayu bakar.

Pokon dimasak dalam kuali besar terbuat dari aluminium. Untuk menghasilkan pokon yang harum dan legit, wadah memasak dibalas dengan sejumlah daun pandan. 

Lalu, pokon ditata dan disusun dengan rapi satu per satu ke dalam kuali hingga penuh. Bagian atas kuali juga ditutup dengan daun pandan. 

Pokon ditata ke dalam kuali aluminium. Sumber: dok. pribadi.
Pokon ditata ke dalam kuali aluminium. Sumber: dok. pribadi.

Air kemudian dimasukkan ke dalam kuali besar hingga menutupi pokon. Selanjutnya, pokon direbus. Proses perebusan pokon berlangsung 3-5 jam dengan api normal dari tungku kayu bakar. 

Pokon tidak langsung dinikmati di hari pemasakan. Pokon baru akan disajikan keesokan harinya ketika dibagikan kepada semua orang yang hadir pada prosesi ma'tammu tedong atau ma'pasa' tedong (mengumpulkan kerbau yang akan dipotong). 

Pembuatan pokon. Sumber: Diolah dari dokumentasi Luky Meno
Pembuatan pokon. Sumber: Diolah dari dokumentasi Luky Meno

Tradisi ma'pokon di upacara kedukaan berbeda-beda pada setiap kecamatan atau kampung di Toraja, khususnya Toraja Utara. Ma'pokon menjadi salah satu prosesi yang paling ditunggu-tunggu oleh sehenap rumpun keluarga yang berduka dan warga sekitar. Ma'pokon ini tidak selalu terjadi. Hanya pada prosesi rambu solo' keturunan bangsawan dan pada acara syukuran tertentu. 

Dengan selesainya ma'pokon, maka selanjutnya pihak keluarga bersiap untuk prosesi ma'tammu tedong atau ma'pasa' tedong pada keesekon harinya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun