Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Mie Gomak, Kuliner Ikonik Khas Batak

28 November 2023   08:11 Diperbarui: 3 Desember 2023   12:22 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara tentang Indonesia, sampai kita mati pun keunikannya tak akan habis kita eksplorasi. Dari sekian banyak keunikan Indonesia, kuliner adalah salah satu yang paling banyak diminati. Setiap daerah, memiliki kuliner yag ikonik dan menjadi gambaran umum kehidupan warganya. 

Di pulau Sumatera, ternyata tak perlu jauh-jauh ke Sumatera Utara untuk mencicipi kuliner khas Batak. Di Toraja pun saya mendapatkannya.

Adalah perkenalan saya dengan bapak Deddy Suhendri Simbolon, guru SMKN 2 Toraja Utara di kegiatan Refleksi Peran Guru Penggerak  dalam Transformasi Pendidikan.

Kegiatan ini berlangsung di Jakarta. Saya dan pak Deddy sama-sama menjadi peserta sebagai Koordinator Guru Penggerak dari kabupaten kami.

Saya dari Kabupaten Tana Toraja dan pak Deddy dari kabupaten Toraja Utara. Pertemuan inilah yang membuat saya akhirnya secara tak terduga bisa mencicipi salah satu kuliner ikonik khas Batak. Oya, Pak Deddy adalah seorang Batak Toba asli yang merantau ke Toraja dan memilih menetap di sana.

Sekembalinya kami dari Jakarta, dalam perjalanan kami berdua kembali ke Toraja, sebagai rekan sekaligus sebagai sopir, saya merencanakan untuk mengantar pak Deddy ke rumah kontrakannya di Rantepao, Kabupaten Toraja Utara. Sekitar 20 km dari tempat tinggal saya di Makale, Kabupaten Tana Toraja.

Nah, di tengah cerita kami sepanjang perjalanan dari Kota Makassar ke Toraja, pak Deddy sepertinya telah merencanakan sebuah jamuan makan malam spesial untuk saya ketika tiba di kontrakan pak Deddy. 

Pak Deddy menelfon istrinya untuk memasak makanan, frase yang berulang-ulang disebut pak Deddy adalah mie gomak. Dengan jelas saya menyimak pembicaraan pak Deddy dengan istrinya. Saya belum paham sebenarnya apa itu mie gomak. Intinya, itu adalah bahasa Batak. Saya pun tak bertanya sedikit pun. Di pikiran saya cuma bagaimana tiba di Toraja dengan selamat menempuh perjalanan kurang lebih 300 km dari Makassar.

Hujan lebat menemani hampir separuh perjalanan kami. Pak Deddy berkali-kali pula membahas mie gomak bersama istrinya ketika mereka saling memberi kabar lagi bersama anak-anak mereka.

Sekitar 10 jam perjalanan, kami tiba di Tana Toraja pukul 9 malam. Tak sempat singgah ke rumah, saya langsung mengantar pak Deddy ke Rantepao. Tiba di sana pukul 9.30. Hujan masih turun dan suasana gelap karena pemadaman listrik bergilir.

Bongkar muatan segera dilakukan. Masuk ke ruang tamu kontrakan pak Deddy, istri dan anaknya sudah menyambut saya. Kami basa-basi sejenak.

Wah...tak lama berselang, istri pak Deddy sudah menyuguhkan air hangat, kopi susu, semangka, nasi putih, acar, opor ayam, pangsit dan...tentu saja menu yang diperbincangkan pak Deddy di telpon, mie gomak.

Ternyata mie gomak mirip pasta dari Italia. Ada pula kemiripan dengan bahan untuk mie kuah. Terlihat ada yang menyerupai pecahan telur, ternyata bukan, itu berasal dari bumbu rempah halus yang digunakan.

Sasaran pertama saya sudah pasti mie gomak. Saya penasaran seperti apa rasanya. Aromanya pun sudah tercium. Saya tak bisa menggambarkan rasanya. Berbekal cahaya senter smartphone, saya melihat warna mie gomak menyerupai mie goreng. Sepertinya mie gomak goreng. Ada campuran irisan sawi. Ketika pertama kali menyentuh lidah, bumbu rempahnya sangat terasa. Sambil makan, saya bertanya pada pak Deddy dan istrinya, mengapa disebut mie gomak.

Gomak artinya dicampur. Kata pak Deddy mie gomak ketika dibuat seperti tindakan mencampur adonan. Pun dalam penyajiannya mie gomak bisa dicampur dengan makanan lainnya, seperti teri kecil, sayuran dan irisan daging. Intinya mie gomak itu mie yang dicampur-campur. Masih ada olahan mie gomak yang tak kalah sedapnya, kata pak Deddy. Mie gomak kuah. Pak Deddy sampai geleng-geleng kepala menyampaikan kenikmatannya. Mie gomak adalah sajian rutin bagi warga Batak sebagai menu sarapan. 

Mie gomak yang disajikan istri pak Deddy, bahan bakunya langsung dibawa dari Toba. Tak ada diperjualbelikan secara umum, apalagi di Toraja. Mie gomak dibawa oleh ibunda pak Deddy yang sempat datang ke Toraja beberapa waktu yang lalu. Wah, sangat beruntung saya berkenalan dengan pak Deddy. Mie gomak ini, ikonik sekali. Mie hanya dibuat di tanah Batak. 

Satu lagi yang membuat mie gomak ini ikonik, yakni bumbu khas Batak yang disebut andaliman. Ini adalah bumbu dapur yang hanya ada di tanah Batak. Andaliman sering pula disebut tuba atau ilir-ilir dan paling populer dengan sebutan merica Batak. Andaliman hanya ada pada masakan Batak. Hmmm...istimewa sekali ya. Jadi, mie dan bumbu hanya ada di Batak. Bahan baku dan andaliman inilah yang bagi saya membuat mie gomak ini ikonik. 

Mie gomak dan pelengkapnya. Sumber: dok. pribadi.
Mie gomak dan pelengkapnya. Sumber: dok. pribadi.

Secara umum, cara memasak mie gomak mirip dengan olahan mie lainnya. Ada bawang putih, bawang merah dan bumbu lainnya. Mie gomak sangat enak ketika dimakan hangat ditemani pangsit goreng. Sayang sekali, mie gomak kami nikmati dalam kondisi dingin. Istri pak Deddy sudah menyiapkan jam 8 malam. Kami tiba satu setengah jam kemudian.

Dua kali saya memindahkan mie gomak ke piring. Memang nikmat dimakan bersama acar timun dan pangsit goreng. 

Saya pun berencana akan mengunjungi tanah kelahiran pak Deddy suatu hari nanti untuk melihat langsung pembuatan mie gomak dan bumbu andaliman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun