Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Turis Asing Dibatasi? Tunggu Dulu!

10 Maret 2024   17:49 Diperbarui: 10 Maret 2024   20:19 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua minggu yang lalu saya secara tidak sengaja bertemu Kristian Hansen. Sore itu ia membawa motor gede KTM bernama Macan ke pencucian motor yang ada  di samping rumah. Meskipun pertemuan kami singkat, tetapi sangat berkesan. Ia mengeksplor sejumlah titik objek wisata di Toraja Utara dan Tana Toraja. Lewat postingan video reels di Instagram dan video di YouTube, spot-spot wisata Toraja makin dikenal dunia.

Pada kesempatan yang lain, saya juga bertemu dengan sepasang turis dari Belanda. Kami bertemu di acara Rambu Solo' (upacara kematian/kedukaan). Dalam perbincangan kami, keduanya datang dalam rangka membuat proyek film dokumenter berbasis budaya dan kearifal lokal untuk saluran National Geographic. Kegiatan turis asing yang berbaur dengan warga lokal selama berhari-hari ini bukankah menghidupkan industri pariwisata lokal.

Maka terkait dengan kondisi pertumbuhan pariwisata di daerah, sebaiknya kebijakan secara nasional untuk membatasi turis asing masuk di Indonesia perlu dikaji secara mendalam. Jangan sampai kebijakan pembatasan tersebut justru mematikan industri pariwisata lokal. 

Opsi yang sebaiknya diterapkan adalah melakukan filter terhadap turis asing yang akan berkunjung ke Indonesia. Salah satu wujud filter ini berupa identifikasi maksud dan tujuan kunjungan turis asing ke Indonesia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun