Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Catenaccio Mahfud dan Serangan Balik Terkait Isu Lingkungan, Agraria dan Masyarakat Adat

23 Januari 2024   08:04 Diperbarui: 23 Januari 2024   08:12 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prof. Mahfud MD pada sesi debat cawapres kedua. Sumber foto: Kompas TV

Calon Wakil Presiden nomor urut 3, Prof. Mahfud MD menuntaskan debat kedua cawapres atau debat keempat pilpres 2024 dengan sentimen yang lebih positif. Debat yang berlangsung pada Minggu, 21 Januari 2024  di Jakarta Convention Center berlangsung menarik sejak sesi pertama hingga sesi terakhir. Tema debat adalah seputar pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa.

Siapakah yang unggul pada debat keempat pilpres? Setiap orang dan setiap pendukung calon telah memiliki jagoannya masing-masing. Apapun komentarnya, yang unggul adalah yang telah dijagokan sejak awal. 

Saya yang mengikuti debat dari awal hingga akhir memiliki penilaian tersendiri. Penilaian ini bukan berarti dukungan. Saya meninjaunya dari sisi fakta di lapangan yang dikaitkan dengan isu pembahasan. 

Terdapat sejumlah poin positif Mahfud MD dalam debat kali ini. Berlatar belakang akademis, pertanyaan dan jawaban Mahfud lebih spesifik. Sehingga tidak terlihat menyampaikan argumen yang datar, retorika dan normatif.  Profesor bidang hukum yang juga masih menjabat Menkopulhukam ini mampu tampil dengan tenang. 

Secara umum cawapres Mahfud memainkan strategi catenaccio khas Italia dan Juventus dalam debat kedua cawapres. Pertahanan awal Mahfud susah nampak dalam tiga kata kunci visi misi program terkait isu lingkungan, yakni Tuhan, Alam dan Manusia. 

Pola catenaccio Mahfud berikutnya adalah ketika menyampaikan argumen, beliau banyak menyampaikan pengalamannya sebagai Menkopulhukan. Keganjalan-keganjalan terkait penegakan hukum dan mafia di lapangan disampaikan dengan eksplorasi argumen dan contoh. 

Terkait kebijakan yang menguntungkan petani dalam hal ini masyarakat desa, Mahfud juga mampu membangun argumen yang mana beliau mengatakan bahwa menjadi petani itu kerap menyulitkan terlebih susah mendapatkan pupuk bersubsidi. Memang fakta di daerah yang saya alami juga adalah susah mendapatkan pupuk bersubsidi. Biasanya yang bisa mengambil pupuk bersubsidi ini adalah mereka yang terdaftar pada sebuah kelompok tani. Nah, kelompok tani ini pun rata-rata adalah buatan anggota legislatif tertentu. Sehingga pupuk bersubsidi lebih dikuasai oleh kelompok tertentu. Termasuk dalam hal bantuan traktor dan sejenisnya. Biasanya yang mendapatkan adalah orang-orang pilihan. Sehingga banyak bantuan alat pertanian hanya terparkir di belakang rumah "orang-orang tertentu" tadi. 

Berbicara masyarakat adat, catenaccio Mahfud memegang prinsip No One Left Behind yang terkait dengan penertiban birokrasi dan aparat selaku penegak hukum. Program Ganjar dan Mahfud akan menitikberatkan pada pengembalian hak-hak masyarakat adat. Memang banyak kasus terkait lahan dan lingkungan yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat adat setempat. Paling rentan terjadi di pulau Sumatera dan Kalimantan di mana maraknya alih fungsi hutan menjadi lahan perkebunan kelapa sawit dan pertambangan. Alih fungsi bukannya menguntungkan masyarakat adat, tetapi biasanya dikuasai oleh oknum tertentu. Di Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan tepatnya di kecamatan Maiwa dan Cendana pun ada gejala perampasan tanah masyarakat. Di wilayah tersebut sedang dikembangkan perkebunan sawit oleh PTPN XIV. Namun, jejak riak penolakan warga masih berlanjut. Pihak WALHI Sulawesi Selatan pun pernah terlibat menyelesaikan permasalahan ini. 

Menyoal petani sawit, Mahfud memiliki baseline pertahanan. Beliau memaparkan bahwa bisnis sawit sebanyak 39 hektar dan petaninya sebanyak 17 juta orang hanya menguasai setangah hektar, sehingga dibutuhkan reformasi agraria. Tiga poin reformasi agraria, yakni legalisasi, redistribusi dan pengembalian hak; menurut Mahfid sejauh ini hanya legalisasi yang berjalan, yaitu pemberian sertifikat. 

Ada gesekan antara pengusaha/pemerintah dengan masyarakat adat akan menambah konflik agraria yang berkepanjangan. Jika konflik agraria ini bisa ditangani secara adil lewat hukum, maka secara langsung akan berdampak pada masalah deforestasi hutan. Mahfud sendiri membangun argumen menyerang dengan mengangkat isu deforestasi hutan yang mana telah mencapai luas di atas luas negara Korea Selatan. Meskipun Menteri Lingkungan Hidup, Siti Nurbaya pada akhirnya memprotes data pak Mahfud.   

Dengan demikian, sebenarnya argumen Mahfud memang memiliki dasar kejadian yang tak bisa ditampik. Sehingga memang perlu penertiban birokrasi dan penegakan hukum di lapangan. 

Mahfud membangun serangan balik manakala diserang oleh cawapres nomor 2, Gibran Rakabuming Raka. Meskipun gelar guru besarnya dijadikan bahan sentilan oleh lawan, disajikan gimik yang merendahkan dan dianggap jawabannya kosong, tetapi Mahfud tetap tenang dan menyerang balik dengan ungkapan dan gimik yang identik. Secara emosional mungkin Mahfud bisa saja terganggu, akan tetapi watak pemimpin memang sudah dimiliki Mahfud untuk tetap santai dan fokus pada argumen dan pertanyaan lawan. 

Satu serangan balik Mahfud yang tak bisa ditanggapi Gibran adalah terkait konsep Trisakti Bung Karno. Trisakti berbicara tentang tiga ciri negara yang merdeka dan memiliki kedaulatan, yaitu berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. Mahfud mengaitkan konsep Trisakti ini dengan program presiden Jokowi. Pada periode pertema presiden Jokowi bersama wapres Jusuf Kalla, konsep Trisakti ini pernah digaungkan. Menarik kesimpulan dari pemaparan Mahfud, konsep Trisakti ini belum sepenuhnya terimplementasi. Hingga kini negara masih mengimpor beras dan sejumlah kebutuhan pokok lainnya dari luar negeri.  Ini adalah serangan balik dari pertahanan yang ditatap Mahfud dengan baik. Argumennya tidak insidentil tetapi memang sudah disiapkan dengan matang. 

Menyinggung masalah greenflation yang menjadi topik adu saling serang Mahfud kontra Gibran, profesor dengan ciri khas berkacamata ini menyajikan cara teknis untuk mengatasinya. Mahfud akan menerapkan ekonomi hijau seperti yang telah berjalan di Madura, berupa pemanfaatn barang bekas untuk nilai ekonomis. Dalam hal ini pemerintah perlu menegakkan ekonomi hijau lewat kebijakan. Strategi mengatasi inflasi hijau bisa ditindaklanjuti dengan pembambilan kebijakan yang baik, salah satunya dengan daur ulang barang bekas yang dapat digunakan kembali. Satu poin tambahan Mahfud adalah perlunya pemerintah memberikan pengakuan kepada  aktivis lingkungan sebagai subjek hukum.

Pada kesempatan berikutnya Mahfud menyinggung fenomena kerusakan di darat dan laut sebagai imbas perbuatan manusia. Di sini pakem catenaccio Mahfud dibawa dalam bentuk serangan halus. Mahfud menyanyikan lagu Berita Kepada Kawan dari Ebiet G. Ade untuk menunjukkan kondisi yang ada di lapangan. Mahfud memperkuat serangannya dengan mengatakan bahwa masalah utamanya adalah pedang penegakan hukum yang tumpul. Jika pedang hukumnya tajam, maka program pembangunan bisa berjalan dengan baik. 

Pertahanan apik Mahfud dalam debat juga muncul di sesi konferensi pers. Kala itu Mahfud menyampaikan pidato singkat terkait pakaian yang dikenakannya bersama capres Ganjar Pranowo. Baju yang mereka kenakan terbuat dari kapas yang dikembangkan oleh petani perempuan di Tuban, Jawa Timur. Pewarna yang digunakan pun dari pewarna alama. Secara tak langsung pernyataan Mahfud ini memberikan sinyal kepedulian pasangan nomor 3 untuk kelangsungan sumber daya alam, lingkungan hidup dan masyarakat desa.

Kesimpulan dari penampilan Mahfud MD pada debat kedua cawapres bisa ditarik ke dalam 7 langkah pasangan capres-cawapres nomor 3 untuk menciptakan lingkungan hidup berkelanjutan. Terdapat tujuh langkah yang akan mereka ambil, yaitu (1) Kurangi emisi gas rumah kaca, (2) Harmoni hutan untuk keseimbangan, (3) Pengelolaan lingkungan hidup berkelanjutan, (4) Air untuk rakyat, (5) Adaptasi dan mitigasi krisis iklim, (6) Penerapan Environment Social Governance dan (7) KadarKlim (Kampung Sadar Iklim).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun