Kewajiban tidak makan nasi dan ayam dilaksanakan oleh para tetangga yang datang membantu ketika sedang pelaksanaan gotong-royong mengambil kayu dan membangun pondok untuk prosesi upacara kedukaan. Semua yang membantu juga hanya akan makan nasi jagung atau ubi ketika menerima makan siang.
Dengan demikian, jika ada warga Simbuang yang tidak makan nasi, itu berarti mereka masih sedang berduka.
Nasi baru boleh dikonsumsi pada ritual terakhir upacara kematian yakni tahap ungkande bo'bo'. Makan nasi memberi arti bahwa masa berduka telah berakhir.Â
Larangan makan ayam ini sedikit kontradiktif dengan kebiasaan umum warga Simbuang dan warga Toraja pada umumnya, khususnya bagi kaum pria, yakni massaung atau adu ayam. Adu ayam pada kegiatan kedukaan disebut ma'paramisi. Aktifitas adu ayam ini, selain merupakan tradisi juga sedikit beraroma judi.
Nah, ketika adu ayam sudah pasti ada ayam yang kalah dan pada akhirnya mati. Ayam yang kalah disebut bakke. Bakke akan dibawa oleh lawan yang menang. Sehingga disebut dengan ungkande bakke (makan daging ayam yang dikalahkan di arena sabung ayam).
Saya belum mendapatkan informasi apakah daging ayam dari massaung ini tidak ada pemali-nya jika dikonsumsi ketika ada warga sekitar yang masih berduka. Khusus bagi keluarga langsung dari yang meninggal sudah dipastikan tidak mengkonsumsinya.Â
Oleh karena ada jenazah yang masih dalam keadaan terbaring di rumah, maka tak ada pula kegiatan menanam padi di sawah. Bukan karena kebetulan musim kemarau sehingga sawah tak digarap.
Jika melihat keadaan air di sungai, masih ada sejumlah sawah yang bisa digarap. Namun, sekali lagi ada kearifan lokal yang masih terjaga dan terpelihara oleh warga Simbuang.Â
Satu kearifan lokal warga Simbuang yang juga masih bertahan adalah pelarangan bermain kartu. Entah itu main domino, joker atau kartu apapun tidak diizinkan. Menurut salah satu sumber di sana, jika ada yang ditemukan bermain kartu akan mendapatkan denda memotong satu ekor babi.Â
Informasi ini sangat menarik bagi saya untuk digali lebih jauh. Sayangnya saya belum sempat melakukan eksplorasi lebih jauh tentang latar belakang dari pelarangan bermain kartu tersebut.
Bagi dunia pendidikan anak-anak di Simbuang, pelarangan bermain kartu ini sedikit banyak memberikan dampak positif. Anak-anak bisa lebih fokus pada pelajaran mereka atau sekedar menghabiskan waktu untuk menenun atau membantu orang tuanya.Â