Pimpinan klasemen umum pembalap, Pecco Bagnaia, memulai balapan ini dari posisi start ketiga. Namun, posisinya diambil alih rekan senegaranya, Fabio Di Gianantonio di tikungan pertama. Sejak lap pertama, Pecco Bagnaia berjuang meraih poin maksimal dari posisi keempat.  Adapun Jorge Martin makin kuat sebagai pimpinan lomba. Ia langsung melesat meninggalkan rival-rivalnya. Baru dua lap, Martin sudah bisa unggul hingga dua detik dari kejaran posisi kedua, Brad Binder dan Di Gianantonio di tempat ketiga.Â
Jika di balapan seri MotoGP Mandalika sepekan sebelumnya, Jorge Martin tak mampu menyelesaikan lomba karena terjatuh di tengah dominasinya, maka kali ini ia seperti telah belajar dari kesalahannya. Kunci keberhasilannya menguasai balapan hingga lap terakhir adalah pemilihan ban juga. Tim mekanik Pramac Ducati memberinya ban hard pada ban depan dan soft pada ban belakang. Adapun para pesaingnya lebih cenderung ke hard-medium dan medium-medium.Â
Konsistensi Martin berlangsung hingga memasuki lap ke-22. Hampir tiga detik ia unggul atas Di Gianantonio yang sukses melewati Brad Binder.Â
Denyut nadi tim Pecco Bagnaia sempat bergejolak ketika rekan setim Martin, Johann Zarco berhasil mendahului Bagnaia. Pecco pun terancam kehilangan lebih banyak poin dan membuat Martin makin menempel ketat dirinya di papan klasemen perebutan gelar juara dunia.Â
Kegagalan Martin menjadi juara seri di dua balapan terakhir kembali membuat peluangnya untuk merebut titel juara dunia dari Pecco Bagnaia kembali menipis. Kegagalannya pada seri MotoGP Mandalika tak mampu ia bayar lunas. Martin dan tim mekanik mencoba menerapkan kebijakan yang sama dengan yang diambil Bagnaia di seri Mandalika, yakni memilih komposisi ban berbeda. Kategori ban soft di bagian belakang memang memberinya keseimbangan mengendalikan motornya di tengah kecepatan tinggi sehingga ia tidak melakukan blunder dari lap pertama hingga lap ke-25. Ternyata ban soft hanya bisa bertahan maksimal 25 lap. Perhitungan lap dan suhu aspal yang kurang tepat membuat Martin kedodoran di dua lap terakhir, puncaknya di lap ke-27. Ausnya ban soft membuat kecepatan motor Martin menurun. Kondisi inilah yang dimanfaatkan oleh Johann Zarco, Pecco Bagnaia, Di Gianantonio dan Brad Binder sukses menyalip Martin di lap terakhir. Maksud Martin menggunakan ban soft sebenarnya jitu juga, akan tetapi ia gagal membuat gap yang memadai sehingga keteteran di dua lap terakhir lomba.Â
Komposisi ban medium-medium yang terbukti efektif di seri balap MotoGP Australia 2023. Trio pembalap Ducati dari tiga tim berbeda berkuasa penuh. Johann Zarco (Pramac Ducati Team) merebut juara, Pecco Bagnaia (Lenovo Ducati Team) dan Fabio Di Gianantonio (Ducati Gresini Racing).
Apresiasi spesial untuk Zarco yang kembali merasakan podium nomor satu setelah 2533 hari sekaligus menjadi titel juara pertamanya di kelas utama MotoGP. Kali terakhir Zarco menikmati juara di podium adalah di Seri Moto2 Valencia tahun 2016.
Meskipun hanya meraih posisi runner-up di Philip Island, Pecco Bagnaia berhasil melebarkan jarak poin di papan klasemen menjadi 27 poin dari kejaran Jorge Martin. Sementara Zarco naik dua tingkat dan menempati posisi kelima.Â
Berikut klasemen umum pembalap setelah MotoGP Australia.
Francesco Bagnai 366 poin