Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Refleksi PPDB Online, Antara Integritas dan Perasaan

13 Juli 2023   21:28 Diperbarui: 14 Juli 2023   07:50 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beranda informasi PPDB Online Sulawesi Selatan 2023. Sumber: instagram ppdbsulsel

Proses Penerimaan Peserta Didik Baru secara online jenjang SMA/SMK tahun 2023 hampir rampung untuk semua tahapan. Khususnya di provinsi Sulawesi Selatan. Setelah hampir satu bulan proses PPDB Online, data akhir berapa kursi dari kuota yang disediakan untuk setiap sekolah negeri akan segera diketahui. 

Kemudian, berdasarkan informasi, biaya yang digunakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan untuk penyelenggaraan PPDB Online tahun 2023 lebih dari 2 miliar rupiah.

Besarnya biaya tersebut tentu dimaksudkan untuk mewujudkan dan menyediakan layanan PPDB yang akuntabel. Namun, tersedianya teknologi untuk proses PPDB online ternyata belum menjamin keakuratan hasil. Bukan hanya teknologi dan sistem online yang belum sempurna. Melainkan juga oleh kinerja dan integritas dari kepala sekolah, panitia dan admin PPDB. 

Sistim online yang menjadi platform PPDB tahun ini sedikit lebih baik dari tahun sebelumnya. Khususnya pada jalur zonasi yang kini diperkecil pada kecamatan di mana sekolah berada. Hasil pendaftaran sementara juga tidak bisa diakses langsung oleh pendaftar. Hasil seleksi baru diketahui ketika pengumuman. 

Teknologi yang mumpuni belum tentu sukses prosesnya jika tidak ditunjang oleh integritas dan sikap profesional dalam diri kepala sekolah, panitia dan admin. Kondisi inilah yang membuat sejumlah sekolah unggulan dan idaman, baik di kota maupun di daerah masih menuai kritik dan demonstrasi dari orang tua/wali siswa baru. 

Beragam polemik yang dinilai masyarakat sebagai hasil tidak adil dan kecurangan menghiasi PPDB online. Dimulai dari tahap pertama Jalur Anak Guru, Jalur Perpindahan Orang Tua/Wali, Jalur Prestasi Non-Akademik dan Jalur Afirmasi. 

Pada jalur anak guru, di salah satu sekolah unggulan, menurut data riil sekolah, hanya satu guru yang memiliki anak untuk masuk SMA. Akan tetapi, pada pengumuman hasil seleksi, terdapat enam anak yang dinyatakan lulus lewat jalur anak guru. 

Setelah dikonfirmasi, ternyata 5 anak adalah berasal dari keluarga jauh dari panitia PPDB, titipan pejabat dan titipan kepala sekolah. Dengan demikian, sistim PPDB ternyata masih memiliki celah kecurangan dari sisi kontrol panitia dan admin ketika melakukan  verifikasi berkas pendaftaran. Seandainya panitia jujur, maka 5 anak non guru tersebut seharusnya tidak lolos verifikasi. 

Masalah berikutnya adalah pada jalur prestasi non akademik. Data nama calon peserta didik baru yang lulus tiba-tiba berubah ketika verifikasi berkas pendaftaran ulang. Kondisi ini membuat para calon peserta didik baru yang sebelumnya lulus menjadi panik dan keberatan ketika mereka akan melengkapi berkas tapi nama mereka tidak ada. 

Masalah paling rumit adalah pada jalur zonasi. Sebenarnya, sistem PPDB sudah bagus dalam menetapkan zonasi. Namun, admin sekolah masih bisa merubah jarak dan titik koordinat yang sesuai dengan data kartu keluarga. Sehingga, ada calon peserta didik yang jarak sebenarnya dari rumahnya sangat jauh, bisa ditarik oleh admin menjadi lebih dekat. 

Caranya adalah dengan bekerja sama dengan admin cabang dinas untuk melakukan reset titik koordinat di Google Maps. Biasanya ini terjadi pada calon peserta didik yang dititipkan lewat kepala sekolah dan panitia. 

Oleh karena kondisi tersebutlah sehingga tercipta ketidaktenangan dari warga sekitar sekolah. Pihak-pihak yang mengaku LSM pun ramai-ramai mencari kebenaran informasi yang  membuat munculnya demonstrasi di sejumlah sekolah unggulan. Sejumlah kepala sekolah pun  goyah integritasnya ketika menerima berbagai kunjungan dan telepon orang tua/wali calon peserta didik baru. 

Kasus terakhir terjadi pada jalur prestasi akademik. Untuk "membantu" calon peserta didik baru tertentu, admin PPDB sekolah akan mendongkrak nilai calon peserta didik baru. Artinya, nilai yang diinput di sistem berbeda dengan nilai sebenarnya di rapor. Sehingga, cara ini banyak digunakan oleh admin PPDB sekolah untuk meloloskan anak "titipan."

Sistim PPDB online boleh dikatakan sudah sangat baik dalam meratakan jumlah peserta didik ke sekolah-sekolah negeri. Sebuah keadaan yang membuat peserta didik tidak hanya berkumpul di sekolah unggulan, tapi mulai meramaikan sekolah penggiran/kampung. 

Banyaknya peserta didik di sekolah pinggiran akan mendorong jam mengajar guru bersertifikat pendidik ikut terpenuhi. Namun, integritas kepala sekolah dan panitia serta admin PPDB masih sering menodai pelaksanaan PPDB online. 

Semoga tahun yang akan datang pelaksanaan PPDB online makin berwibawa dan adil bagi semua. Dibutuhkan ketegasan dan sikap pelayanan yang mulia untuk mewujudkannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun