Di sini juga saya mulai paham bahwa stunting tidak hanya rentan terjadi di masa bayi dan balita. Pemberian tablet tambah darah bagi peserta didik perempuan di jenjang SMA mengindikasikan masih rawannya kasus stunting di usia belasan tahun.
Program pemberian tablet tambah darah ini akan berlangsung selama 52 minggu, rutin dan berurutan. Manfaat yang diterima peserta didik perempuan atau remaja putri adalah terjaga dan meningkatnya kandungan zat besi dalam tubuh mereka.
Pada satu sekolah swasta menengah atas yang juga berada di Tana Toraja, telah melakukan tindakan pencegahan dan penekanan stunting bagi peserta didiknya. Bahkan kebijakan sekolah ini telah berlangsung lama. Program sekolah tersebut lebih menitikberatkan pada bekal makanan peserta didik. Setiap pagi di pintu gerbang sekolah, guru-guru dan kepala sekolah memeriksa apakah setiap peserta didik membawa bekal atau tidak. Jika, tidak membawa bekal, peserta didik diminta pulang ambil bekal. Jika membawa bekal mie instant, maka peserta didik bersangkutan pun diminta untuk kembali ke rumah mengganti bekalnya. Tujuan pemeriksaan bekal peserta didik ini baik. Bekal harus memuat unsur pemenuhan gizi peserta didik di sekolah.Â
Jadi, menekan stunting bisa dilakukan dari sekolah. Bisa melalui kerja sama dengan puskesmas atau tindakan lain yang mengarah pada pemenuhan gizi peserta didik di sekolah.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya