Suhu panas menyengat tengah melanda wilayah Indonesia dalam beberapa minggu terakhir. Peningkatan suhu panas ini adalah efek dari panas global. Tambahan pula musim kemarau turut menyumbang tingginya intensitas suhu panas di berbagai wilayah Indonesia.Â
Kewaspadaan akan dampak besar suhu panas dan kemarau adalah kebakaran dan kekurangan air bersih. Kebakaran hutan mulai marak terjadi di berbagai wilayah Tanah Air.Â
Bahkan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura secara resmi telah menyatakan komplain karena kebakaran hutan dan lahan gambut yang mengekspor asap tebal ke luar negeri. Kebakaran sangat rentan terjadi saat ini. Jadi, sangat penting bagi warga untuk memperhatikan sisa puntung rokok dan pembakaran sampah.Â
Dampak berikutnya adalah kelangkaan air bersih. Jika tanaman yang kering kerontang mungkin belum apa-apa. Tapi kali ini warga yang sudah terdampak kekeringan.Â
Di Tana Toraja sendiri, kelangkaan air bersih mulai nampak dalam dua bulan terakhir. Warga sudah mulai ramai-ramai membeli air galon. Setiap hari, puluhan truk mengantri mengisi air galon untuk dijual kepada warga. Bukan hanya warga kota yang mengalami kelangkaan air, akan tetapi warga di kampung-kampung juga.Â
Informasi terkini terkait cuaca panas banyak beredar di grup-grup media sosial seperti WhatsApp dan Telegram. Informasi tersebut sebenarnya sudah lama, yakni bulan April yang lalu. Akan tetapi dampaknya masih terjadi hingga sekarang. Indeks ultraviolet (UV) dari sinar matahari sedang kencang atau meningkat tajam.Â
Pada jam 8 pagi saja, paparan sinar matahari serasa jam 11 siang. Suhu ekstrim ditambah musim kemarau memang memperingatkan kita untuk mulai bijak dalam mengatur kegiatan agar tidak terlampau lama menderita panas, bijak menggunakan air, bijak terhadap lingkungan dan waspada dalam memanfaatkan sumber api.
Tingginya suhu panas di siang hari bukan berarti mengurangi aktifitas sebagai pekerja. Entah sebagai PNS/ASN, karyawan swasta, buruh, pelajar, pedagang, wiraswasta, dll, dampak panas tidak serta-merta menghambat tugas dan tanggung jawab.Â
Beragam tips atau cara bisa dilakukan agar suhu panas tidak menghalangi pekerjaan, antara lain:
Gunakan Masker Wajah
Bagi warga yang beraktifitas di luar ruangan, seperti bekerja di sawah, kebun dan ladang, sangat dianjurkan untuk memakai pelindung kulit tambahan, khususnya wajah, seperi pemakaian masker wajah. Jika tidak sempat minimal topi pelindung wajah. Seperti yang digunakan para turis asing, dimana selama suhu panas, mereka menggunakan topi dengan pelindung wajah yang lebar dan ada kain pelindung menutupi punggung leher.
Minum Air Putih
Solusi paling sederhana agar aman dari rasa panas dan gerah tinggi sekaligus menghindari kekurangan cairan tubuh (dehidarasi) adalah mengkonsumsi banyak air putih atau air mineral. Persiapan air minum perlu ekstra tambahan jika bekerja di sekitar panas matahari langsung.
Gunakan Pakaian Penutup
Sangat penting untuk mengenakan pakaian lengan panjang yang memadai gar terhindar dari paparan langsung sinar matahari. APalagi jiak bekerja di bawah terik tanpa pohon pelindung.
Hindari Bekerja di Jam Tertentu
Pengalaman yang sering terjadi di kampung-kampung adalah sejumlah orang tua paruh baya meninggal tiba-tiba di kebun atau ladangnya ketika bekerja di saat panas terik menerpa tubuh mereka. Kejadian terjadi di antara pukul 10.00 pagi hingga pukul 13.00 siang. Entah ada hubungannya atau sekedar mitos, akan tetapi jika diamati ada hubungannya dengan tingginya intensitas panas, apalagi jika ditunjang dengan bekerja di bawah panas terik terbuka tanpa pakaian pelindung yang memadai.
Makan Buah Segar
Buah-buahan segar diupayakan untuk dikonsumsi secukupnya setiap hari, terutama yang banyak mengandung air dan vitamin C. Tak ada salahnya secara bergantian menyiapkan semangka, lemon atau jeruk di meja makan.
Konsumsi Sayuran Hijau
Sayuran hijau wajib menajdi menu pilihan harian. Minimalkan konsumsi gorengan atau makanan berbahan utama penggunaan minyak yang banyak. Sayuran hijau yang dimasak tiga (sayur, air dan garam) lebih menyehatkan dan lebih mendorong tubuh untuk fit.
Hindari Minum Alkohol
Minuman beralkohol memberikan efek panas pada tubuh. Jadi, bagi pecinta alkohol sebaiknya mengurangi atau bahkan menghindari konsumsi berlebihan. Efek panas yang diberikan bisa menambah suhu panas pada tubuh. Gerah yang berkepanjangan karena tubuh panas membuat kinerja tidak bisa maksimal. Orang Toraja sendiri tidak bisa dipisahkan dari minuman beralkohol seperti tuak. Untuk wilayah pegunungan, tuak cocok untuk memanaskan badan di malam hari. Akan tetapi sebaiknya dihindari di waktu jam kerja atau siang hari.Â
Kurangi Makanan Pedas
Makanan dengan penggunaan cabe yang banyak termasuk lada juga wajib dikurangi. Sifatnya yang menimbulkan panas akan meningkatkan kegerahan pada tubuh. Mirip dengan alkohol, tentunya bisa memberikan dampak negatif pada kinerja.
Konsumsi Multivitamin
Multivitamin sangat penting bagi pekerja aktif, terutama pekerja kantoran di kota-kota. Kekurangan istirahat, dampak dehidrasi bisa ditopang dengan konsumsi multivitamin. Disarankan untuk tetap berkoordinasi dengan dokter pribadi, atau pihak apotik ketika membeli multivitamin agar konsumsinya tepat sesuai kebutuhan tubuh.Â
Work From Home
Pemerintah DKI pernah menyuarakan anjuran bagi karyawan untuk bekerja dari rumah (work from home)Â di tengah tebalnya serangan kabut asap. Kondisi yang sama sebenarnya bisa diterapkan di masa adanya peningkatan suhu panas ekstrim. Pekerjaan yang berkaitan dengan pengolahan data di laptop bisa dikerjakan dari rumah. Adapun jika terkait dengan meeting, maka bisa dilangsungkan secara online menggunakan media Zoom atau Google Meet.
Optimis
Berpikir optimis bahwa suhu panas dan musim kemarau akan segera berlalu perlu ditanamkan sambil tetap berupaya untuk mengambil tindakan-tindakan bijak yang baik untuk diri sendiri dan lingkungan.Â
Suhu panas dan musim kemarau tak bisa dihindari. Waktunya bertindak bijak dan mengambil beberapa tips agar tetap aktif di tengah ancaman suhu panas. Semoga bermanfaat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H