Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pendeta Yunus Marthen Baso, Pegiat Kesehatan Ternak dan Pengembangan Ekonomi di Toraja

2 Maret 2024   11:32 Diperbarui: 3 Maret 2024   17:45 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendeta Baso memberikan ceramah pengembangan ekonomi warga gereja. Sumber: koleksi pribadi pendeta Baso.

Ternak adalah salah satu sumber daya yang banyak membantu kelangsungan hidup masyarakat di daerah. Ternak tidak hanya sebagai sumber protein, melainkan juga bisa berperan sebagai sumber kesejahteraan ekonomi dan penunjang kegiatan sosial budaya. 

Di wilayah Tana Toraja dan Toraja Utara serta sejumlah kabupaten yang beririsan dengan Toraja, ternak seperti kerbau, babi, sapi dan kambing adalah peliharaan utama warga. Latar belakang agama yang mayoritas Kristen dan penganut kepercayaan Aluk Todolo, membuat kerbau dan babi adalah ternak yang paling banyak dipelihara oleh warga Toraja. Sementara sapi dan kambing banyak diterapkan warga di daerah yang berbatasan dengan Kabupaten Enrekang.

Memelihara ternak lokal seperti kerbau dan babi bukan tanpa masalah. Saat ini, di hampir seluruh wilayah Toraja, sedang terjadi kasus kematian ternak yang cukup tinggi. Sudah ribuan babi dan puluhan kerbau mati karena penyakit. Angka ternak babi yang mati, jumlah tertinggi terjadi di sekitar Palopo, Luwu hingga Luwu Timur. Kondisi ini membuat pasukan ternak babi dari luar Toraja ditutup.

Babi adalah ternak yang paling menderita saat ini. Serangan virus flu babi Afrika telah banyak mematikan ternak babi. Dua pusat perdagangan ternak, yakni Pasar Makale di Tana Toraja dan Pasar Bolu di Toraja Utara susah sepi dari penjualan ternak babi sejak setahun terakhir. Sementara kerbau pun juga mengalami serangan penyakit misterius yang tiba-tiba membuat kerbau mati. Penyakit misterius yang menyerang kerbau ada yang memiliki gejala keluar ulat dari mata. Selang tiga hari kemudian kerbau mati.

Akan tetapi warga Toraja tidak terlalu khawatir dengan keadaan merebaknya penyakit yang menyerang ternak babi dan kerbau. Ada satu orang pegiat sekaligus pecinta ternak yang tak henti-hentinya turun tangan membantu dan menolong warga. Dia adalah pendeta Yunus Marthen Baso. 

Salah satu pendeta senior Gereja Toraja ini memang memiliki keahlian khusus di bidang peternakan. Mulai dari pengembangan ternak, pembuatan pakan, penjualan dan yang paling pokok adalah pencegahan dan pengobatan penyakit ternak. Keahliannya di bidang peternakan ini tak pernah dilaluinya lewat pendidikan formal. Semua ilmu yang dimilikinya bersumber dari pengetahuan/pengalaman secara otodidak. Pengalaman itulah yang kemudian membawa pendeta yang akan segera memasuki masa pensiun ini sering mengikuti pelatihan serupa hingga ke luar negeri.

Berbekal pengetahuan seputar bakteri dan virus yang rentan menyerang ternak kerbau dan babi ini pula yang membuat pendeta yang akrab disapa pendeta Baso ini tiada henti bergelut dengan kandang-kandang ternak di wilayah Toraja. Pendeta yang kini bertugas di Gereja Toraja Jemaat Bukit Sion Salubarani, pintu masuk wilayah Tana Toraja di tapal batas Enrekang-Toraja hampir setiap hari ia melayani panggilan warga yang mengalami kendala kesehatan.

Pendeta Baso mencampur obat untuk suntikan ternak babi. Sumber: Dokumentasi Pribadi.
Pendeta Baso mencampur obat untuk suntikan ternak babi. Sumber: Dokumentasi Pribadi.

Tips sederhana pendeta Baso dalam menghadapi serangan virus ke ternak babi adalah hindari meludah di sekitar kandang babi. Jangan berinteraksi dengan ternak seusai makan daging atau memegang daging mentah dari babi. Selain itu, jangan izinkan orang lain menginjak kandang babi.

Profesi sebagai pelayan di tengah-tengah  warga Gereja Toraja tak membuat semangat pendeta Baso kendor untuk terjun mengembangkan potensi ekonomi masyarakat. Semua ilmu terkait ternak ia salurkan kepada warga yang menginginkannya. Sudah tak terhitung volume perjalanannya ke kampung-kampung untuk menjadi instruktur pengembangan ekonomi jemaat lewat peternakan babi dan kerbau.

Selama kurang lebih 5 tahun pendeta Baso melayani di perbatasan Enrekang-Tana Toraja, ia kerap juga memberikan pelatihan sederhana kepada warga Muslim yang berniat mengembangkan peternakan sapi dan kambing. Warga yang butuh pengetahuan biasanya datang ke rumah pendeta (pastori) yang ada di belakang Gereja Toraja Jemaat Bukit Sion Salubarani.

Foto bersama pendeta Baso usai ibadah hari Minggu. Sunber: Dokumentasi Pribadi.
Foto bersama pendeta Baso usai ibadah hari Minggu. Sunber: Dokumentasi Pribadi.

Pendeta Baso tak segan pula untuk memeriksa kondisi ternak warga tetangga dan menyuntiknya jika diperlukan. Ia sering dipanggil warga untuk memeriksa masa kesuburan ternak sapi dan kerbau. 

Di kesempatan lain, jika ada kegiatan sosial seperti kesukaan dan syukuran, tanpa melalui wadah resmi, pendeta Baso berbagi informasi tentang cara mudah menyuntik ternak yang sakit, asupan gizi bagi ternak yang kurus dan malas makan, cara membuat pakan ternak dan cara mencegah datangnya penyakit ternak babi, seperti virus Afrika.

Apakah pendeta Baso menetapkan tarif atas pelayanan sosialnya? Berdasarkan pengalaman saya bersama beliau, semua tugas mengunjungi kandang ternak dilakukannya tanpa bayaran. Ia hanya meminta pengganti obat jika diperlukan. Sebagian besar layanannya bersifat gratis.

Pendeta Baso memberikan ceramah pengembangan ekonomi warga gereja. Sumber: koleksi pribadi pendeta Baso.
Pendeta Baso memberikan ceramah pengembangan ekonomi warga gereja. Sumber: koleksi pribadi pendeta Baso.

Pelayanan sosial di tengah pekerjaan bapak Baso sebagai pendeta hingga kini tetap berjalan normal. Niatnya sederhana saja, bagaimana ia bisa mengembangkan potensi ekonomi jemaat. Hasil karyanya sebagai pendeta dan mentor pengembangan ekonomi bisa dilihat di Kelurahan Salubarani, Kecamatan Gandangbatu Sillanan, Kabupaten Tana Toraja, secara khusus warga gereja Toraja Jemaat Bukit Sion Salubarani. Puluhan rumah tangga kini sukses sebagai peternak babi lokal. Jumlah ternak babi tiap rumah tangga paling kurang 10 ekor babi dewasa. Banyaknya babi warga membuat 20 persen warga Kristen di Kelurahan Salubarani kini menjadi salah satu penyuplai ternak babi siap potong dan anak babi di wilayah Toraja. 

Begitupun dengan ternak kerbau. Pendampingan pendeta Baso kepada peternak lokal sukses membuat warga gereja dan Muslim bersemangat untuk memelihara kerbau. Jika ada kendala pada ternak, warga tinggal menelepon pendeta Baso. 

Ketika memasuki masa pensiun dalam tiga tahun ke depan, pendeta Baso tetap akan melanjutkan niat mulianya  untuk mengembangkan potensi ekonomi warga, khususnya di bidang peternakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun