Mungkin karena terlanjur sedikit emosi dan malu karena tawa orang-orang serta sudah berjalan berlalu meninggalkan kami, Indo' Lisa hanya menoleh dan membalas.
"Dikua taek ta assalan mekutana bang. Tangku purai to' dikuan susi to'o. (Jangan asal bertanya. Saya tidak suka ditanya seperti itu.)
Kami masih tertawa mendengarnya. Pada akhirnya Pong Abner meminta maaf kepada Indo' Lisa atas pertanyaan usilnya.
Dalam percakapan dan bahasa sehari-hari orang Gandangbatu Sillanan, istilah anak jolo memiliki dua pemahaman. Pemahaman pertama, anak jolo artinya anak dari pasangan (suami/istri) pertama. Artinya, seseorang telah menikah lebih dari dua kali. Sementara pemahaman kedua, anak jolo diartikan sebagai anak pertama.Â
Ini mirip pemahamannya dengan istilah anak undi yang juga bermakna ganda, yakni anak undi (anak terakhir) dari pasangan (suami/istri) terakhir dan anak undi (anak bungsu).
Frase anak jolo memang lebih dominan ke arti yang negatif dalam bahasa sehari-hari di Toraja, khususnya bagi warga Kecamatan Gndangbatu Sillanan. Orang akan lebih mudah memahami dan menerima maknanya jika anak pertama dikatakan sebagai anak bunga' atau anak pa'bunga'. Bunga'/pa'bunga' artinya awal atau pertama.  Pun halnya anak undi (anak bungsu) yang sama artinya dengan anak tampak (anak terakhir).
Bagi orang yang kurang familiar dengan gurauan khas orang Gandangbatu Sillanan, biasanya akan sedikit tersinggung, sama seperti yang terjadi pada Indo' Lisa. Akan tetapi, semuanya akan saling menerima dan teman-teman diberikan penjelasan. Kadang kala, penggunaan istilah-istilah jenaka ini dijadikan sebagai asesmen apakah orang tersebut dapat menerima candaan atau tidak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H