Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Balo' Tedong, Batu Sakral Warga Kampung Tua Puangbembe, Tana Toraja

12 November 2023   06:22 Diperbarui: 15 November 2023   18:24 908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keunikan bangsa Indonesia sangat banyak. Suku-suku bangsa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke memiliki karrakteristik yang menghadirkan keunikan. Dari keunikan inilah yang memberikan kekayaan bagi Indonesia.

Kepercayaan kepada objek, benda dan barang tertentu pun masih terpelihara di hampir seluruh pelosok negeri ini. Penyembahan, pemberian sesaji kerap masih dilaksanakan kelompok suku bangsa dalam sebuah ritual.

Meskipun agama-agama seperti Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dll sudah tersebar luas sebagai dasar kepercayaan masyarakat, akan tetapi karena masyarakat setempat masih memelihara dan menjunjung tinggi adat istiadatnya maka kepercayaan kepada hal-hal yang dianggap masih berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari dari masa nenek moyang, tetap dijalankan.

Kali ini saya kembali menuliskan hasil pandangan mata saya ketika melakukan perjalanan ke Kecamatan Simbuang, Kabupaten Tana Toraja. Kampung tua Puangbembe di Lembang/Desa Puangbembe Mesakada, Kecamatan Simbuang, Kabupaten Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan memiliki satu simbol sakral. 

Simbol tersebut berupa batu yang menyerupai kerbau. Simbol ini dinamai oleh warga setempat sebagai balo' tedong. Ada pula yang menyebutnya batu tedong-tedong. 

Dalam bahasa Toraja, tedong artinya kerbau. Sehingga balo' tedong atau  batu tedong-tedong diartikan sebagai batu berbentuk kerbau. 

Keberadaan Balo' tedong di kampung tua Puangbembe didasari oleh fakta masa lalu bahwa di kampung tua ini dulunya memiliki banyak kerbau. Dengan kata lain, kampung ini adalah penghasil kerbau terbanyak di masa lalu. 

Kerbau sendiri adalah hewan yang memiliki peran penting bagi warga Puangbembe. Selain difungsikan untuk pertanian, misalnya membajak sawah, kerbau juga adalah hewan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan acara/upacara kematian (rambu solo'). 

Kerbau juga adalah salah satu simbol kemakmuran. Keluarga yang memiliki banyak kerbau, sudah pasti kaya dan sejahtera secara sosial. Ini terkait dengan banyaknya kerbau yang dipotong atau dikurbankan ketika ada orang Toraja, dalam hal ini warga Puangbembe yang meninggal. 

Jejak keberadaan kerbau yang banyak di kampung ini masih nampak dari banyaknya tanduk-tanduk kerbau yang dipasang di depan rumah-rumah warga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun