Perjalanan ke Kecamatan Simbuang tak akan pernah habis dalam untaian kata-kata. Bukan semata karena akses jalan yang menantang, bukan pula karena status daerah 3T atau saya karena baru pertama kali ke sana, melainkan karena Kecamatan Simbuang memang menyimpan banyak informasi menarik yang akan membantu membuka mata dan perhatian ke daerah ini.
Dulu dan mungkin sampai saat ini, Kecamatan Simbuang adalah wilayah yang sangar bagi PNS lingkup Kabupaten Tana Toraja.
Wilayah ini dikenal sebagai "tempat pembuangan" bagi PNS, apakah karena diakibatkan oleh bahasa "korban politik" atau karena kinerja yang kurang baik.
Ayah mertua saya yang juga adalah pensiunan guru PNS pernah berujar bahwa ia beruntung tidak pernah mendapatkan mutasi ke Kecamatan Simbuang.
Apalagi di zaman dulu, akses jalan ke Simbuang sangat buruk. Hanya ditempuh dengan jalan kaki atau naik kuda.Â
Oleh karena tugas menjalankan Pendampingan Individu 1 Program Pendidikan Guru Penggerak sudah terjadwal hanya satu hari, maka saya pun memaksimalkan waktu yang singkat di UPT SMPN Satap 2 Simbuang untuk menikmati suasana alam, suasana Pendidikan dan mencoba mengenali kehidupan masyarakat setempat.Â
Seperti yang telah saya tulisan pada artikel sebelumnya, UPT SMPN Satap 2 Simbuang berlokasi di Lembang (desa) Puangbembe Mesakada.
Di sekolah ini, saya mendapat tugas untuk mendampingi salah satu Guru yang bernama Kristian Betteng. Beliau adalah guru muda yang mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris.
Ia bukan warga Simbuang. Kampung halamannya ada di Kecamatan Kurra, berbatasan dengan Kabupaten Toraja Utara. Ia adalah guru PPPK yang melamar dan ditempatkan di sana pada pengangkatan guru PPPK tahap kedua oleh Pemda Kabupaten Tana Toraja. Ia telah bertugas di sana selama setahun terakhir.Â
Pertama kalinya saya bermalam di Kecamatan Simbuang, saya menginap di bekas bangunan lama untuk ruang kelas UPT SMPN Satap 2 Simbuang.