Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Panen Raya Padi di Kabupaten Pinrang dan Dampaknya Terhadap Harga Beras

20 April 2024   12:46 Diperbarui: 23 April 2024   05:10 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Padi yang telah dipanen di jalan trans Sulawesi Kabupaten Pinrang. Sumber: dok. pribadi. 

Musim hujan memang sedang intens terjadi di bulan April. Namun, hujan pula yang membawa berkah bagi petani, khususnya yang ada di Kabupaten Pinrang, Sidrap dan sekitarnya. 

Sawah-sawah luas menguning telah memulai masa panen. Sejauh mata memandang, hamparan sawah sibuk dengan kegiatan panen. Ribuan karung padi berjejer rapi di tengah sawah dan pinggir jalan trans Sulawesi. 

Tak perlu repot bagi warga untuk memanen padi. Dalam waktu hanya beberapa jam, bulir-bulir padi telah mengisi puluhan karung besar untuk satu petak sawah. Memang petani Pinrang sudah memanfaatkan teknologi modern untuk menanam dan memanen padi. Pekerjaan tangan manusia sudah digantikan  oleh mesin. 

Siang hari mesin memanen padi dan langsung tersimpan rapi dalam karung. Menjelang petang hingga malam, para pria memindahkan padi-padi tersebut ke pinggir jalan untuk selanjutnya dijemput oleh pembeli menggunakan truk enam roda. 

Panen kali ini boleh dikatakan masa panen raya padi. Dengan adanya panen ini, harapan masyarakat adalah harga beras bisa turun. Apalagi bagi warga pegunungan yang minim lahan tanam padi seperti Kabupaten Enrekang, Tana Toraja dan Toraja Utara. Panen padi di sekitar wilayah Bugis kali ini setidaknya bisa mempengaruhi harga beras di pasaran. 

Sawah yang telah panen padi di kampung Malimpung, Pinrang. Sumber: dok. pribadi. 
Sawah yang telah panen padi di kampung Malimpung, Pinrang. Sumber: dok. pribadi. 

Ternyata, harga beras justru makin mahal. Saat ini, di pasar lokal, beras paling murah dihargai Rp 18.000. Rata-rata harga beras lokal dengan kualitas beras kampung sudah di atas Rp. 20.000 hingga Rp 24.000. Padahal, sebagian wilayah di Bugis sudah melaksanakan panen. Lalu, ke manakah padi-padi yang telah dipanen itu dijual? 

Apakah padi yang dijual langsung oleh petani ketika usia panen tidak dijadikan beras untuk konsumsi warga Sulawesi Selatan? Ataukah mungkin sudah trend harga beras bahwa ketika sudah melambung tinggi, susah untuk turun harga lagi? 

Secara pribadi, saya menyaksikan melimpahnya hasil panen padi di sepanjang jalan trans Sulawesi yang melalui Kabupaten Pinrang. Besar harapan pula, bahwa memasuki minggu-minggu mendatang, harga beras bisa turun sebagai dampak dari adanya panen raya padi. 

Masih jelas tersimpan dalam memori ingatan saya dalam sebuah percakapan dengan seorang ibu guru pada kegiatan pendampingan individu 6 pendidikan guru penggerak di Kecamatan Bittuang. Di sela-sela kami makan siang, saya menikmati nasi pulen yang disajikan. Baunya wangi, mengundang selera makan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun