Thailand tengah menerapkan sebuah kebijakan baru terkait kehadiran turis asing. Kebijakan dari negeri Gajah Putih ini tentunya diambil melalui pertimbangan yang matang. Sudah pasti pula telah melalui sejumlah penelitian. Sehingga plus dan minus kebijakan ini sudah ada yang mendasari.
Pembatasan turis asing masuk ke sebuah negara bertujuan untuk mendapatkan turis asing berkualitas. Takaran ini bermakna bahwa turis asing itu ramah, tidak membuat onar, tidak merugikan warga lokal dan mampu menjadi penggerak perekonomian tempat yang dikunjunginya.
Di Indonesia, kebijakan ini perlu diterapkan mengingat telah terjadi beberapa kasus di mana turis asing membuat ulah. Ada yang bersitegang dengan pihak kepolisian karena melanggar lalu lintas, ada yang mabuk-mabukan, ada yang menjadi buronan interpol dan sejumlah kasus lainnya.
Akan tetapi, sebelum benar-benar diterapkan, sangat perlu ada kajian secara menyeluruh untuk kebutuhan pariwisata, khususnya di daerah-daerah. Memang harus diakui bahwa sejumlah kasus turis asing yang berbuat ulah terjadi di surga pariwisata nasional, seperti di pulau dewata, Bali. Lalu, bagaimana dengan pertumbuhan pariwisata di daerah, semisal Toraja?
Selama puluhan tahun, sektor pariwisata adalah salah satu penghasilan pendapatan asli daerah terbesar di Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara. Kehadiran turis asing akan menghidupkan industri pariwisata. Guide-guide lokal asli Toraja akan mendapatkan pekerjaan dengan datangnya turis mancanegara.Â
Berbicara tentang hunian hotel dan sejenisnya, saat ini industri penginapan tengah bertumbuh kembali di Toraja setelah pandemi Covid-19 berakhir. Banyak hotel-hotel kelas melati terbaru yang tengah beroperasi sebagai respon terhadap tingginya kunjungan turis dari luar negeri ke Toraja. Begitupun dengan homestay warga lokal di perkampungan berupa hunian turis di rumah adat tradisional, tongkonan.
Mulai normalnya kembali kunjungan turis asing di Bumi Lakipadada turut menghidupkan industri kreatif selevel UMKM. Kini, sudah mulai banyak pelaku industri ini yang bergerak di bidang penjualan pernak-pernik, merchandise khas Toraja. Jika dulunya mereka hanya menjual di pasar-pasar tradisional, kini mereka mulai berani membangun gerai sendiri atau membuka lapak di objek wisata.Â
Belum pernah ada laporan kejadian kasus kriminal di Toraja. Meskipun banyak turis backpaker yang wara-wiri di Toraja, mereka justru makin akrab dengan warga lokal.Â
Sejauh ini, pariwisata Toraja sedang menuju ke arah yang baik. Terlebih kunjungan para turis YouTuber dan Vlogger, seperti Kristian Hansen. Kehadirannya banyak memberikan kontribusi positif akan pengelolaan objek wisata. Ia mempromosikan pariwisata Toraja lewat Traveloka.Â