Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Cerita Perjalanan: Selamat Datang di Kecamatan Simbuang, Tana Toraja

25 September 2023   12:49 Diperbarui: 14 Oktober 2023   00:58 1354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampak depan sebuah Sekolah Dasar dari tempat saya tinggal di Simbuang. Sumber: dok. pribadi

Malam sudah datang. Kontur jalan menuju Puangbembe Mesakada adalah percampuran antara tanah, lumpur, rabat beton, dan bebatuan. Satu waktu saya berpapasan dengan puluhan bapak-bapak mengendarai motor sambil menggendong ayam jantan di pinggang mereka berbungkus sarung. Mungkin para bapak-bapak kembali dari arena massaung atau adu ayam.

Malam makin gelap ketika saya tiba di sebuah jembatan kecil dengan sungai di bawahnya yang megalirkan air keruh. Apakah ada hujan lebat di atas sana? Ternyata air keruh itu berlangsung sepanjang tahun karena terdapat banyak kerbau yang berkubang di Nosu, wilayah Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Dengan demikian, wilayah Nosu masih lebih tinggi daripada Simbuang. 

Tibalah saya pada tower Indosat yang dimaksud. Saya mendapati sebuah papan nama bertuliskan UPT SMAN 13 Tana Toraja. Di sampingnya ada kios dan sejumlah bapak-bapak menggendong ayam jantan. Saya bertanya tentang guru di UPT SMPN Satap 2 Simbuang bernama Bapak Kristian Betteng. Jawaban mereka menenangkan saya. Hanya beberapa ratus meter di depan. 

Pak Kristian menyambut saya di jalan setapak menuju bekas ruangan kelas yang dijadikan tempat tinggal bersama beberapa guru lainnya. Ia menawarkan untuk membantu menaikkan motor saya melewati jalan tanah sempit tersebut. Ada sulu' menjadi pembatas. Menurut Pak Kristian, sulu' atau pagar pembatas ternak liar ini berfungsi menghalau kerbau liar dan kuda liar agar tidak masuk ke pekarangan tempat tinggal mereka. 

Pak Kristian pun pernah dikejar oleh kawanan kuda liar di lokasi ia mencari jaringan internet beberapa waktu lalu. Saat itu ia sedang mengikuti sesi kolaborasi dengan fasilitator lewat Google Meet. Memang, jaringan internet masih sangat terbatas di SMPN Satap 2 Simbuang dan sekitarnya. Internet pun baru beberapa waktu yang lalu masuk ke Simbuang lewat transmisi sinyal dari Nosu, Kabupaten Mamasa. 

Tampak depan sebuah Sekolah Dasar dari tempat saya tinggal di Simbuang. Sumber: dok. pribadi
Tampak depan sebuah Sekolah Dasar dari tempat saya tinggal di Simbuang. Sumber: dok. pribadi

Selamat malam. Selamat datang di Simbuang. Dua ibu guru menyapa saya sambil tertawa. Selamat datang si Puangbembe Mesakada. 

Hawa sangat dingin menusuk, meskipun saya sudah mengenakan jaket waterproof dan mantel hujan. Saya langsung minta secangkir besar air hangat dan segelas kopi pahit. Tidak terasa dinginnya efek dari dinginnya hawa Simbuang., khususnya Desa Puangbembe Mesakada. Tak ada hiruk-pikuk warga. Listrik yang menyala pun seperti balon kembang kempis karena merupakan listrik dari turbin. Banyaknya pemakai sering membuat listrik turbin ini padam. Daya yang dihasilkan turbin tak seimbang dengan pemakai. Jadi, jangan harap bisa menonton TV atau sekadar charge laptop. Adaptornya bisa rusak. Beruntung handphone bisa menyesuaikan. 

Waktunya tidur. Saya menumpang di bilik kamar kepala UPT SMAN 13 Tana Toraja. Bapak Sakaria Doalang, S.Sos. selaku kepala sekolah adalah rekan kerja saya dulu di UPT SMAN 3 Tana Toraja. Beliau menjadikan bangunan SMP Satap ini sebagai tempat tinggal mengingat rumahnya berlokasi di dekat Bandara Toraja Airport, Ge'tengan, Mengkendek. Butuh waktu sehari perjalanan dari sana untuk tiba di Simbuang. Ada sekitar 8 guru PNS dan honorer yang menemani saya di bangunan yang kami gunakan untuk tidur. Mereka bahu-membahu secara swadaya membuat bilik-bilik kamar dengan menyekat ruangan kelas tak terpakai tersebut.

Pengalaman perjalanan saya yang pertama ke Simbuang akhirnya makin bertambah dengan berbagi cerita sepanjang malam. Banyak informasi terkait kearifan lokal, adat dan budaya warga Simbuang yang saya dapatkan. 

Mimpi dan kerinduan warga Kecamatan Simbuang akan pembangunan, kearifan lokal, kepercayaan, cerita mistis serta tradisi di Simbuang akan saya bagikan pada tulisan selanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun