Mereka menumpang belajar di SD terdekat, yakni di SDN Inpres Kepi. Mereka meminjam 6 ruang kelas. Setiap hari sekolah, siswa masuk jam 12 siang dan pulang jam setengah 6 sore. Wah... sebuah usaha yang perlu diacungi jempol buat kerja sama yang baik di antara dua sekolah.
Sebenarnya kursi SD itu tidak pantas untuk siswa SMK. Mengapa? Karena kursinya kecil-kecil.
Di sisi lain, ukuran dan bobot tubuh siswa jenjang SMK jauh lebih besar. Namun, kondisilah yang memaksa mereka. Tak ada tempat lain untuk belajar, selain menumpang di ruang kelas tetangga.
Kondisi yang boleh dikatakan unik pun terjadi pada pelaksanaan penilaian akhir semester ganjil tahun ini. Bukan karena disengaja. Untuk sementara waktu, para guru dan siswa SMK tidak dapat menggunakan ruang kelas SD karena ada kegiatan lain yang terkait dengan pelaksanaan hari guru nasional yang berlangsung dalam waktu hampir bersamaan.
Maka terjadilah kondisi dimana siswa SMKN 2 Mappi duduk melantai di teras-teras ruang kelas tanpa alas. Mereka duduk bersila, siswi duduk di bagian depan dan siswa di bagian belakang. Para siswa menikmati kondisi yang ada. Sementara guru mengawasi sambil memandu pelaksanaan ujian yang berlangsung secara tertulis.
Pemerintah daerah kabupaten Mappi telah memprioritaskan pembangunan ruang kelas pada tahun 2023 ini. Sekarang ini tahapan pembangunan ruang kelas sedang berlangsung. Para guru dan siswa sangat berharap, akhir tahun 2023 ini ruang kelas sudah bisa digunakan. Dengan demikian proses pembelajaran bisa berlangsung di "rumah" mereka sendiri.
Meskipun ruang kelas yang sementara dibangun oleh pemerintah hanya 6 ruangan saja, tapi itu sudah mereka syukuri. Melihat data siswa dan pembagian program keahlian, kebutuhan ruang kelas sebenarnya 11 ruangan. Ini belum termasuk kebutuhan ruangan-ruangan praktikum lainnya untuk setiap program keahlian.
Merujuk data pokok pendidikan dari laman https://dapo.kemdikbud.go.id SMKN 2 Mappi bernama SMKN 2 Manajemen dan Bisnis Mappi. NPSN 69948756 dengan status kepemilikan pemerintah daerah. Sekolah ini didirikan pada tanggal 23 Mei 2016 dengan Surat SK nomor 420.2/2069/PDP/V/2016. Adapun surat izin operasional pada tanggal yang sama bernomor 420.2/2070/PDP/V/2016.Â
Terdapat 25 guru yang terdiri atas 12 laki-laki dan 13 perempuan. Ditambah satu tenaga kependidikan yang bertugas sebagai operator dapodik. Karakteristik sekolah yang heterogen dari sisi guru dan siswa adalah kekayaan yang akan meningkatkan kualitas SDM di sana.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya