Musim kemarau saat ini melanda berbagai wilayah di dunia. Jutaan orang sangat merindukan akan turunnya hujan untuk memberikan harapan hidup pada berbagai jenis makhluk hidup.Â
Kemarau panjang ternyata tidak hanya melanda daratan bumi. Kekeringan  oleh kemarau saat ini tengah melanda satu kompleks olahraga dengan fans terbesar di Inggris. Entah apa yang terjadi di kubu Manchester United musim ini. Kekeringan akan kemenangan masih berlanjut di Old Trafford. Old Trafford yang selama ini angker bagi tim tamu, tak sanggup memberikan magis kepada tim yang dinaunginya.Â
Dahaga akan sejuknya kemenangan sepertinya tidak mau menyinggahi klub yang diarsiteki pria berkepala plontos asal Belanda, Erik ten Hag.Â
Hasil demi hasil minor silih bergantian datang di setiap laga yang dilakoni United. Mantan pelatih Ajax Amsterdam, Erik ten Hag sudah mencoba beragam racikan strategi. Merubah formasi hingga mendaratkan pemain-pemain yang dipercaya mampu menerikan perubahan  di dalam tim. Namun belum ada hasil yang mumpuni.Â
Baik di kompetisi lokal Liga Primer Inggiea maupun di kancah Eropa, UEFA Champions League, Bruno Fernandes dkk dijauhi keberintungan. Khusus di Liga Champions Eropa, United telah menelan kekalahan beruntun di dua laga awal penyisihan grup. Teranyar, United dipermak oleh klub asal Turki, Galatasaray. Skor 2-3 untuk tiga poin penuh tim tamu menyudahi perlawanan Setan Merah. Mauro Icardi dkk sukses memporak-porandakan benteng Setan Merah. Pertanyaannya sekarang, mengapa United terus-menerus dilanda kekeringan  kemenangan?Â
Saya sepakat dengan pelatih Erik Ten Hag bahwa yang menjadi biang utama kering kerontangnya kemenangan adalah memuaskan para pemain yang sedang tidak baik-baik saja. Mental tim utama saat ini sedang mendekam.di titik terbawah. Kondisi ambruknya mental para pemain Manchester United bukan karena tanpa sengaja. Sejak musim lalu, mental para pemain memang sudah terombang-ambing.Â
Hilangnya sosok pemimpin di dalam tim perlu digaris bawahi oleh pelatih Erik Ten Hag dan manajemen klub. Sosok pemimpin tidak ada karena mental yang telah memburuk. Antara sesama pemain United yang ada menunjukkan adanya ketidakharmonisan dalam tim. Sejak Cristiano Ronaldo minggat, kerapuhan akan sosok pemimpin dan mental tim makin memjadi-jadi. Makin diperparah ketika eks kapten tim yang juga kiper utama, David De Gea juga memilih hengkang dari Old Trafford.Â
Harry Maguire, sang kapten United selama beberapa musim terakhir kini juga membuktikan bahwa anjloknya prestasi United bukan semata karena dia. Mengkambinghitamkan Harry Maguire terkait hasil minor United pada sejumlah laga yang minor sebenarnya justru makin membuat kekuatan mental para pemain makin menurun. Apalagi ditunjang oleh sorotan media setiap detik ke tubuh Manchester United. Tak dapat terhindarkan juga ikut mempengaruhi standar mental para pemain.Â
Mental memang menjadi sorotan utama kegagalan Manchester United sejak dua musim terakhir. Mental yang buruk makin merambah mental pemain secara personal. Kondisi ini bisa dilihat pada kinerja eks bintang Borussia Dortmund, Jadon Sancho dan bintang timnas Brasil, Anthony. Kedua pemain ini boleh dikatakan banyak memberikan dampak buruk kepada tim atas perilaku mereka.Â