Akan berbeda cerita dan suasana andaikata yang menyanyikan lagu Aku Bukan Jodohnya ini benar memiliki riwayat masa lalu dengan salah satu mempelai di pelaminan. Bisa saja suasana resepsi menjelma seperti drama Korea atau serial film India.Â
Tetapi itulah bagian dari pekerjaan, bisnis, promosi dan resepsi. Judul lagu, tema dan situasi tidak matching, tetapi tetap menghibur karena bukan audisi atau lomba. Suara biduan jernih dan merdu akan menaikkan nilai jual salon dan penyanyi yang tampil.Â
Aku Bukan Jodohnya menjadi salah satu bagian dari bisnis usaha resepsi perkawinan. Keindahan suara lebih diharapkan dibanding kesesuain tema lagu. Suara merdu juga secara otomatis menjadi promosi untuk biduan dan biduanita.Â
Para penyanyi pun hanya menjalankan permintaan lagu dari keluarga atau tamu. Keluarga senang, tamu merespon dengan positif akan mendongkrak nilai kepopuleran penyanyi lokal di daerah.
Satu lagi, lagunya bagus dan suara merdu akan membuat pula resepsi perkawinan bersangkutan akan menjadi buah bibir di tengah masyarakat.Â
Jadi, jika menjawab pertanyaan layak atau tidak menyanyikan lagu patah hati semacam Aku Bukan Jodohnya dan sejenisnya di acara resepsi perkawinan, bagi saya sah-sah saja dan layak. Konsep resepsi hanya sebatas menghibur warga dan tamu undangan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H