Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Menghadapi Krisis ISBN, Apa Langkah Bijak Penulis?

2 Desember 2023   11:44 Diperbarui: 5 Desember 2023   11:59 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minimal jenis buku yang diterbitkan ber-ISBN adalah jenis bookchapter dengan maksimal delapan penulis yang memang naskahnya sedang dibutuhkan oleh pembaca atau masyarakat luas. Topik-topik tulisan pun sebaiknya mengedepankan kebutuhan literasi masyarakat. 

Penulis juga sebaiknya melakukan percobaan untuk menerbitkan buku solo yang diterbitkan oleh penerbit mayor. Dengan terbitnya buku di penerbit mayor seperti penerbit ANDI, Kanisius, Gramedia, Tiga Serangkai, Grafindo, Mizan, Perpusnas Press, dll. maka secara tidak langsung naskah bukunya bisa dipasarkan secara luas. Sebelum naskahnya terbit, maka perlu ada pengecekan keaslian naskah, plagiasi, sumber kutipan yang jelas, kebermanfaatan dan ruang lingkungan penggunaannya. Dengan demikian, naskahnya berdampak bagi khalayak ramai.

Terkait dengan hal tersebut, maka sebagai penulis, perlu mendukung ketersediaan ISBN di negara kita. Mari menuliskan naskah buku yang memang menjadi kebutuhan pembaca. Memang ini menjadi tantangan besar bagi penulis, mengingat tingkat literasi nasional masih sangat rendah. Pembaca buku konvensional yang sejak dulu rendah makin rendah tergantikan oleh naskah buku elektronik. Merespon teknologi digital yang makin digandrungi maka sebaiknya buku ber-ISBNnya diterbitkan secara elektronik.

Jika rekan-rekan penulis pemula yang kesulitan menghasilkan naskah solo, dan lebih cenderung menghasilkan naskah antologi, sebaiknya menerbitkan naskah tanpa ISBN atau menggunakan QRCBN. Penerbitan naskah menggunakan QRCBN ini mulai populer setahun terakhir dipromosikan oleh penerbit-penerbit indie. 

Selanjutnya, penulis buku sebaiknya bekerja sama dengan penerbit mayor. Maksudnya adalah di penerbit mayor sudah tersedia serangkaian persyaratan yang harus dipenuhi penulis jika naskahnya ingin diterbitkan. Tersedia umpan balik dari penerbit mayor terkait perbaikan naskah. Istimewanya lagi, penerbit mayor bisa menerbitkan naskah buku kita dengan gratis. Ketika dipasarkan oleh penerbit, penulis bisa mendapatkan royalti penjualan buku. Keren kan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun