Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengampuni Tanpa Batas

17 September 2023   08:51 Diperbarui: 17 September 2023   19:54 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama seusai ibadah di gereja. Sumber: dok. pribadi

Manusia adalah ciptaan Tuhan dengan peran sebagai makhluk sosial. Dalam perjalanan kita sebagai manusia yang terlibat dalam kehidupan sosial, interaksi dengan orang lain, kita tidak terlepas dari kesalahpahaman, perselisihan dan bahkan permusuhan dengan orang-orang di sekitar kita. 

Sebagai manusia, kita pasti akan terlibat dalam aktifitas bersama dengan orang lain berupa organisasi, kelompok, dll. Miskomunikasi, pertentangan, dan ketidaksepahaman seringkali menjadi bumbu perjalanan dalam kelompok. Emosi, sakit hati dan dendam pun tak luput dari kondisi di sana. 

Lalu, ketika kita yang mendapatkan situasi menyakitkan karena mungkin mendapat perlakuan yang tidak diinginkan  dari orang lain, apa yang akan kita lakukan. Bersediakah mengampuni atau memaafkan? Sanggupkah kita bisa belajar untuk mengampuni tanpa batas? Mampukah kita untuk memaafkan tanpa syarat? 

Ibadah hari Minggu tanggal 17 September di Gereja Toraja Jemaat Bukit Sion Salubarani yang dipimpin oleh Pdt. Heryanto Manurun, S.Th. mengangkat tema "Mengampuni Tanpa Batas." Secara pribadi saya mencoba memaknai dan mendalami tema ini dengan merenungkan salah satu bagian nats pembacaan Alkitab yang memuat percakapan antara Yesus dan Petrus yang terdapat dalam Injil Matius pasal 18 ayat 21-35. 

Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?"

Yesus berkata kepadanya:"Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali."

Lewat percakapan pada ayat 21-22, tampak jelas memberikan pengajaran akan pengampunan. Yesus mengajarkan pengampunan lewat ilustrasi mengampuni saudara. Ketika Yesus mengatakan bahwa bukan hanya tujuh kali kita mengampuni saudara kita yang berbuat dosa atau membuat kesalahan kepada kita, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Ini berarti, ketika kita mengampuni atau memaafkan seseorang yang bersalah kepada kita, sebaiknya tidak pakai hitung-hitungan atau tanpa syarat. Ungkapa "tujuh puluh kali tujuh kali" adalah frase tersirat dari Yesus bagi uamt manusia untuk saling mengampuni tanpa syarat dan tanpa batas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun