Kecamatan Simbuang adalah lokasi yang paling tidak diinginkan oleh seseorang ketika ia ditempatkan sebagai CPNS atau ASN PPPK. Sejak dulu, wilayah ini dikenal sebagai "tempat pembuangan."Â
Tantangan besar bagi seorang guru ketika mengabdi di wilayah Kecamatan Simbuang adalah perjalanan dan budaya warga lokal. Dua hal inilah yang menguji mental, integritas, disiplin dan komitmen mengangkat pelayanan pendidikan di Simbuang.Â
Inilah yang saya alami mulai dari perjalanan pertama pada bulan September 2023. Jarak 70 km dari kota Makale harus ditempuh selama 4-5 jam menggunakan sepeda motor. Jika menggunakan mobil jenis 4x4 atau truk, durasi perjalanan berkisar antara 6-8 jam. Ini kondisi normal ketika musim kemarau. Akan berlipat ganda durasi waktu jika memasuki musim hujan.Â
Kecamatan Simbuang berada di atas ketinggian dengan karakter hutan pinus dan sabana. Cuaca di sana sangat dingin.Â
Oleh karena di atas ketinggian inilah yang membuat akses jalan satu-satunya ke sana tergolong ekstrim. Di musim kemarau, jalan berupa tanah dan bebatuan. Jalan tanah seolah aspal, mengkilat dilindas ban motor dan truk. Jalan berbatu meninggalkan kenangan bagi pengendara, entah itu luka, lecet dan memar karena terjatuh.Â
Jaringan listrik memang sudah ada di Simbuang, tetapi bukan dari PLN. Mesin turbin adalah sumber utama kelistrikan. Beberapa lainnya menggunakan tenaga surya dan mesin genset. Sisanya masih bergumul dalam kegelapan menggunakan penerang konvensional.Â
Jaringan internet pun sangat terbatas. Hanya tersedia di tempat tertentu di perbukitan. Sinyal telepon dan internet datang dari wilayah Nosu di Kabupaten Mamasa. Kondisi inilah yang kadang membuat repot seorang guru ketika ia menjalankan tugas luar.Â
Seperti yang dialami CGP Kristian Betteng. Selama menjadi guru ASN PPPK di Simbuang, ia merangkap tugas sebagai bendahara dana BOS. Seringkali ia harus bolak-balik ke kota Makale untuk menggantikan tugas kepala sekolah. Ia masih di tengah perjalanan ketika ia mendapat SMS atau pesan WhatsApp dan Messenger untuk kembali ke kota. Padahal sudah lewat setengah perjalanan untuk mencapai Simbuang. Kondisi ini juga berlaku untuk guru-guru yang lain.Â
Rasa capek dan letih serta kadang rasa takut selalu menyertai mereka yang bertugas di wilayah Simbuang. Terutama bagi warga pendatang. Ruas jalan sebagian besar berupa hutan, sabana dan sesekali bertemu rumah warga. Sekitar 40 km jalan didominasi hutan dan sabana.Â