Selain hanya digunakan untuk kebutuhan sendiri, kain tenun Simbuang kebanyakan hanya diberikan sebagai hadiah atau souvenir bagi para tamu atau pejabat yang berkunjung ke Simbuang. Dari sisi nilai ekonomi, kain tenun Simbuang bisa membuat sejahtera warga di sana.Â
Harga sebuah sarung tenun Simbuang sebenarnya tak sepadan dengan rumitnya proses yang harus dilalui setiap penenun untuk menghasilkan lembaran-lembaran kain. Ada prosesi sakral dan ketentuan-ketentuan tertentu yang rukit yang mesti dilalui sebelum tenun berproses. Butuh waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan untuk menyelesaikan satu proses penenunan.
Kain tenun Simbuang bisa dimanfaatkan sebagai bahan setelan jas, model kemeja, dll. Tampil modis dengan kain tenun ini pun tak akan  ketinggalan. Saya yakin, kualitas dan corak kaintenun Simbuang tak kalah dengan jenis kain serupa dari seluruh wilayah Indonesia. Harga memang cenderung agak mahal, tetapi ketika menyelami setiap proses yang ada, harga yang ditawarkan penenun sebenarnya belum sepadan.
Proses promosi dan pemasaran kain tenun Simbuang terbilang minim. Hanya tersebar melalui postingan warga atau orang di media sosial.Â
Secara pribadi, saya mendukung penuh pembelian kain Simbuang bagi setiap tamu atau pejabat yang berkunjung di sana. Saran saya, sebaiknya kita membeli dibandingkan menerima gratis dari warga. Pertimbangan saya adalah prosesnya yang rumit dan juga pengembangan usaha ekonomi kreatif.
Ditinjau dari sisi warisan budaya nasional, kualitas, nilai historis, dan potensi ekonominya, kain tenun Simbuang memiliki peluang untuk bisa menembus pasar kain nasional. Namun, ini adalah tantangan bagi dinas pariwisata dan dekranasda Tana Toraja untuk mendorong pemasaran kain tenun ikonik dari Simbuang. Jika memungkinkan, dinas pariwisata tingkat provinsi hingga level kementerian turut mendorong promosi dan pemasaran kain tenun Simbuang dibantu pemda setempat. Kain tenun Simbuang wajib dilestarikan sebagai warisan kekayaan daerah, nasional dan bahkan dunia.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H