Bayern Munich terhenti langkahnya di putaran kedua kejuaraan DFB Pokal atau Piala Jerman tahun 2023. Manuel Neuer cs tersingkir setelah Bayern kalah 2-1 dari tuan rumah FC Saarbrucken. Mimpi pelatih Bayern, Thomas Tuchel untuk meraih treble musim ini pun pupus sudah.
Pertandingan yang secara nyata seperti pertarungan antara Daud versus Goliath berlangsung di stadion Ludwigsparkstadion pada Kamis (2/11/2023) dini hari WIB. Bayern selaku tim tamu menguasai laga hingga 75%. Sedangkan tuan rumah, Saarbrucken hanya sesekali mengandalkan serangan balik. Dua gol kemenangan Saarbrucken dicetak oleh P. Sontheimer pada menit ke-45+1 dan M. Gaus pada menit ke-90+6.Â
Bayern sebenarnya unggul terlebih dulu di awal babak pertama lewat gol tembakan keras dari luar kotak penalti oleh Thomas Muller pada menit ke-16. Laga pun seperti akan dimenangkan dengan mudah oleh Bayern usai gol Muller. Akan tetapi fakta permainan di atas lapangan tidak bersanding dengan prediksi. Saarbrucken justru membalikkan semua perkiraan dan prediksi.
Sekilas FC Saarbrucken bukanlah laga sepadan buat Bayern. Saarbrucken adalah tim berperingkat kelima belas di klasemen sementara kompetisi divisi tiga (Fusball-Liga). Sementara Bayern saat ini menduduki peringkat kedua Bundesliga. Dari komposisi pemain pun, kedua klub berjarak antara langit dan bumi. Tak ada pemain berlabel bintang di Saarbrucken.Â
Tumbangnya Bayern dari klub semenjana Saarbrucken bukan karena kebetulan atau karena faktor keberuntungan. Kedua gol yang diciptakan pemain Saarbrucken murni dari open play. Artinya, tuan rumah Saarbrucken yang tertekan sepanjang 90 menit laga juga memberikan perlawanan kepada Bayern.Â
Berikut ini analisis mengapa Bayern bisa ditumbangkan oleh Saarbrucken di fase kedua Piala Jerman.Â
Pertama, tuan rumah Saarbrucken tampil tanpa beban. Meskipun tertekan pada dua kali waktu normal, para pemain Saarbrucken menikmati tekanan yang diberikan pemain FC Hollywood. Dikurung laskar Bavarian tak membuat ciut pemain tuan rumah. Mereka disiplin melakukan pengawalan kepada setiap pemain Bayern yang menguasai bola di depan kotak 12 meter pertahanan. Penjagaan maksimal dipertontonkan oleh barisan belakang Saarbrucken. Prinsip permainan tuan rumah adalah bukan menguasai bola tapi bisa mencetak gol. Di sejumlah kesempatan pemain depan Saarbrucken, Fabio Di Michele Sanchez dan Mohamed Amine Naifi berani menunjukkan skill olah bola melewati hadangan 2-3 pemain Bayern.
Kedua, Saarbrucken memaksimalkan serangan balik dan injury time. Ya, kedua gol kemenangan Saarbrucken tercipta melalui serangan balik dan injury time babak pertama dan kedua. Kombinasi pemain depan Saarbrucken mampu meruntuhkan tembok Bayern lewat umpan satu dua. Permainan bola dari kaki ke kaki pemain Saarbrucken yang singkat mampu mengecoh barisan belakang dan kiper Bayern, Manuel Neuer. Dua gol di injury time menunjukkan bahwa para pemain Saarbrucken memiliki motivasi tersendiri untuk bisa mencetak gol dan memberikan sejarah baik bagi diri mereka sendiri maupun kepada keluarga besar Saarbrucken.
Laga ini sangat istimewa bagi kubu Saarbrucken. Mereka hanya memiliki dua kali tembakan ke gawang Bayern. Namun, kedua tembakan itu sukses menjadi gol. Sekali lagi, usaha mereka terasa sangat manis karena kedua tembakan yang dibuat berhasil berbuah gol yang sama-sama terjadi di injury time.Â
Ketiga, suporter fanatik Saarbrucken tak pernah berhenti bersorak sepanjang laga. Bahkan ketika timnya tertinggal hingga menit ke-45 babak pertama, semua suporter selalu bernyanyi dan melompat sepanjang laga memberikan dukungan kepada pemain. Semangat para suporter yang bising inilah yang juga berdampak pada mental pemain Bayern selama di lapangan. Sebaliknya teriakan, nyanyian dan tabuh gendang suporter justru membakar semangat para punggawa klub yang bermarkas di kota Saarland tersebut.
Keempat, pelatih Saarbrucken, Rudiger Ziehl mampu menerapkan taktik yang mematikan para penyerang Bayern. Ia aktif memberikan masukan kepada para pemainnya. Ia pun penuh semangat selama pertandingan. Terlihat dari ekspresi dan bahasa tubuhnya kepada pemain dan suporter. Ziehl pun tak terlihat canggung dengan nama besar Leroy Sane dkk. Beban terperosok di kompetisi kasta ketiga liga Jerman tak nampak sama sekali.Â
Kelima, penampilan penjaga gawang Saarbrucken, Tim Schreiber sangat luar biasa. Rentetan tembakan pemain Bayern berhasil dihalau dan dimentahkannya. Leroy Sane yang berulang kali mencoba menembus gawangnya pun dibuat frustasi. Tercatat dua kali peluang emas Sane dan satu kali tembakan jarak jauh Kingsley Coman berhasil ditepisnya.
Keenam, Harry Kane tidak dimainkan Thomas Tuchel yang membuat daya dobrak Bayern tumpul. Bagaimana pun juga sosok kapten tim nasional Inggris dan eks striker Tottenham Hotspurs ini sedang menjadi sosok yang ditakuti di kompetisi Bundesliga musim ini. Hingga pekan kesembilan liga, Kane telah mencetak 12 gol dan duduk di peringkat kedua top skor sementara Bundesliga. Erick Choupo Mouting yang diberi kepercayaan sebagai juru gedor di depan M. Tel, Thomas Muller dan Leroy Sane tak mampu merepotkan pertahanan Saarbrucken yang tampil solid. Masuknya Serge Gnabry dan Kingsley Coman memang mampu menaikkan intensitas serangan Bayern, namun tak mampu menuntaskan sebanyak 18 total tembakan ke gawang Saarbrucken berbuah gol.
Ketujuh, koordinasi lini belakang Bayern sangat buruk. Anthony Davies, Kim Min Jae, Matthijs de Ligt dan B. Sarr tidak kompak di belakang. Joshua Kimmich yang beroperasi di lini tengah pun berulang kali lalai mengawal pemain tuan rumah. Gol pertama Saarbrucken tercipta dari blunder bek Bayern asal Korsel. Kurang bagusnya koordinasi membuat bola buangan dari Min Jae bisa direbut pemain Saarbrucken dan dimaksimalkan sebagai gol oleh P. Sontheimer. Gol kedua Saarbrucken yang dicetak oleh M. Gaus di menit terakhir injury time babak kedua juga karena kontribusi lini belakang Bayern yang buruk. Termasuk kiper Manuel Neuer yang tampil kurang prima dan minim konsentrasi. Lima puluh menit gawang Bayern yang dijaga Neur tak tersentuh ancaman dan akhirnya rontok di menit akhir injury time babak kedua melalui tembakan kedua Saarbrucken sepanjang laga. Neuer hanya terpana melihat sontekan Gaus yang meluncur mulus ke gawangnya. Gol Gaus ini langsung merontokkan mental bertanding punggawa Bayern. Waktu hampir habis dan tak ada kesempatan menyamakan kedudukan lagi. Terciptanya gol Gaus sebenarnya jawaban dari hilangnya konsentrasi para pemain Bayern yang mengira pertandingan akan berlanjut ke babak ekstra time. Dalam situasi serangan balik 5 on 5, pergerakan pemain Bayern sangat lambat menutup pergerakan cepat 5 pemain tuan rumah.
Kedelapan, pelatih Bayern, Thomas Tuchel kurang aktif dalam mengawal informasi taktik dan strategi ke pemainnya. Ia lebih banyak duduk. Hanya sesekali ia berdiri di pinggir lapangan. Tak menutup kemungkinan, Tuchel seolah menganggap Saarbrucken sebagai tim yang mudah dikalahkan sehingga, eks pelatih Chelsea ini lebih dominan menurunkan pemain lapis kedua. Tak ada niat pemain Bayern untuk melakukan tindakan killing the game setelah unggul terlebih dahulu. Bola lebih banyak berputar di depan pertahanan Saarbrucken. Dan kondisi ini sepertinya telah diantisipasi oleh pelatih Saarbrucken.Â
Kandasnya Bayern di fase kedua DFB Pokal membuat klub ini wajib memaksimalkan dua kompetisi tersisa, yakni Bundesliga dan Liga Champions Eropa. Catatan penting untuk Tuchel agar memaksimalkan peran Harry Kane yang tengah on fire.
Menutup tulisan ini, saya memberikan apresiasi buat Kompas TV yang telah memberikan layanan tayangan live kompetisi DFB Pokal musim 2023/2024. Kualitas tayangan live-nya jernih dan suara komentatornya juga sangat jelas sehingga membantu dalam menikmati pertandingan.
Salam olahraga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H