Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perjalanan sebagai Guru Pembelajaran Smart School Disdik Sulawesi Selatan

25 Agustus 2023   18:38 Diperbarui: 25 Agustus 2023   19:13 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya bersama ibu Huldiana di Studio Andalan Smart School Disdik Sulsel. Sumber: dok. pribadi

Awal tahun 2022 adalah momen ketika Pemerintah  Provinsi Sulawesi Selatan melalui Dinas Pendidikan mengambil satu langkah positif yang bermuara pada percepatan pembangunan di bidang pendidikan. Di bawah komando langsung bapak Dr. Setiawan Aswad, M.Div.Plg selaku kepala Dinas Pendidikan saat itu bersama bapak Dr. Muhlis Mallajareng sebagai Kabid GTK, program Smart School resmi diluncurkan. Guru-guru terbaik dari seluruh Sulawesi Selatan diundang untuk mengikuti seleksi.

Proses seleksi guru pembelajaran smart school adalah salah satu seleksi yang mengedepankan profesionalisme dan transparansi. Tahapan seleksi terdiri atas seleksi berkas, wawancara, micro teaching dan uji coba mengajar di depan kamera menggunakan smart board interactive. Seleksi berkas meliputi pengiriman CV. Bagi calon guru yang lulus seleksi berkas selanjutnya wajib mengikuti tes wawancara. Penilai pada tes ini adalah anggota TGUPP (Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan).

Salah satu anggota TGUPP yang menjadi pewawancara adalah Prof. Dr. Burhanuddin Arafah. Guru Besar Sastra Inggris dari Universitas Hasanuddin ini memberikan kesan yang unik bagi saya. Setelah dinyatakan lulus berkas, saya berangkat pada Sabtu sore dengan menempuh perjalanan dari Makale -- Tana Toraja menuju Makassar sejauh kurang lebih 300 km, menyetir mobil sendiri untuk mengikuti seleksi tahap kedua, yakni wawancara.

Tes wawancara dilaksanakan pada Minggu pagi di ruang Syahrul Yasin Limpo, Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan. Di ruangan ini, setiap calon guru smart school wajib melakukan presentasi mengajar di depan penguji. Pada pintu ruangan sudah dicantumkan urutan nama guru yang akan diwawancarai.

Sebelum memasuki tahapan wawancara, panitia seleksi terlebih dahulu meminta peserta untuk mengecek koneksi antara laptop dengan smart board. Termasuk saya turut serta melakukan pengecekan. Sambil bercanda dengan teman-teman baru sesama calon guru smart school, secara spontan, penulis duduk pada kursi utama di ruang tes. Tanpa sepengetahuan penulis, tiba-tiba Prof. Burhanuddin Arafah selaku penguji masuk ruangan. Langsung saja beliau menunjuk penulis sambal berujar, "Hei, itu kursi professor, kursi penguji, siapa Anda?" Sontak saya kaget dan langsung beranjak dari kursi tersebut sambal minta maaf kepada beliau. Dalam hati, saya berujar, "Ini mungkin akan menjadi tanda-tanda kegagalan saya pada tes ini oleh kesalahan yang tidak saya sengaja."

Setelahnya, saya membaca nama yang terpampang di depan pintu ruang ujian. Prof. Arafah meminta kepada panitia untuk memanggil setiap peserta. Oleh karena nama ada di urutan pertama pada daftar, saya langsung masuk ruang tes wawancara. Prof. Arafah meminta saya keluar ruangan dan memanggil nama lain sesuai dengan urutan nama yang dipegangnya. Pada akhirnya saya mengikuti tes wawancara pada urutan kedua dari terakhir.

Tes berjalan dengan lancar dan penuh keakraban. Situasi salah duduk beberapa saat sebelumnya seolah terlupakan. Ada pertanyaan menggelitik dari Prof Arafah terkait pendidikan pascasarjana yang tidak saya ambil di Makassar. Adapun alasan saya adalah karena jarak 300 km dari instansi kerja. Prof Arafah menutup wawancara dengan kalimat, "Jika beruntung pak Yulius diterima sebagai guru smart school, maka tidak ada alasan bagi pak Yulius untuk tidak datang ke Makassar." Saya menyanggupinya dan menyodorkan berkas lamaran yang diminta oleh Prof Arafah.

Foto bersama di depan Studio Andalan Smart School setelah sesi live. Sumber: dok. pribadi
Foto bersama di depan Studio Andalan Smart School setelah sesi live. Sumber: dok. pribadi

Pada akhirnya, saya termasuk ke dalam guru pembelajaran smart school yang lolos seleksi. Tahapan berikutnya adalah menyusun timeline naskah video dan praktik micro teaching yang berlangsung di Hotel Grand Asia selama 3 hari. Di tahap ini semua guru smart school menjalani aksi mengajar di depan kamera dan penguji.

Untuk memperkuat pengembangan program, beberapa rangkaian kegiatan program smart school selanjutnya berlangsung di Hotel Grand Imawan. Topik kegiatan antara lain penyusunan kurikulum dan pembuatan bank soal. Pada kegiatan ini, bukan  hanya guru smart school yang terlibat. Termasuk beberapa guru terbaik di sekitar Makassar, Maros, Gowa dan Takalar dilibatkan. Para wakasek pun dihadirkan sebagai wujud terciptanya sinergi antara program smart school dengan sekolah. Ini tentunya menjadi salah satu poin positif dari program ini. Secara pribadi, saya adalah guru yang boleh dikatakan hanya malang melintang di daerah. Program smart school telah memberikan saya kesempatan untuk akrab dengan guru-guru hebat lintas mata pelajaran yang terlibat dalam pengembangan smart school. Program baru yang  smart memberikan saudara baru yang smart pula.

Jarak Tana Toraja -- Makassar menjadi pertimbangan khusus saya dalam menjalankan peran sebagai guru pembelajaran smart school. Agar pembelajaran di sekolah tidak terganggu, demikian pula melayani pembelajaran di studio smart school, maka saya meminta bagian kurikulum di sekolah untuk menyediakan hari khusus yang kosong setiap minggunya agar bisa saya gunakan untuk menyesuaikan dengan jadwal di studio smart school. Inilah opsi yang saya ambil selama semester ganjil tahun ajaran 2022/2023 agar pembelajaran di dua lokasi berbeda tetap berjalan dengan baik.

Selain menyesuaikan jadwal pembelajaran, yang tak kalah penting pula adalah menyiapkan bahan dan materi ajar. Di kelompok mata pelajaran Bahasa Inggris, kami berbagi tugas seputar materi yang akan diajarkan selama satu semester dengan berpedoman pada kurikulum smart school dan kurikulum yang dijalankan pada sekolah-sekolah se-Sulawesi Selatan. Materi kami susun kemudian kami bagikan di grup WhatsApp khusus English Smart School untuk dikoreksi dan diberi perbaikan oleh rekan-rekan. O ya, jika ada diantara kami yang berhalangan hadir karena hambatan yang tak terduga, maka rekan-rekan lainnya langsung mengambil alih jadwal sehingga tidak ada kekosongan pembelajaran di studio smart school.

Ada kebahagiaan dan kebanggaan sebagai guru smart school yang sudah pasti menjadi suka dalam menjalankan program andalan Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman. Namun, tentunya pula ada dukanya. Pada saat pertama kali mengisi jadwal live di studio, saya memilih menginap di mess yang ada di lantai satu masjid Disdik Sulsel. Pilihan ini saya ambil untuk menghemat biaya. Sebelum menuju Makassar, saya telah memesan kamar mess kepada pengelola smart school.

Di perjalanan, rasa capek dan mengantuk menemani. Demi keselamatan, saya memilih menepi dan tidur di SPBU sekitar Pangkep. Ini selalu saya lakukan selama perjalanan mengisi jadwal smart school di studio.

Kurang lebih sejam tidur dan terjaga saya melanjutkan perjalanan ke Disdik Sulsel. Subuh, sekitar pukul 02.30 tiba di gerbang Disdik. Piket jaga menjalin komunikasi dan setelah saya sampaikan maksud kedatangan, saya diantar menuju ke mess masjid. Sebelum bapak piket pamit, beliau menganjurkan saya tidur di lantai dua masjid. Menurut beliau di sana nyaman, tanpa gangguan dan tanpa nyamuk. Beliau pun mengantar saya ke lantai dua masjid dan mempersilahkan saya tidur, Oleh karena saya non-Muslim, maka saya hanya beberapa menit tidur di masjid dan memilih pindah ke mobil untuk tidur menjelang adzan subuh. Pada saat hari pertama menginap pada salah satu kamar mess, saya mengalami "gangguan aneh." Gangguan tersebut berupa pukulan tiada henti pada dinding mess dari bagian barat kamar. Didorong oleh rasa penasaran, sekitar pukul 12.30 tengah malam, saya bangun memeriksa di luar mess, ada apa gerangan. Namun, semuanya terlihat normal saja. Dua kamar lain yang dihuni Satpol PP dan petugas kebersihan aman-aman saja.

Saya pun kembali ke kamar dan mencoba untuk tidur kembali, akan tetapi tidak berselang lama, ketukan keras terjadi lagi. Saya periksa, tidak ditemukan siapa yang mengetuk. Kolong tempat tidur saya periksa, hanya ketemu bekas puntung rokok di sana. Ketukan tersebut berlangsung hingga mendekati adzan subuh. Oleh karena saya tidak bisa tidur karena ketukan tersebut, saya memilih pindah ke mobil untuk tidur.

Hari berikutnya, saya masih penasaran akan ketukan-ketukan tengah malam tersebut. Sedikit demi sedikit terlintas di pikiran bahwa ada "aura negatif" pada tempat-tempat tertentu di bawah masjid, karena kamar lainnya nyaman tanpa gangguan. Saya melihat ada kipas angin besar di salah satu kamar. Saya pun memindahkannya ke kamar yang saya tempati. Pilihan ini ternyata bermanfaat karena bisa menutupi suara ketukan keras yang kembali menghantui saya. Maka nyenyaklah tidur saya di malam kedua hingga malam ketiga.

Kejadian aneh berikutnya terjadi di kesempatan kedua mengisi jadwal mengajar di studio. Sekitar pukul 02.15 subuh saya tiba di Disdik dan langsung diantar piket jaga ke mess di bawah masjid. Beberapa saat kemudian ia kembali dari pos jaga dan menemui saya. Ia meminta saya membuka mobil karena ia melihat ada orang lain di samping saya waktu masuk. Saya mengatakan bahwa saya seorang diri saja. Demi menjawab rasa penasaran beliau, saya minta ia memeriksa mobil saya. Ia pun memastikan bahwa saya sendiri saja, sambil berujar, "Saya yakin sekali ada orang lain menemani bapak di depan." Hmmmmm...siapakah gerangan.  Padahal saya aman-aman saja menyetir mobil sambil mengikuti tayangan live Liga Champions Eropa di handphone.

Potret live smart school mapel bahasa Inggris. Sumber: dok. pribadi
Potret live smart school mapel bahasa Inggris. Sumber: dok. pribadi

Kenikmatan berikutnya adalah ketika saya "terpaksa" membawa dua anak saya untuk perjalanan satu hari menuju Disdik Sulsel untuk menandatangani dokumen daftar hadir guru smart school sebagai kelengkapan pembayaran honorarium. Berangkat jam 10.30 pagi dari Makale. Kami lewat jalur Kabere - Pinrang yang sementara dalam pelebaran untuk memangkas waktu tempuh. Namun, ternyata saya lupa membawa perlengkapan balita. Memasuki Pare-Pare saya baru sadar bahwa popok, susu dan dot tertinggal semua. Maka, Indomaret menjadi opsi memenuhi kebutuhan balita. Kami tiba di Disdik Sulsel pukul 18.30 petang. Hanya 30 menit di Disdik saya habiskan untuk menandatangani dokumen. Tak lama kemudian istri menelpon untuk dibelikan lauk karena Makale diguyur hujan. Saya membalas, "Oke, tapi tunggu besok pagi karena kami ada di Makassar." Hehehehe....

Setelahnya, tanpa istirahat menikmati kota Makassar, saya bersama dua anak akan segera kembali ke Toraja. Beruntung, ada Prof Burhanuddin Arafah yang sempat menjalin komunikasi lewat telepon dan menemui saya di pintu gerbang Disdik menjelang pulang. Ditemani hujan rintik-rintik beliau datang sekeluarga membawakan dua bungkus besar roti bakar khas Bandung untuk kami.

Sekitar pukul 11.30 malam, kami masuk kota Pare-Pare. Anak pertama mengusulkan lewat Pinrang saja. Saya mengiyakan. Memasuki kota Pinrang, jalan raya basah. Maka terlintaslah di pikiran saya bagaimana kondisi jalan di jalur Malimpung -- Mallaga -- Kabere yang sementara dalam tahap pelebaran. Benar saja, 20 menit kemudian masuk kampung Mallaga, sudah terlihat antrian kendaraan untuk mendaki jalur Mallaga. Ketiga giliran saya, sangat terasa mobil melaju seperti di atas balok es mendaki jalanan berlumpur. 5 meter mendekati puncak lumpur, mobil tak kuat lagi. Untung si kecil tidak terbangun oleh raungan mesin-mesin mobil. Sekelompok pemuda kemudian menemui dan meminta bayaran 250 ribu rupiah untuk didorong sekitar 2 meter. Saya membalas mereka, "Biarlah mobil ini di sini sampai matahari panas esok hari, baru saya melaju." Mobil sedikit saya mundurkan dan setelah mencoba tiga kali akhirnya bisa melewati "jebakan" lumpur licin di puncak jalur Mallaga." Pukul 5 pagi kami tiba di rumah disambut oleh wajah penuh kekuatiran dari istri tercinta.

Kembali ke program smart school. Metode pembelajaran smart school adalah secara hybrid dalam dua moda yakni online synchronous dan online asynchronous. Secara online synchronous peserta didik dapat menyimak secara langsung penyajian dan pembahasan materi lewat media zoom meeting. Sementara melalui moda online asynchronous, peserta didik menyimak materi melalui tayangan di channel YouTube Smart School Disdik Sulsel. Dengan demikian, peserta didik tidak akan ketinggalan materi. Di samping itu, kesenjangan materi dan strategi pembelajaran yang sekiranya terjadi selama ini, secara khusus bagi sekolah-sekolah negeri se-Sulawesi Selatan telah mulai teratasi.

Tampilan live smart school via Zoom. Sumber: dok. pribadi
Tampilan live smart school via Zoom. Sumber: dok. pribadi

Efek positif lain dari program smart school adalah sekolah-sekolah mulai aktif memanfaatkan smart TV sebagai salah satu sumber belajar dan media pembelajaran di sekolah. Tentunya ini meningkatkan pamor dan nilai jual sekolah, khususnya SMA negeri. Sekaligus mengajak dan menantang guru-guru di sekolah untuk mulai memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran di kelas. Smart TV yang ada di dalam kelas di sekolah saya pun sudah saya manfaatkan sebagai pengganti LCD projector.

Secara pribadi, saya menyimpulkan bahwa hadirnya pembelajaran smart school telah memberikan dampak positif bagi pembangunan pendidikan di Sulawesi Selatan. Pemanfaatan akan belanja dana BOS yang terserap ke program ini pun turut memberi dampak. Fakta lain dari dampak positifnya telah nyata hadir melalui peningkatan persentase kelulusan peserta didik SMA se-Sulawesi Selatan yang diterima di perguruan tinggi negeri tahun 2023. Sejak semester genap tahun ajaran 2022/2023, kebijakan penyelenggaraan smart school telah melibatkan penyelenggara bimbingan belajar yang ada di kota Makassar melalui pembelajaran skolastik untuk memenuhi kebutuhan seleksi terbaru masuk perguruan tinggi negeri.

Program pembelajaran smart school perlu dipertahankan dan dilanjutkan. Siapapun pemangku kepentingan ke depan, siapapun gubernur terpilih, wajib melanjutkannya. Terlepas secara pribadi, saya belum pernah merasakan "serunya" notifikasi SMS dari TPP guru pembelajaran smart school. Hehehe ....

Generasi Smart School. Berkarakter. Cerdaski!

Salam Merdeka Belajar!

Catatan:
Penulis adalah salah satu Guru Pembelajaran Smart School Mata Pelajaran Bahasa Inggris. Program Smart School adalah program andalan Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman untuk percepatan pembangunan di bidang pendidikan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun