Longsor juga terjadi di Lembang Marinding yang mengubungkan jalan poros ke Batualu. Tebing setinggi ratusan meter bergerak perlahan dan retakan tanah membuat puluhan rumah terdampak kerusakan. Demi menghindari korban jiwa akibat longsor susulqn, warga setempat pun mengungsi ke rumah kerabat yang lebih aman.Â
Selanjutnya. Tanggal 13 April 2024 malam, dua bencana longsor terjadi bersamaan di lokasi berbeda tetapi berdekatan. Korban jiwa pun tak terhindarkan. Puluhan warga meninggal terseret longsor.
Longsor pertama terjadi di dusun Palangka, Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale. Total 19 korban terdata. Sejauh ini sudah ditemukan 15 korban meninggal, 2 korban selamat dirawat di rumah sakit dan 2 korban masih dilaporkan hilang. Gabungan aparat TNI, Polres Tana Toraja, BNPB dan masyarakat sekitar bahu-membahu mencari 2 korban yang identitasnya sudah diketahui.
Semua korban meninggal dibawa ke RSUD Lakipadada untuk dibersihkan dan selanjutnya diberikan kepada pihak keluarga.Â
Berbagai elemen masyarakat selain Pemda Tana Toraja, seperti PT Malea Energy bergerak cepat memberikan bantuan. Sementara Crisis Center Gereja Toraja memberikan bantuan berupa peti jenazah kepada semua korban Nasrani.
Titik longsor kedua terjadi di dusun Pangra'ta', Lembang (desa) Randan Batu, Kecamatan Makale Selatan. Empat orang meninggal dunia tertimbun longsor. Mereka semua adalah satu keluarga. Dua orang dilaporkan selamat. Salah satunya seorang ibu rumah tangga, ia masih sempat menyelamatkan diri dari himpitan tanah longsor.
Satu korban meninggal di Pangra'ta' adalah siswa SMKN 4 Tana Toraja. Kepala sekolah beserta guru-guru almarhum langsung mengunjungi rumah duka hari ini.
Kedua titik longsor di Palangka dan Pangra'ta' adalah longsor dari tebing perbukitan. Ratusan meter jauhnya sehingga meluluhlantakkan semua rumah yang ada di bawahnya.