Beberapa hari yang lalu saya mendapat undangan lewat pesan pendek WhatsApp dari salah satu rekan di grup WA, bapak Arnoldus Pandin Sulu'. Beliau mengundang saya untuk menghadiri sebuah acara yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI).  Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka HUT Ke-36 Tahun PPDI, nama acaranya.Â
Kegiatan FGD bertempat di aula leproseri Batulelleng, Rantepao, Kabupaten Toraja Utara. Menempuh jarak kurang lebih 20 km ke arah Rantepao, saya tak lupa membawakan 1 buah LCD projector yang akan digunakan dalam kegiatan tersebut.Â
Walaupun, leprosesi ini sudah dikenal di kalangan masyarakat Toraja, tapi saya sendiri masih asing. Sempat saya berputar-putar mencari lokasinya. Google maps tidak mengenali lokasi karena memang ada di luar kota Rantepao. Sedikit terisolir karena memang lokasinya diperuntukkan bagi para penderita kusta.Â
Kurang lebih sejam, belum sampai juga, saya bertanya kepada seorang bapak yang sedang menarik bambu dari pematang sawah. beliau menunjukkan arah ke leproseri. Terima kasih pak.Â
Beberapa puluh meter saya masuk ke kompleks leprosesi, saya mendapati rumah-rumah tua berbentuk tongkonan (rumah adat Toraja). Dibangun dan ditata dengan rapi. Ada yang unik dari bangunan rumah tersebut, struktur tongkonannya merupakan perpaduan antara tongkonan orang Toraja dan tongkonan orang Mamasa (Sulawesi Barat).Â
Di sekitar kompleks leproseri banyak kebun sayur. Pasti ini adalah lahan yang dikelola oleh para penderita kusta yang berdomisili di kompleks. Selain itu, di sebelah utara, timur dan barat kompleks banyak  terdapat bangunan semipermanen yang masih merupakan bagian dari kompleks leproseri.
Di bawah parkiran dikelilingi kebun sayur, terdapat sebuah aula leproseri. Di sanalah tempat FGD diselenggarakan. Bapak Noldus Pandin selaku pengurus PPDI Toraja menyambut saya dengan hangat. Berbincang sejenak, beliau mengajak saya bertemu dengan istri orang nomor dua di Kabupaten Toraja Utara. Ibu Yanti Batti, istri Wakil Bupati Toraja Utara. Beliau menyambut saya dengan ramah dan kami pun saling memperkenalkan diri.Â
Hadir sebagai pembicara utama FGD yakni bapak Kikin P. Tarigan, M. Agr. Beliau adalah anggota Komisi Nasional Disabilitas RI. Dari namanya, saya menebak beliau berasal dari Batak, Eh ternyata betul, pak Kikin orang Batak. Kami pun bersalaman dan sempat berswafoto.