Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Libur Natal: Ibadah Natal di Pelosok dan Masak Sayur Pakis & Jamur Pemberian Alam

30 Desember 2023   08:00 Diperbarui: 30 Desember 2023   09:53 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nasi yang dibagikan di malam perayaan Natal. Sumber: dok. pribadi.

Menjalani liburan Natal ke kampung halaman di pelosok Tana Toraja setiap tahun selalu memiliki cerita tersendiri. Perjalanan liburan Natal singkat saya dan keluarga adalah menuju ke kampung halaman istri. Kampung Batutu, di Kecamatan Rano, Kabupaten Tana Toraja. 

Jika pada tahun-tahun sebelumnya liburan Natal kami banyak disuguhi kegiatan menangkap ikan di sawah, tahun ini sedikit berbeda. Tidak ada kegiatan turun ke petak-petak sawah kecil. Namun, ada yang spesial tahun ini, ada sayur pakis segar dan berjumpa jamur segar. 

Tujuan liburan Natal kami sebenarnya adalah mengikuti ibadah perayaan Natal di Gereja Toraja Jemaat Batutu, Klasis Rano yang dilaksanakan pada tanggal 27 Desember 2023. Intinya, hanya sehari perjalanan, setelah itu kembali ke kota kabupaten untuk melanjutkan tugas. 

Pada sore hari tanggal 27 Desember 2023, kami menuju kampung Batutu yang berjarak sekitar 40 km dari kota Makale. Jika melalui rute normal, maka waktu tempuh 2-2,5 jam. Untuk mempersingkat jarak dan waktu, kami memilih lewat jalur PLTA Malea Energy. Jika lewat rute ini, waktu tempuh hanya satu jam saja, dengan jarak sekitar 20 km. Sepanjang jalur PLTA, jalan raya telah diaspal dan dirabat beton. 

Setelah melewati PLTA Malea Energy, jalan yang sebelumnya lebar berubah menjadi sempit dan merupakan kombinasi jalan tanah, berbatu dan rabat beton. Hujan lebat menyambut perjalanan kami ketika memasuki Lembang/Desa Rano Tengah, tetapi tidak berlangsung lama.

Kami tiba di kampung Batutu sekitar pukul 5.30. Tak berselang lama, hujan lebat pun datang lagi dan berlangsung selama satu jam. Banyak warga jemaat yang berjalan kaki dan akan pergi merayakan Natal singgal berteduh di kolong rumah. 

Rasa lapar langsung mengundang saya untuk mencari nasi di dapur. Nasi hangat, sayur daun singkong tumbuk dan cabe menjadi menu pengisi perut. Nikmat rasanya makan di tengah hujan deras.

Tak lama kemudian, lonceng gereja terdengar jelas dipukul berkali-kali oleh koster gereja. Ini pertanda sekitar 30 menit lagi ibadah akan dimulai. Saya pun bertanya kepada ayah mertua jam berapa ibadah dimulai. Ibadah akan dimulai pukul 7 malam. Hujan masih terus berlanjut. 

Mendekati pukul tujuh malam, hujan mulai reda. Berbekal payung dan cahaya senter dari handphone, kami berjalan kaki menapaki jalan naik ke gereja yang berjarak sekitar 200 meter dari rumah.

Keunikan ibadah perayaan Natal di kampung Batutu adalah ibadah dilaksanakan di halaman gereja. Warga jemaat membangun tenda dan panggung perayaan di halaman gereja. Sebenarnya, ini adalah tradisi turun-temurun di wilayah kecamatan Rano dan Bonggakaradeng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun