Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia dan Kontroversi Kehadiran Timnas Israel U-20

23 Maret 2023   13:53 Diperbarui: 23 Maret 2023   14:02 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia telah diberi mandat oleh FIFA untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia U-20 edisi ke-23 tahun 2023. Turnamen ini akan dimulai kurang lebih dua bulan lagi, tepatnya tanggal 20 Mei s.d. 11 Juni 2023. Sebenarnya turnamen ini sejatinya digelar tahun 2021, akan tetapi pandemi COVID-19 membuat FIFA menunda penyelenggaraan dan mengundurnya ke tahun 2023.

Saya memulainya dengan mengulas sedikit bagaimana Indonesia terpilih menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Menjadi  tuan rumah perhelatan sekelas Piala Dunia bukan perkara mudah asal menunjuk dari FIFA. Ada fase bidding. Indonesia memenangi bidding host Piala Dunia U-20 yang diumumkan di Shanghai, China tanggal 24 Oktober 2019. Saat itu Indonesia bersaing dengan negara Peru. Sebelumya dalam tahap pengajuan dari asosiasi ada negara Myanmar/Thailand, Bahrain/Arab Saudi/Uni Emirat Arab, dan Brasil. Akan tetapi negara-negara ini pada akhirnya dicoret dari proses bidding dengan alasan tertentu. Maka tersisalah Peru dan Indonesia memperebutkan tuan rumah. Indonesia diuntungkan karena pernah sukses menyelenggarakan Asian Games 1962 dan 2008 serta Piala Asia 2007. Sementara Peru hanya pernah menyelenggarakan Piala Dunia U-17 tahun 2005.

Kehadiran Piala Dunia U-20 bagi Indonesia sendiri adalah sejarah. Ini kali pertama Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaran Piala Dunia. Besar harapan bahwa suksesnya penyelenggaraan ini akan membuka kepercayaan dunia untuk memilih Indonesia menjadi tuan rumah perhelatan akbar lainnya seperti Piala Dunia dan Olimpiade.

Berbicara Piala Dunia, maka semua negara yang telah menjadi anggota FIFA berhak untuk mengikuti turnamen ini. Pun halnya dengan olimpiade, semua anggota IOC berhak mengikuti olimpiade.

Baca juga: Big Match Eropa: Juventus Kalahkan Inter Milan, Barcelona Tundukkan Madrid

Sebagai tuan rumah, Indonesia melalui PSSI telah menunjuk enam kota penyelenggara. Keenam kota ini masing-masing menyiapkan satu stadion. Jadi, total ada enam stadion yang akan memainkan 

Keenam kota beserta stadion yang telah ditunjuk adalah Jakarta (Stadion Utama Gelora Bung Karno), Bandung (Stadion Si Jalak Harupat), Solo (Stadion Manahan), Surabaya (Stadion Gelora Bung Tomo), Palembang (Stadion Jakabaring) dan Gianyar, Bali (Stadion Kapten I Wayan Dipta).

Berdasarkan hasil kualifikasi plus tuan rumah Indonesia, ada 24 tim kontestan yang akan tampil di Piala Dunia U-20 2023. Indonesia, Uzbekistan, Irak, Korea Selatan dan Jepang mewakili zona Asia. Zona Afrika diwakili oleh Gambia, Nigeria, Senegal dan Tunisia. Zona CONCACAF diwakili oleh Amerika Serikat, Guatemala, Republik Dominika dan Honduras. Selandia Baru dan Fiji mewakili zona OCEANIA. Sementara dari zona CONMEBOL akan tampil Brasil, Ekuador, Kolombia dan Uruguay. Zona Eropa diwakili oleh Inggris, Italia, Prancis, Slovakia dan Israel.

Penolakan Kehadiran Timnas Israel U-20

Skuad timnas Israel U-20. Sumber: Goal Indonesia
Skuad timnas Israel U-20. Sumber: Goal Indonesia

Akan tetapi, menjelang perhelatan Piala Dunia U-20 ini, riak penolakan kehadiran timnas Israel di Indonesia mulai menggema. Demonstrasi di Jakarta oleh kelompok ormas keagamaan, ada penolakan dari kelompok suporter, penolakan dari pejabat dan elit politik hingga yang terbaru pernyataan penolakan kehadiran timnas Israel U-20 dari Gubernur Bali, I Wayan Koster.

Beragam alasan penolakan disampaikan. Kompilasi alasan politik, agama dan olahraga berbaur menjadi perdebatan tiada henti dengan dasar argumennya masing-masing.  Ada yang beralasan Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, Israel adalah musuh agama tertentu di Indonesia, Israel adalah penjajah atas Palestina, Israel adalah pelanggar HAM terberat, dll. Lalu bagaimana seandainya negara Palestina mayoritas penduduknya adalah Yahudi yang "dijajah" oleh Israel, apakah demo dan penolakan besar-besaran masih akan terjadi?

Di sejumlah media, para pejabat publik, elit politik, tokoh agama dan praktisi olahraga turut menyampaikan argumen mereka. Ada yang menolak kehadiran timnas Israel U-20 dengan alasan Bung Karno juga pernah menolaknya di masa lalu. Jika terkait olahraga dicampuri oleh politik, maka FIFA juga telah melakukannya waktu Piala Dunia 2022 di Qatar dimana FIFA mencoret Rusia dari peserta. 

Argumen ini mendapat bantahan dari salah seorang pakar olahraga yang mengatakan saat itu Rusia dicoret dari kualifikasi Piala Dunia karena serangannya ke Ukraina. Singkatnya kebijakan FIFA ini bagi dunia perpolitikan Indonesia berarti ada perpaduan politik dengan penyelenggaraan kegiatan olahraga. 

Baca juga: Hasil Lengkap Final All England 2023

Lalu bagaimana dengan nasib timnas Israel U-20? Kenapa menjelang turnamen ramai-ramai menolak? Kenapa tidak sejak awal, sejak tahapan kualifikasi, Indonesia mengajukan penolakan kehadiran Israel ketika Indonesia telah ditetapkan jadi tuan rumah?

Indonesia sendiri tidak bisa menolak Israel. Pertama, Piala Dunia diselenggarakan oleh FIFA dengan menunjuk menunjuk Indonesia melalui hasil bidding tahun 2019. Jika pun akan menolak Israel, sebaiknya pemerintah melalui Kemenpora, Kemenlu, Kemendagri, Kemenag dan PSSI mengajukan pernyataan secara resmi ke FIFA. Jika hanya berdasarkan kepentingan kelompok tertentu, apalagi jika mengatasnamakan kelompok agama tertentu, saya kira FIFA tidak akan membatalkan kehadiran Israel di Piala Dunia U-20.  

Pemikiran saya adalah pasti ada juga elite dan bahkan masyarakat awam yang mengikuti sepakbola berharap timnas Israel U-20 sebelumnya tidak lolos ke Piala Dunia. Tapi, fakta di atas lapangan, Israel lolos ke Piala Dunia U-20 lewat jatah sebagai runner-up Piala Eropa U-19.

Nah, jika demikian, hak para pemain muda Israel untuk berkompetisi di Piala Dunia ini. Kesampingkan pikiran negatif bahwa kedatangan para pemain muda tersebut bermuatan politis. Jika memungkinkan FIFA, panitia dan pemerintah Indonesia mengambil kebijakan "ekstrim" untuk memainkan setiap laga Israel tanpa penonton, tanpa siaran live, tanpa sesi mengumandangkan lagu kebangsaan dan tanpa sesi penaikan bendera negara Israel. Begitupun dengan sesi latihan, diselenggarakan secara tertutup dan tidak mengizinkan rombongan timnas Israel untuk meninggalkan penginapan tim di laur jam latihan dan bertanding selama kejuaraan.

Saya tidak perlu mengulas sejarah penolakan Indonesia kontra Israel di berbagai ajang selama ini di sini. Semua kembali pada kepentingan masing-masing. 

Sejatinya, Piala Dunia U-20 adalah olahraga bukan politik dan bukan pula tentang agama. Olahraga adalah olahraga. Resiko dan dampak buruk penolakan timnas Israel U-20 yang telah melalui proses panjang untuk lolos ke putaran final tentu bisa hadir bagi Indonesia di masa mendatang. FIFA dan federasi lainnya bisa saja tidak akan memberikan  kesempatan kepada Indonesia lagi untuk menjadi host kejuaraan olahraga internasional. Kemungkinan lainnya adalah FIFA mengeluarkan Indonesia dari keanggotaan. Ataukah PSSI yang akan keluar dari FIFA karena desakan tertentu? Saya tidak paham dan mungkin juga para pembaca tak memahami arah kebijakan FIFA dan pemerintah Indonesia menanggapi Piala Dunia U-20 ini. 

Namun, tak semuanya menolak kehadiran timnas Israel U-20. Duta besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al Shun, sudah menyatakan bahwa ia tidak menolak kedatangan timnas Israel di Piala Dunia U-20 2023 yang diselenggarakan di Indonesia.

Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al Shun. Sumber: Goal Indonesia
Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al Shun. Sumber: Goal Indonesia

Tentu saja kepesertaan masing-masing negara yang ikut dalam event ini tidak ada keterkaitannya dengan masalah suka atau tidak suka dengan negara-negara yang ikut serta tersebut. Kita tahu bahwa masing-masing federasi di dunia ini memiliki aturan-aturannya sendiri termasuk FIFA. Dalam kaitan ini kita tahu bahwa Indonesia telah berhasil memenangkan sebagai tuan rumah penyelenggaraan dunia U-20.

Kesimpulan saya adalah Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia adalah ajang pertunjukan fair play. Singkirkan sejenak kaitan politik dan keimanan. Timnas Israel bisa pula menjadi contoh pembinaan sepakbola bagi Indonesia. Di tengah badai perang, tekanan dunia, dsbnya, mereka masih sanggup membina sepakbola untuk berprestasi di level internasional. Mari dukung dan mendoakan pemerintah agar perhelatan Piala Dunia U-20 ini bisa terselenggara dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun