Saya sebagai guru di sekolah negeri, mengapresiasi program pemberian susu dan makan siang gratis pada anak sekolah. Salah satu tujuannya adalah memperbaiki kualitas gizi anak. Namun, ada masalah yang akan timbul nantinya.Â
Keberpihakan pada UMKM yang membuka kantin di sekolah akan minim. Bisa saja kantin sekolah akan tutup karena siswa sudah membawa bekal dari rumah dan diberi lagi makan siang dan susu gratis.Â
Lalu, seperti apa menunya setiap hari? Apakah semua siswa cocok dengan susu? Apalagi sekelas susu kotak Ultra Milk dan Indo Milk yang banyak tersedia di kantin sekolah.Â
Selanjutnya, apakah akan timbul kemandirian peserta didik ketika dimanjakan dengan makan siang gratis? Saya justru khawatir akan lebih banyak menimbulkan generasi yang malas.Â
Menurut Ganjar, stunting dan gizi buruk adalah dua hal yang berbeda. Stunting terkait dengan masalah pertumbuhan yang tidak layak dan proporsional pada anak-anak. Di sisi lain, gizi buruk terkait dengan asupan nutrisi yang tidak memadai.Â
Ganjar meramu program di bidang kesehatan, pendidikan dan pembangunan harus seimbang dan merata, yakni semua orang memiliki peran yang sama dalam mendapatkan ketiganya. Penekanan pokok Ganjar adalah hak mereka yang ada di wilayah terpencil.
Dalam beberapa kali pemaparannya, Ganjar menyebut keberpihakannya pada daerah terpencil. Mungkin ini ada pula kaitannya dengan dampak hilirisasi tambang yang mana telah seringkali merugikan warga di daerah terpencil yang lahannya masuk daerah pertambangan.Â
Program hilirisasi capres Prabowo Subianto memiliki tujuan yang baik, akan tetapi pelaksanaannya barangkali yang mesti ditinjau ulang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H