Sebulan telah berlalu ketika saya kembali dari Lembang Puangbembe, Kecamatan Simbuang, Kabupaten Tana Toraja. Kondisi jalan ke sana saat itu masih ekstrim dengan banyaknya ruas jalan yang rusak parah ditambah penurunan menukik penuh tikungan tajam di tengah hutan pinus. Harus benar-benar hati-hati mengendarai motor. Saat itu, saya yang dibonceng pun wajib hati-hati. Karena kondisi jalan yang rusak berat, meskipun dibonceng, saya pun menikmati suasana terjatuh.Â
Namun, saat ini kondisi jalan ke Kecamatan Simbuang mulai ada perubahan. Khususnya ruas jalan di poros Lembang Mappak-kampung Sa'dan. Jika sebulan yang lalu jalan masih berupa jalanan sirkuit offroad dan motocross, kini mulai berbenah.Â
Perjalanan ketiga saya ke Simbuang pada hari Selasa, 14 November 2023 menjadi cerita baru pengalaman saya menuju Simbuang dalam rangka Pendampingan Individu 3 Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 4 Kabupaten Tana Toraja. Setelah mengecek kondisi cuaca dan kondisi jalan ke Simbuang, saya berangkat pukul 15.30 dari kota Makale. Perkiraan durasi perjalanan saya adalah 4-5 jam. Dengan demikian, sekitar pukul 20.00 saya akan tiba di Simbuang.Â
Menggunakan sepeda motor bebek yang telah diganti bannya menjadi ban bergigi mirip ban Xtrail, harapan saya menjelang gelap ssaya sudah bisa melewati jembatan di Sungai Massuppu', kampung Sa'dan. Artinya sekitar 2 jam sejak berangkat. Rute yang lebih hemat satu jam melalui kompleks perusahaan PLTA Malea Energy saya pilih.Â
Kurang lebih sejam, saya sudah berada di kampung Pangala'. Saya memilih tidak singgah makan sore demi mengejar waktu melewati jalur ekstrim di antara kampung Sandangan dan kampung Sa'dan. Saya pun berharap, semoga tidak ada hujan deras, mengingat Tana Toraja sudah mulai turun hujan dalam 2 minggunterkahir. Jika sampai hujan, maka akan makin lama durasi menembus hutan dan jalan ekstrim ke Simbuang.Â
Seperti biasa, pagar pembatas jalan untuk ternak liar atau sulu' menyambut saya di perbatasan kampung Sandangan. Pintu ini saya istilahkan juga pintu rimba. Sekitar pukul 5 sore, cahaya matahari masih panas menyengat. Sekitar satu kilometer setelah melewati kampung Sandangan, saya mendapati ada tulisan peringatan untuk berhati-hati, tepat di tikungan tajam pertigaan Simbuang-Mappa'-Malimbong Balepe'.Â
Bunyi peringatannya adalah "Sedang ada Pekerjaan Jalan dan Hati-Hati Jalan Licin. " Sejenak saya berhenti memperhatikan. Ada bekas excavator, jalan mulai agak lebar dan ada pengerukan tanah.Â
Saya melanjutkan perjalanan lagi, dan hanya sekitar 50 meter, saya melihat ada tenda beratapkan terpal plastik agak besar didirikan di tikungan, lengkap dengan toilet dan tampak ada bagian pemecah batu excavator yang teronggok di depan tenda. Itu adalah kantor sementara pekerja proyek jalan. Tiga orang berdiri di depan tenda. Klakson dibunyikan sebagai tanda perkenalan, saya melempar senyum dan mereka membalasnya.Â
Di depan saya terpampang jalan lebar. Meskipun jalan berupa penurunan menukik, akan tetapi terlihat lebih mudah dilewati. Tumpukan bebatuan besar dan berlubang sudah diratakan dengan tanah. Hanya sekitar satu kilometer setelah tenda proyek, saya mendapati alat berat terparkir. Lalu, setelahnya jalan makin berubah tampilannya. Meskipun masih berupa tanah berdebu bercampur bebatuan, tetapi lebih mudah untuk lewat. Beberapa tikungan  tajam ekstrim sebulan yang lalu sudah tidak ada. Semua sudah dipoles. Beruntung, tidak hujan, sehingga jalan seperti sudah diaspal, mudah untuk lewat.Â