Bulan toleransi, nama yang tepat untuk bulan Maret-April 2024 di Toraja. Mengapa demikian? Alasannya adalah pada kedua bulan ini terjadi dua perayaan hari besar keagamaan di Toraja.
Perayaan pertama adalah hari raya Paskah yang dilaksanakan oleh warga Toraja penganut agama Kristen dan Katolik. Sementara perayaan kedua adalah hari raya Idul Fitri pada bulan April yang akan dirayakan oleh warga Toraja beragama Islam.
Toleransi menjadi salah satu ciri khas masih berlangsungnya kerukunan umat beragama di daerah yang sering dikenal dengan Bumi Lakipadada. Di antara penganut Kristen, Katolik dan Islam, selalu terjalin kerja sama yang rukun dari mereka dalam hal perayaan atau kegiatan keagamaan.
Saat ini warga Kristen dan Katolik sedang menjalani masa pra Paskah. Ini adalah masa penantian memasuki Jumat Agung. Pada masa ini, banyak warga Kristen Toraja memasang simbol menyambut Paskah. Salah satu simbol yang kini sedang marak dipasang adalah simbol salib putih yang dililit dengan kain ungu.Â
Jika berjalan-jalan menyusuri sejumlah tempat di Toraja, pemandangan salib ini akan banyak dijumpai. Simbol salib telah terpasang sejak tanggal 15 Februari yang lalu setelah ibadah Rabu abu sehari sebelumnya. Salah satu lokasi yang ramai simbol Paskahnya adalah jalan trans Sulawesi dari kota Makale menuju Mamasa. Kemudian, paling ramai di Kelurahan Tarongko'.Â
Di tengah pemasangan simbol ini, warga non Kristen yang diapit oleh warga Kristen tidak terganggu karena ini adalah bagian dari refleksi iman kepercayaan masing-masing.
Pada sisi lain, warga Toraja yang Muslim saat ini juga sedang menyelenggarakan kegiatan Porseni sebelum memasuki bulan suci Ramadhan. Dalam hal persiapan dan kepanitiaan, turut dilibatkan pula warga non Muslim sebagai panitia lomba. Hal ini lumrah terjadi di Toraja mengingat baik warga Kristen, Katolik dan Muslim, sebenarnya mereka masih memiliki hubungan tali persaudaraan.
Pada bulan toleransi ini, warga Toraja yang beragama Kristen, Katolik dan Islam sudah merancang jauh-jauh teknis pelaksanaan berbagai kegiatan dalam merayakan hari besar keagamaannya. Salah satunya, ketika pelaksanaan rangkaian acara Jumat Agung yang dipusatkan di kota Makale, akan dilibatkan warga Muslim sebagai bagian dari personil keamanan kegiatan.
Hal yang sama terjadi pada perayaan Paskah tiga hari kemudian yang juga dipusatkan di sekitar kota Makale. Maka mesjid yang berdekatan dengan gereja akan meminjamlan halaman mesjid sebagai lahan parkir warga.