Merdeka Belajar telah digaungkan pemerintah selama tiga tahun terakhir melalui implementasi kurikulum merdeka. Kurikulum ini diharapkan mampu mengembangkan kurikulum di tingkat sekolah secara bertahap dengan muara mewujudkan merdeka belajar lewat pembelajaran yang berpusat pada peserta didik yang berprofil pelajar Pancasila.Â
SMAN 11 Enrekang yang berada di Kecamatan Masalle, Kabupaten Enrekang telah menjadi sekolah penyelenggara Kurikulum Merdeka sejak tahun ajaran 2022/2023.
Sekolah ini termasuk ke dalam salah satu sekolah negeri dengan kategori terpencil. Ada dua orang guru honorer yang mengajar di sekolah ini melalui program Sulsel Mengajar. Program ini menempatkan guru-guru terbaik di sekolah terpencil se-Sulawesi Selatan.
Salah satu dampak positif dari implementasi kurikulum merdeka di SMAN 11 Enrekang adalah terbangunnya karakter siswa. Seperti apa karakter siswa di sekolah ini?
Berikut saya tuliskan berdasarkan informasi yang saya dapatkan dalam rangka In House Training Implementasi Kurikulum Merdeka.Â
Pembangunan karakter yang baik dimulai dari dalam sekolah. Artinya, sekolah yang disiplinnya bagus tidak harus memiliki pagar yang tinggi dan tidak perlu penerapan tata tertib sekolah yang menggunakan sistim poin. Semua harus dimulai dari pimpinan atau kepala sekolah. Jika kepala sekolahnya bisa menjadi role model oleh seluruh warga sekolah, maka lingkungan sekolah juga akan menyambut secara positif.
Di sela-sela istirahat makan siang, saya berbincang dengan kepala sekolah SMAN 11 Enrekang, bapak Saparuddin, S.Pd., M.A. Berdasarkan penuturan dari beliau, siswa-siswa di sekolah yang dipimpinnya tidak pernah ada yang bolos, padahal sekolah ini tanpa pagar. Dengan kata lain, tidak ada pagar sekeliling sekolah yang menjadi pembatas antara lingkungan sekolah dengan lingkungan luar.
Memang ada pagar tembok setinggi 1,5 meter di bagian depan sekolah, akan tetapi dua pintu masuk yang lebar tidak memiliki pagar atau pintu penutup. Sementara pada sisi lainnya, bangunan ruang kelas langsung bersebelahan dengan kebun sayur warga.
Demikianlah yang terjadi di SMAN 11 Enrekang. Menurut bapak Sapar tidak pernah ada siswanya yang bolos selama ia memimpin sekolah tersebut. Peluang untuk bolos terbuka di sekeliling sekolah seandainya siswa mau melakukan.
"Kalau dari dalamnya sudah baik, pasti keluarnya juga baik," kata Sapar. Guru-guru dan tenaga kependidikan bertanggung jawab penuh akan peran mereka di sekolah. Sehingga dilihat oleh para siswa di sekolah.Â
SMAN 11 Enrekang telah menerapkan 5 hari kerja. Jam masuk setiap pagi di hari sekolah adalah pukul 07.30 dan pulang 15.30. Kepala sekolah dan guru-guru telah hadir di sekolah sebelum jam masuk. Dengan kata lain, tidak ada guru yang terlambat masuk ke kelas.
Hal ini menjadi contoh yang positif bagi siswa, sehingga para siswa termotivasi untuk hadir tepat waktu di sekolah. Hal yang sama terjadi ketika selama pembelajaran berlangsung hingga selesai.
Tidak ada kejadian guru menitipkan/mengirimkan tugas saja ke sekolah. Guru-guru bertanggung jawab penuh atas jadwal yang telah mereka terima dari wakasek kurikulum, pengecualian jika guru memiliki tugas luar atau ada kejadian insidentil. Tidak ada guru yang pulang lebih cepat. Inilah yang menjadi sumber pertama mengapa tidak ada siswa yang bolos atau meninggalkan pelajaran di SMAN 11 Enrekang.Â
Terkait penerapan kurikulum merdeka, maka kesimpulannya adalah penerapan budaya positif melalui keyakinan kelas telah berjalan dengan baik di SMAN 11 Enrekang.
Tidak adanya siswa yang bolos selama ini adalah telah terbangunnya budaya positif yang sebenarnya pula sudah terjadi sebelum kebijakan penerapan kurikulum merdeka dari pemerintah. Pendidikan karakter melalui literasi kitab suci Al-Qur'an dan pendekatan kearifal lokal Enrekang turut andil pula dalam membangun karakter positif siswa.Â
Budaya positif tidak semata menyasar siswa saja. Paling penting pula dan bahkan yang paling utama adalah budaya positif pada kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan. Selain itu bukan pula fokus pada pelaksanaan tugas saja, tetapi termasuk pemenuhan kebutuhan guru dan tendik.
Singkatnya, budaya positif akan berjalan dengan efektif dan efisien ketika hak dan kewajiban para pelaku pendidikan di sekolah telah terpenuhi. Ada simbiosis mutualisme. Pembelajaran berjalan dengan baik ketika kebutuhan guru terfasilitasi.Â
Menyinggung penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), SMAN 11 Enrekang melalui kepala sekolahnya telah memberikan contoh yang baik pula.
Transparansi penggunaan anggaran yang bertanggung jawab dilakukan oleh kepala sekolah. Semua kegiatan yang sesuai dengan petunjuk teknis penggunaan dana BOS bisa diaktualisasikan oleh sekolah. Tak ada kontribusi finansial orangtua siswa melalui komite sekolah. Semua kebutuhan sekolah terfasilitasi dengan optimal dari dana BOS. Sehingga berdampak pada semangat para guru menjalankan tugas pokoknya yang lebih jauh lagi memberikan dampak pada siswa.Â
Karakter yang baik di SMAN 11 Enrekang terwujud pula melalui gambaran profil sekolah sebagai refleksi dari pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) oleh siswa dan pengisian Survey Budaya Kerja & Survey Lingkungan Belajar.Â
Sebagai buah dari Implementasi Kurikulum Merdeka dan pembangunan karakter yang baik di lingkungan sekolah, SMAN 11 Enrekang pun mendapatkan BOS Kinerja tahun 2023.
Dari semua sekolah dengan jenjang yang sama, hanya SMAN 11 Enrekang yang mendapatkan dukungan pendidikan dari pemerintah melalui BOS Kinerja di tahun 2023. Bagi saya, ini adalah pencapaian yang luar biasa dari sebuah sekolah yang berada di daerah pinggiran dan berkategori terpencil.
Pencapaian ini sekaligus menjadi jawaban perjuangan bapak Saparuddin dalam membangun SMAN 11 Enrekang yang dulunya bernama SMAN 1 Masalle. Hanya ada 26 siswa di sekolah tersebut ketika pertama kalinya pak Sapar menginjakkan kaki di sana pada tahun 2015 yang lalu.
Melalui kerja keras bersama seluruh komponen, hingga saat ini, SMAN 11 Enrekang yang didukung lebih dari dua puluh guru PNS, ASN PPPK dan honorer telah mendidik lebih dari 300 siswa.
Upaya mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dilakukan oleh SMAN 11 Enrekang dengan menyelenggarakan IHT Implementasi Kurikulum Merdeka.
Adapun materi pada kegiatan IHT ini diantaranya Tips dan Praktik menyusun Alur Tujuan Pembelajaran dan Modul Ajar, P5, Prinsip Asesmen, Struktur Kurikulum SMA dan Komunitas Belajar. Ini adalah program yang akan membekali dan mendukung penguatan praktik baik yang telah dijalankan guru-guru di sana.Â
Pihak sekolah lewat pimpinan dan dewan guru serta komite sekolah selalu memberikan dukungan penuh pada keikutsertaan siswa untuk mengikuti berbagai kegiatan akademik maupun non-akademik. Bola voli adalah cabang olah raga yang menjadi ciri khas warga Masalle. Banyak atlet bola voli lokal Enrekang berasal dari Masalle.
Bola voli juga menjadi olahraga yang dimainkan setiap sore oleh warga Masalle. Dalam perjalanan menuju Masalle pun, saya mendapati di pinggir jalan bekas stadion mini yang dibangun warga untuk menyelenggarakan turnamen bola voli. Siswa dari SMAN 11 Enrekang pun pernah menorehkan prestasi dengan menjuarai kejuaraan bola voli antar SMA se-Sulawesi Selatan di Makassar.
Jadi, jangan heran jika halaman SMAN 11 Enrekang justru dibangun lapangan voli bukan lapangan basket seperti pada sekolah pada umumnya. Ini yang menjadi alasan sehingga bola voli pun juga menjadi prioritas pengembangan skill melalui pembelajaran materi esensial dan ektrakurikuler. Futsal juga menjadi olahraga populer lainnya di sekolah ini. Di tingkat lokal, pemain futsal SMAN 11 Enrekang juga berprestasi.Â
Nah, sama seperti halnya mencari jodoh perlu perjuangan ekstra keras untuk bisa sampai pada tahap duduk bersanding di pelaminan. Membangun karakter guru dan siswa tidak selamanya berjalan dengan mulus dan semudah membalik kedua telapak tangan.
Tentu ada kerikil-kerikil dan tantangan di tengah jalan. Butuh proses yang berkesinambungan. Pemimpin yang memerdekakan sekolahnya tentu akan bersabar pula dalam menata sekolahnya.Â
Salam Merdeka Belajar.
Salam Guru Penggerak.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI