Tantangan dari projek ini adalah ketika masa pelaksanaan projek telah berakhir, sampah mulai kembali berserakan. Artinya, karakter belum tertanam dengan baik dan belum sepenuhnya terbentuk. Sehingga, melalui kegiatan Implementasi Kurikulum Merdeka yang dihadiri oleh seluruh guru, kepala sekolah dan pengawas, warga sekolah diajak untuk mempertahankan To Mabalisa secara berkelanjutan meskipun  projeknya telah diselesaikan, apalagi topik tersebut bertema Gaya Hidup Berkelanjutan.Â
Topik To Mabalisa dianjurkan untuk dilanjutkan dengan tema berbeda. Misalnya dilanjutkan dengan tema Kewirausahaan. Melalui hasil pemilahan sampah, pupuk. Kompos yang berhasil dibuat siswa bisa dipasarkan ke guru-guru atau warga sekitar dengan arga terjangkau. Kemudian sampah yang tak bisa terurai  dibuat menjadi barang-barang kerajinan tepat guna. Dengan demikian To Mabalisa tetap berjalan seperti biasa. Pada akhirnya nanti, lingkungan sekolah benar-benar bersih dari sampah. Sangat penting di ini ditekankan bahwa, To Mabalisa wajib ditanamkan dalam pribadi siswa sebagai bagian dari nilai budaya lokal dan kearifan lokal.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H