Dampak positif yang saya dapatkan selama menjaga anak di rumah adalah anak lebih lengket ke saya. Bahasa atau perintah dari saya lebih dipatuhi dibanding orang lain. Secara bertahap pula saya menuntunnya untuk mengenali benda-benda di sekitarnya. Anak usia dua tahunan sudah mulai terbangun rasa penasarannya. Pertanyaan kesana-kemari akan senantiasa terucap darinya. Dengan senang hati pula saya merespon.
Ya....ada teman juga buat saya. Ada pemecah ombak istilahnya. Bermain bersama anak seringkali menjadi obat keletihan di tengah padatnya pekerjaan dari sekolah. Saya banyak tertawa. Sesekali karena ulang anak memainkan laptop, saya akhirnya tahu memperbaikinya ketika ada yang error.Â
Boleh dikata, kebiasaan menjaga anak justru membuat saya awet muda juga hehehe.... Mungkin karena sering tertawa dan menikmati suasana bersama anak.Â
Sisi positif lainnya pada diri saya adalah saya banyak belajar mengontrol emosi. Menjaga anak di rumah tentu butuh pengelolaan emosi yang baik. Jangan sampai karena emosi labil, anak yang terdampak. Sehingga emosi kita yang meluap akan turut pula mempengaruhi perkembangan emosionalnya. Misalnya, ketika anak saya melihat atau mendengar saya berteriak, maka sesekali ia akan mempraktekkan hal yang identik dengan gaya bahasanya. Anak memang pelaku foto copy paste terbaik ya.... Kepolosannya mengajarkan banyak hal. Masa balita adalah masa mereka mengenal dunianya, wajib difasilitasi dan tanpa dikekang.Â
Konsep mampu mengatur emosi selalu saya perhatikan selama menjaga anak di rumah. Berusaha tersenyum dan mengajak anak tertawa saya upayakan meskipun sering kali pada saat anak rewel bertepatan dengan waktunya mengerjakan tugas.Â
Menangis, ngompol, buang air dan menghamburkan apa saja yang ada didepannya, bagi saya adalah bagian pendidikan anak. Jadi, apapun situasi anak ketika saya menjaganya di rumah, saya berusaha untuk selalu tenang. Termasuk ketika pada suatu waktu anak menderita panas tinggi, saya tak langsung panik. Saya menjelajahi internet untuk mencari pertolongan pertama untuk balita yang tiba-tiba terkena panas tinggi. Tips yang saya dapatkan saya praktekkan. Setelah anak merasa nyaman, baru menghubungi istri untuk penanganan selanjutnya.Â
Jadi, wahai kaum ayah, entah yang memiliki pekerjaan atau belum, mari menikmati peran sebagai ayah. Ayo menikmati seni menjaga anak di rumah. Berbagi peran dengan istri dalam menjaga, menemani dan mengasuh anak adalah peran yang tak bisa digantikan oleh apapun.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H