Menikmati makanan berkualitas tak selalu mahal. Tak perlu pula duduk di dalam sebuah restoran mahal atau warung lesehan kekinian yang instagramable. Di sekitar kita tersedia banyak tempat yang menyuguhkan makanan dengan harga ramah kantong, tetapi berkualitas, mengenyangkan  dan mendukung kebutuhan gizi kita. Selain itu, bahan baku menunya pun sederhana dan berasal dari lingkungan sekitar.Â
Sebuah warung makan yang terletak di sebuah pasar tradisional bernama Pasar Buntu menyediakan satu menu sederhana yang sangat nikmat. Warung makan tanpa nama ini adalah salah satu warung makan kecil yang menghiasi pinggiran Pasar Buntu yang berlokasi di Kelurahan Benteng Ambeso, Kecamatan Gandangbatu Silakan, Tana Toraja.Â
Tempat warung makan ini mudah didapatkan saat memasuki kompleks pasar tradisional, pasar Buntu. Karakter warung makan ini adalah warung makan halal. Artinya, pemiliknya Muslim. Jadi, cukup bertanya ke warga sekitar, mereka akan menunjukkan warungnya.Â
Masuk Pasar Buntu wajib bertanya tentang warung yang menyediakan makanan halal. Hal ini dikarenakan para pemilik warung di pasar pada umumnya warga lokal yang mayoritas Nasrani. Sejumlah warung di sana menjajakan makanan khas Toraja yang bercirikan kuliner warga Nasrani.
Menu makan yang cukup sederhana disajikan di warung tersebut. Nasi putih hangat dengan lauk berupa sepotong daging ayam dan sayur nangka. Nasinya putih pulen, makin menggugah selera karena nasinya dialas daun pisang saat disajikan. Perpaduan nasi dengan daun pisang menghasilkan aroma yang membuat air liur benar-benar tergoda.
Beras yang dimasak pemilik warung adalah jenis beras lokal. Terlihat dari bulir dan aromanya. Di sekitar pasar Buntu, meskipun sudah banyak warga yang bertani sayur dan palawija, tetapi masih menyisakan sejumlah besar sawah-sawah tradisional.Â
Lauk daging ayam dipotong-potong seukuran satu kepal atau seukuran tinju anak kecil. Lauk yang mungil di samping nasi hangat ini dimasak menggunakan bumbu lengkuas yang diparut. Dibalik dagingnya yang empuk, ada sedikit rasa cabai dan merica serta wangi serai. Lauk ini mirip dengan daging ayam bumbu lengkuas Makassar, hanya saja bumbu lengkuasnya lebih halus dan tidak terlalu banyak dibalurkan pada potongan daging ayamnya. Mungkin karena pemilik warung memiliki darah blasteran orang Duri (Enrekang) dan Toraja.Â
Sementara pada sayur nangka, terbuat dari buah nangka muda. Sayuran  ini ditumis dan ditambahkan sedikit merica. Inilah yang memberikan sensasi hangat sayur nangkanya ketika sudah melewati leher. Tumis nangka mudanya ini memiliki aroma yang nikmat. Jika sementara dibolak-balik di wajan, aromanya mirip aroma ayam rica-rica.Â
Makan di warung jauh lebih nikmat. Jika porsi masih kurang, pelanggan bisa minta tambah. Begitupun jika ingin memilih potongan daging ayam. Pelanggan bisa meminta paha, sayap atau dada. Satu porsi normal buat makanan ini dihargai Rp 25.000. Biasanya, satu piring nasi belum cukup. Pelanggan bisa meminta tambahan nasi dengan harga Rp 3.000 untuk satu piring. Adapun sepotong daging ayam dihargai Rp 20.000. Sementara tumis sayur nangka mudanya bisa ditambahkan dengan harga per porsi normal Rp 5.000.
Bagi pecinta minuman beralkohol, pelanggan bisa meminta satu cangkir local alcoholic beverage Toraja yang bernama tuak. Harganya Rp 5.000 untuk satu cangkir ukuran normal.