Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Strategi Pengelolaan Objek Wisata Alam

1 Februari 2024   15:02 Diperbarui: 1 Februari 2024   17:02 966
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekitar 12 ATV dengan mesin baru produksi VIAR terparkir dan siap melayani pengunjung setiap hari. Terdapat dua rute yang disiapkan pengelola dengan tarif berbeda. Untuk rute pendek sejauh 3 km pergi pulang, dibanderol dengan tarif Rp. 100.000. Sementara untuk rute panjang, sejauh 6 km, dipatok tarif Rp. 200.000.

Berdasarkan pantauan saya ketika mengunjungi objek wisata ini selama dua hari berturut-turut, pengunjung dari usia rata-rata milenial tetap ada setiap hari. Spot paling ramai Pengunjung adalah jalur ATV. 

Kolam renang yang sementara dibangun di lokasi objek wisata. Sumber: dok. pribadi. 
Kolam renang yang sementara dibangun di lokasi objek wisata. Sumber: dok. pribadi. 

Untuk mendukung sisi sustainable objek wisata, pihak Bumdes Lembang Pa'tengko juga membangun kompleks kolam renang. Lokasinya ada di puncak bukit Objek Wisata Hutan Pinus Kambuno. Kolam renang ini bertujuan untuk menjawab animo warga Toraja yang biasa mengunjungi objek wisata yang memiliki kolam renang sebagai tujuan utamanya. 

Terdapat dua kolam renang yang dibangun dengan biaya Rp. 400.000.000. Saat ini masih dalam tahap penyelesaian. Pemandangan dari lokasi kolam renang nantinya cukup indah dengan hamparan hutan pinus, lahan pemukiman dan perkebunan warga setempat. 

Untuk menunjang sisi kebersihan dan keasrian lokasi, pemerintah Lembang Pa'tengko menjadwalkan hari pembersihan massal di lokasi objek wisata dua kali sebulan.

Sementara di sekitar lokasi objek, sudah disediakan tempat-tempat sampah. Terdapat juga plakat-plakat kayu dengan tulisan ajakan untuk merawat lingkungan. 

Pendekatan peduli lingkungan sangat dikedepankan oleh pengelola. Tidak ada penggunaan herbisida untuk memastikan rumput. Ada alasan dasar yang menarik, yakni penggunaan herbisida akan membuat tanah keropos dan membuat pohon pinus mudah tumbang. Selain itu, tanah mudah becek di kala musim hujan dan kontur tanah yang dominan tanah Merah dan berbukit mudah longsor. 

Oleh karena Objek Wisata Hutan Pinus Kambuno juga selama ini menjadi primadona kegiatan berkelompok, seperti ibadah, study tour, rapat organisasi, dll, maka pengelola juga telah membangun aula baru. Ukurannya lebih luas dari aula terdahulu. Aula lama hanya mampu menampung sekitar 60 kursi. Untuk aula terkini mampu menampung 200 kursi. 

Ada pula pembaruan dan penambahan pondok-pondok mungil menyerupai gazebo. Jika, malam hari, lokasi di sekitar objek wisata makin semarak dengan telah dipasangnya ratusan balon lampu listrik. Jika berfoto atau berswafoto di malam hari, akan sangat instagrammable sekali. 

Di tengah kompleks utama objek wisata, ada panggung terbuka dengan bangku-bangku dari kulit pohon pinus. Nilai estetika, natural dan kembali ke alam adalah konsep yang ditanamkan oleh pengelola. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun