Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ujian Akhir yang Menantang tapi Membuat Ceria Siswa

14 Maret 2024   10:37 Diperbarui: 14 Maret 2024   10:39 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ujian adalah proses penilaian terakhir untuk siswa sebagai syarat menuntaskan pendidikannya pada salah satu jenjang persekolahan. Ujian identik dengan soal pilihan ganda. Seringkali pula kombinasi pilihan ganda dan esai.

Pada jenjang SMA, sebelum siswa dinyatakan lulus, mereka terlebih dahulu harus melewati dua jenis Ujian, yakni Ujian Praktik dan Ujian sekolah. Oya, Ujian nasional sudah ditiadakan sejak memasuki kurikulum 2013. Syarat lulus siswa ditentukan oleh Ujian sekolah.

Berbicara Ujian Praktik, jenis Ujian ini juga sering menjadi momok bagi siswa. Seperti yang terjadi pada bidang studi yang masuk rumpun bahasa. Khusus bahasa Inggris,Ujian Praktik pasti terkait langsung dengan Ujian tertulis berupa membuat esai panjang atau Ujian Praktik dalam bentuk speaking berupa wawancara. 

Seperti diketahui, tak semua siswa nyaman dengan Ujian menulis teks, apalah itu teks cerita, pidato, debat, laporan pengalaman, deskripsi atau teks analisis. Terlebih jika siswa tidak diizinkan menggunakan alat bantu berupa kamus dan handphone.

Pada Ujian Praktik menguji kemampuan speaking, siswa lebih terbebas lagi mengingat kemampuan berbahasa Inggris siswa, khususnya di daerah masih terbatas. Ujian Praktik yang dirasa memberatkan siswa justru membuat banyak siswa tertekan, stres dan memilih menunda Ujian.

Maka terkait dengan itu, saya selaku guru bahasa Inggris membuat terobosan baru dengan menawarkan jenis Ujian Praktik kepada siswa. Cara ini sudah saya terapkan sejak 6 tahun yang lalu. Adapun ujian Praktik ini terkait dengan kemampuan siswa dalam mempresentasikan kompetensinya menggunakan bahasa Inggris secara lisan dan tulisan.

Saya memberikan pilihan Ujian Praktik kepada siswa yakni membuat video prosedural, menulis cerita, wawancara, dan menyanyikan lagu bahasa Inggris. Pilihan akhirnya jatuh pada menyanyi.

Setelah disepakati, maka lagu bahasa Inggris yang dinyanyikan disesuaikan dengan materi ajar yang ada di Kurikulum 2013. Lirik lagu bahasa Inggris diajarkan selama tiga tahun di SMA, yakni pada semester kedua pada kelas X, XI dan XII.

Terdapat dua kompetensi dasar siswa yang diujikan, yaitu menafsirkan fungsi sosial dan unsur kebahasaan lirik lagu terkait kehidupan remaja dan menangkap makna secara kontekstual terkait fungsi sosial dan unsur kebahagiaan lirik lagu terkait kehidupan remaja.

Berbekal dua kompetensi dasar ini, dimuat dalam dua indikator pencapaian kompetensi, yakni menirukan  lirik lagu secara lisan dengan baik dan benar. Indikator kedua yakni menyajikan tafsiran  makna isi/lirik lagu.

Fokus penilaian Ujian Praktik ini adalah penilaian kemampuan speaking (berbicara). Aspek-aspek yang dinilai, antara lain pengucapan (pronunciation), kelancaran (fluency), ketepatan makna (accuracy), kreatifitas (creativity) dan tafsiran (interpretation).

Oleh karena Ujian praktik ini menguji kemampuan berbicara maka, siswa fokus pada speaking-nya.

Dalam pelaksanaan Ujian Praktik ini, siswa diberikan pilihan untuk presentasi lagu secara solo, duet,  trik, atau kelompok. Lagu bahasa Inggris dibebaskan kepada siswa untuk memilihnya. Terkait kreatifitas, siswa boleh menggunakan alat musik seperti gitar, dengan dan alat musik lainnya. Secara accapella atau tanpa alat musik pun dibolehkan. Semuanya lewat kesepakatan bersama dengan siswa.

Peserta ujian Praktik yang berkebutuhan khusus. Sumber: dokumentasi pribadi.
Peserta ujian Praktik yang berkebutuhan khusus. Sumber: dokumentasi pribadi.

Pada Ujian Praktik bahasa Inggris yang telah saya uji hari ini, dua kelas yang saya uji berhasil selesai dengan baik. Rata-rat siswa berkelompok empat orang. Hanya ada satu siswa yang memilih menyanyi sendiri. Kebetulan ia berkebutuhan khusus. Luar biasanya, ternyata ia bisa tampil dengan baik, bahkan interpretasinya pun cukup bagus. Dua minggu sebelum ujian Praktik, siswa berkebutuhan khusus  ini saya berikan pilihan. Pada akhirnya, ia mau Ujian Praktik dengan menyanyikan lagu bahasa Inggris dan menginterpretasinya. 

Setelah Ujian Praktik selesai, siswa terlihat senang. Ujiannya menghibur sekaligus menguji kemampuan pengucapan kata-kata dalam bahasa Inggris. Memang mereka sedikit terkendala pada interpretasi  lagu. Tapi inilah tantangan yang sebenarnya selain percaya diri. 

Pada presentasi interpretasi, siswa justru mengarah ke curhat pengalaman pribadi terkait isi lirik lagu. Bahkan, sejumlah siswa membuat refleksi. 

Ujian Praktik selesai dengan suasana nano-nano pada pribadi siswa. Mereka telah Ujian dengan riang gembira.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun