Manusia, kebutuhan hidup dan perkembangan zaman akan selalu berjalan bersama. Teknologi yang makin maju, makin memudahkan pemenuhan kehidupan manusia. Namun, ada jejak besar yang ditinggalkan majunya peradaban, yakni kelestarian lingkungan.Â
Kelestarian lingkungan hanya bisa terwujud ketika ada kesadaran dan kepedulian. Setiap orang memiliki tanggung jawab ini. Bisa dimulai dari membiasakan diri, lingkungan keluarga, dan lingkungan sekitar.Â
Tantangan besar terhadap kelestarian lingkungan saat ini adalah surplus sampah berbahan dasar plastik. Di semua penjuru daerah, sampah plastik adalah pemandangan paling mencolok. Betapa tidak penggunaan wadah berbahan dasar plastik ini memang sangat mendominasi kebutuhan manusia. Belanja ke pasar, kantong plastik adalah wadah membawa hasil belanjaan. Demikian halnya ketika belanja ke Indomaret, Alfamart dan toko-toko sejenis.Â
Selama ini, telah beberapa kali diadakan kampanye, ajakan dan sosialisasi mengenai aksi-aksi terhadap kelestarian lingkungan. Katakanlah seperti membawa tas belanjaan sendiri ketika berbelanja, membawa tumbler atau botol minuman sendiri ketika ikut kegiatan dan aksi mengumpulkan sampah. Namun, harus diakui, ajakan tersebut rata-rata hanya sebatas seremonial saja tanpa ada tindak lanjut yang sustainable. Selesai kegiatan, maka selesai pula aksinya. Sehingga produksi sampah plastik masih tinggi hingga kini.Â
Pada salah satu kegiatan pelatihan guru yang saya ikuti di kota Makassar selama tiga hari, saya menyaksikan langsung sebuah aksi nyata mengurangi sampah plastik. Aksi ini diwujudnyatakan oleh Novotel Grand Shayla. Nama aksinya adalah STOP SINGLE USE PLASTIC. Ini adalah aksi berhenti menggunakan plastik sekali pakai. Plastik yang dimaksud adalah wadah air mineral kemasan. Bagaimana aksi nyata di hotel berbintang empat ini?Â
Aksi pertama adalah tidak ada penyediaan dan penggunaan air mineral kemasan, baik botol maupun gelas. Di kamar, ballroom kegiatan, restoran, cafe, dll tidak ditemukan satu pun air mineral kemasan. Bahkan di tempat fitness hotel pun yang disediakan adalah wadah untuk mengambil air minum.Â
Aksi kedua adalah untuk memenuhi kebutuhan air minum pengunjung hotel, maka pihak hotel menyediakan wadah air minum. Di dalam kamar hotel air minum disediakan dalam ceret kaca. Jika air minum habis, maka sudah ada himbauan bagi pengunjung untuk menambah atau mengambil air lewat water station yang disediakan di samping lift. Water station ini ada di semua lantai hotel.Â
Oya, kopi, teh, krimer dan gula yang disediakan dalam kamar hotel pun wadahnya bukan dari plastik, melainkan dari kertas. Termasuk juga penyajian kue dan snack yang pembungkusnya terbuat dari kertas dan daun pisang. Benar-benar ramah lingkungan ya.Â
Aksi yang sama ada di dalam ballroom. Tiap meja peserta kegiatan disiapkan dua ceret kaca berisi air minum. Peserta kegiata tinggal mengambil air sesuai kebutuhan. Kondisi yang sama terjadi di ruang makan dan restaurant. Sumber air minum telah disediakan. Ruangan pun bebas sampah plastik. Selain bebas sampah, meja kegiatan pun terlihat elegan oleh penempatan gelas-gelas kaca.Â
Pelajaran berharga dari aksi nyata pihak Novotel Grand Shayla adalah selama kegiatan di hotel tidak didapati adanya sampah bekas air mineral yang berserakan di meja kegiatan, kamar dan restoran. Penggunaan air minum pun lebih bijak. Setiap pengunjung akan mengambil air minum sesuai kebutuhannya. Dengan demikian hampir tidak ada air yang terbuang percuma, artinya tidak ada sisa air seperti yang terjadi selama ini jika menyediakan air dalam bentuk kemasan gelas dan botol.Â
Bagi pengunjung hotel, ini adalah pesan agar melakukan aksi yang sama dalam kehidupan sehari-hari. Bawa wadah air minum sendiri ketika bepergian. Seperti yang sudah saya lakukan selama ini. Saya selalu membawa tumbler air minum. Hanya membeli air kemasan dalam kondisi tertentu di perjalanan.Â
Aksi melestarikan lingkungan dari Novotel Grand Shayla ini seharusnya mulai dipraktekkan oleh pelaku bisnis hotel dan penginapan lainnya. Selama mengikuti kegiatan di berbagai hotel di Makassar, Novotel Grand Shayla adalah hotel kedua yang melakukannya. Hotel pertama yang saya temui adalah Hotel Ibis Makassar. Di sana juga tidak ada air minum kemasan. Aksi kedua hotel ini persis sama. Ternyata ini adalah kebijakan yang dilakukan  untuk semua hotel yang ada dibawah naungan satu operator yakni Accor Hotels.Â
Pro dan kontra tentang penggunaan wadah plastik sekali pakai pastinya tetap ada. Pendapat yang kontra bisa jadi ada karena melihat situasi penggunaan air minum kemasan lebih menguntungkan dari sisi bisnis. Sementara yang pro tentunya mempertimbangkan produksi sanpah.Â
Sebuah aksi nyata yang luar biasa. Mari selamatkan bumi kita dan lingkungan kita lewat aksi nyata yang sustainable sehingga mampu berdampak secara jangka panjang.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H