Ada yang unik saya lihat. Anak-anak balita yang banyak berkeliaran di tempat acara lamaran berlangsung, sedikit pun tidak menggunakan jaket atau sarung. Mungkin mereka telah terbiasa akan dinginnya cuaca sehingga mereka tertawa ceria sambil bermain.
Kampung Pongrea boleh dikata masih kampung tradisional. Meskipun modernisasi sudah mulai hadir, akan tetapi warganya masih mempertahankan tradisi dan budayanya. Di acara lamaran ini, para ibu-ibu berbondong-bondong datang ke rumah keluarga perempuan. Mereka masing-masing membawa bungkusan. Adapun isi bungkusan adalah gula pasir, kopi atau beras. Tradisi ini sudah jarang ditemui di kampung-kampung lain di Toraja, apalagi di kota. Seandainya perjalanan ini adalah perjalanan wisata, saya akan mengeksplor kampung ini lebih jauh. Salah seorang tokoh masyarakat kampung mengatakan bahwa mulai besok akan diadakan upacara adat ma'nene', yaitu upacara mengganti pakaian jenazah. Saya penasaran, tetapi saya harus pulang ke kota Makale, mengantar beberapa keluarga yang saya angkut.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H