Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Kabar Anak Pertama

25 Januari 2024   09:50 Diperbarui: 25 Januari 2024   15:14 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi percakapan di kegiatan kemasyarakatan. Sumber foto: dok. pribadi.

Pada suatu pagi, di sebuah kampung di Kecamatan Gandangbatu Sillanan, Kabupaten Tana Toraja sedang ada kegiatan kemasyarakatan. Ada warga yang akan mengadakan pesta perkawinan anak. Para tetangga, warga sekitar kampung dan handai taulan dari berbagai kampung pun hadir. Mereka dengan penuh keiklasan memberi bantuan berupa materi, pikiran, waktu dan tenaga. 

Para ibu-ibu dan remaja wanita berkumpul di bagian belakang atau dapur untuk menyiapkan makanan dan minuman bagi warga yang membantu pekerjaan. Ada yang memasak nasi, merebus air, membuat kopi dan teh, dll. Sementara para bapak -bapak dan remaja pria bergotong-royong membuat pondok. Saya juga ikut terlibat membantu pembuatan pondok.

Lalu, tibalah waktu coffee break  sekitar pukul sepuluh pagi. Para wanita berjalan dengan membawa nampan berisi gelas dan aneka kue. Selebihnya membawa ceret berisi kopi dan teh. Di sela-sela sesi minum kopi, bertemulah Pong Abner dan Indo' Lisa. Pong Abner mendekati Indo' Lisa dan menyalaminya. Mereka berdua duduk di sebuah potongan bambu.

Oi.... Indo'na Lisa, umbanakua kareba (Mama Lisa, apa kabar?)

O.... Kareba mellong, indanna o mo ko mu? (Kabar baik, bapak siapa lagi ya?)

E .... aku te Pong Abner, sanga baitti'ku disanga Polu'. Ommu tang ingkilalaimo'? Lai' Matta' ko to? (Saya ini bapaknya Abner, nama kecilku Polu'. Kok sudah lupa sama saya? Kamu Matta' kan?)

So' Polu' pale'na. Maganta' bang sia ko iko susi tonna massikola pi ki'. (Ternyata Polu'. Kamu masih gagah sama seperti waktu kita kuliah dulu).

Inang aku mo aka maganta'na lan kelas ta. Susi bang sia iko, paling magarattakna lan kelas. Iko manda disialai lan kelas ta tonna te'e. (Kan saya yang paling gagah dalam kelas kita. Sama seperti kamu yang menjadi siswa paling cantik dalam kelas kita dulu.)

Mereka berdua tertawa lepas penuh keakraban sambil mengurai pengalaman masa SMA. Banyak hal mereka ceritakan satu sama lain. Saya yang hanya duduk mendengar di samping mereka sering tertawa sendiri mendengar celoteh-celoteh keduanya. Oya, bapak Abner memiliki karakter suka bergurau. Meskipun wajahnya terlihat sangar, tapi ia orang yang ramah dan sekali lagi suka melucu dan berbuat usil.

Setelah puas cerita masa lalu, topik pembicaraan mereka berpindah ke pekerjaan dan keluarga. 

Onna umba mi mu nai torro to temo, Pong Abner. Anna apa tu jamaanmu? (Lalu, di mana kamu tinggal sekarang, bapaknya Abner. Apa pekerjaannya?)

Torro jio na' liu Morowali, mak'karruk-karruk bang mi ki' ka iko e. Disanga len na' i ma'jama dio perusahaan nikel. Ya anna iko umba bangko nai te' pirang attu? (Saya tinggal di Morowali, bekerja serampangan. Ya, saya bekerja sebagai karyawan di perusahaan nikel. Kalau kamu, selama ini tinggal di mana?)

Inde bang sia na' liu kampong mane e. Jio bang da' liu bara'ba' keallo. Anna pira mi tu anakmu? (Saya di kampung saja, bekerja di kebun. Sudah berapa anakmu?)

Ta'garan inde bangko pale' iko liu kampong baine. O tallu mo aku tu anakku, apa mesa' sia di tu indo'na to hehehehe. (Ternyata kamu karatan di kampung ya. Anakku sudah tiga, dan istri hanya satu hehehehe.)

Sambil meneguk sisa kopi terakhir di gelasnya, Pong Abner menyambung pertanyaannya kepada Indo' Lisa.

Eee...umba di iko na nai to anak jolomu totemo? (Ngomong-ngomong, anak pertamamu di mana sekarang?)

Mendengar pertanyaan Pong Abner, Indo' Lisa langsung berdiri dari tempat duduknya dengan wajah serius dan agak sedikit emosi.

Apa so' Polu', musanga da' ka iko penduanmo' kemuane? (Apa Polu', kamu kira saya sudah dua kali menikah?)

Pong Abner justru tertawa terbahak-bahak. Saya dan beberapa orang yang mendengarnya juga ikut tertawa. 

Dengan masih tertawa, Pong Abner lalu melanjutkan kalimatnya.

Kukuadi, ya tu anak bunga'mu, umba mi na nai to temo. (Maksud saya, anak pertamamu di mana dia sekarang?)

Mungkin karena terlanjur sedikit emosi dan malu karena tawa orang-orang serta sudah berjalan berlalu meninggalkan kami, Indo' Lisa hanya menoleh dan membalas.

"Dikua taek ta assalan mekutana bang. Tangku purai to' dikuan susi to'o. (Jangan asal bertanya. Saya tidak suka ditanya seperti itu.)

Kami masih tertawa mendengarnya. Pada akhirnya Pong Abner meminta maaf kepada Indo' Lisa atas pertanyaan usilnya.

Dalam percakapan dan bahasa sehari-hari orang Gandangbatu Sillanan, istilah anak jolo memiliki dua pemahaman. Pemahaman pertama, anak jolo artinya anak dari pasangan (suami/istri) pertama. Artinya, seseorang telah menikah lebih dari dua kali. Sementara pemahaman kedua, anak jolo diartikan sebagai anak pertama. 

Ini mirip pemahamannya dengan istilah anak undi yang juga bermakna ganda, yakni anak undi (anak terakhir) dari pasangan (suami/istri) terakhir dan anak undi (anak bungsu).

Frase anak jolo memang lebih dominan ke arti yang negatif dalam bahasa sehari-hari di Toraja, khususnya bagi warga Kecamatan Gndangbatu Sillanan. Orang akan lebih mudah memahami dan menerima maknanya jika anak pertama dikatakan sebagai anak bunga' atau anak pa'bunga'. Bunga'/pa'bunga' artinya awal atau pertama.  Pun halnya anak undi (anak bungsu) yang sama artinya dengan anak tampak (anak terakhir).

Bagi orang yang kurang familiar dengan gurauan khas orang Gandangbatu Sillanan, biasanya akan sedikit tersinggung, sama seperti yang terjadi pada Indo' Lisa. Akan tetapi, semuanya akan saling menerima dan teman-teman diberikan penjelasan. Kadang kala, penggunaan istilah-istilah jenaka ini dijadikan sebagai asesmen apakah orang tersebut dapat menerima candaan atau tidak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun