Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pantai Losari dengan Masjid Kubah 99

3 Maret 2023   14:09 Diperbarui: 3 Maret 2023   14:10 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Dokumen Pribadi

Pada setahun terakhir, saya hampir tiap bulan ke Makassar dalam rangka melaksanakan tugas mengajar dari studio Smart School di Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan. Tapi, masih ada tapinya juga, saya tak pernah punya rencana tambahan untuk jalan-jalan. Bukannya tak mau, tapi saya kurang mengetahui jalur-jalur di kota Makassar. Intinya, takut tersesat. Kunjungan terjauh ya mall MTC di Jalan Perintis Kemerdekaan. Mungkin karena lokasi mall berada pas di jalan negara. Maklum dari kampung hehehehe.

Di penghujung kegiatan dinas di Makassar pekan ini, saya menyempatkan berkunjung ke pantai Losari. Sudah beberapa tahun berlalu tak menginjak salah satu spot wisata Kota Daeng ini.  Sebenarnya, di akhir tahun 2022, saya bersama beberapa rekan guru sempat beberapa menit ke Center Point of Indonesia (CPI) di kawasan Pantai Losari. Tapi,saat itu hanya sekedar lewat saja oleh karena ada kegiatan Run 10 K. Tambahan pula driver saat itu adalah rekan saya bapak Rahmad Ahmad dari Sidrap. Beliau sudah hafal mati jalan-jalan di kota Makassar. Maklum keluarganya berdomisili di Makassar.

Lalu, mengapa bisa akhirnya saya bisa menginjakkan kaki lagi di Pantai Losari. Ini pun tanpa rencana. Kebetulan istri ada kegiatan dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan di salah satu hotel di depan Pantai Losari. Tepatnya di Hotel Almadera. Setelah kegiatan dinas saya selesai di Hotel Grand Imawan, saya segera meluncur ke Hotel Almadera. Kurang lebih 4 km jarakya dari Jalan Pengayoman lokasi Hotel Grand Imawan. Maksud saya menjemput istri adalah agar kami sama-sama pulang ke Toraja. 

Oleh karena kurang akrab dengan jalan-jalan menuju ke Pantai Losari, saya melaju pelan saja mengikuti suara Goggle Maps. Terima kasih Google dengan teknologinya. Kini saya tak takut tersesat lagi. Berbekal petunjuk arah dari Google Maps, saya pun sukses melewati tiap jalur dan lorong hingga tiba di Pantai Losari 30 menit kemudian. 

Tibalah saya di Hotel Almadera. Ya, ternyata kegiatan istri saya berakhir esok hari. Saya pun memutuskan menyewa satu kamar di hotel Almadera. Joss. Saya dapat kamar di lantai 7 tepatnya kamar exclusive 702. Harga lumayan juga, tapi saya puas dengan ruangan dan view-nya yang fantastis. Ternyata kamar 702 menghadap langsung ke Pantai Losari. 

Pemandangan dari lantai 7 Hotel Almadera Makassar. Sumber Foto: Dok. Pribadi.
Pemandangan dari lantai 7 Hotel Almadera Makassar. Sumber Foto: Dok. Pribadi.

Lalu, apakah saya tidur sekamar dengan istri di Hotel Almadera. Hmmm rahasia perusahaan.

Esok harinya, sambil menunggu penutupan kegiatan istri di lobby hotel Almadera, saya memutuskan untuk jalan-jalan ke Pantai Losari. Cukup dengan menyeberang jalan, tibalah saya di pusat Pantai Losari. Tidak banyak pengunjung yang datang. Terlihat hanya beberapa saja. Lebih banyak petugas kebersihan. Mungkin karena masih jam 8 dan juga sehabis hujan. 

Selain ada tugu patung Adipura, tempat nongkrong dan beberapa spot foto, ada satu hal yang menarik pandangan saya. Di seberang kanal Pantai Losari berdiri kokoh sebuah masjid dengan kombinasi warna putih dan orange kemerahan. Nama masjidnya Masjid Kubah 99. 

Sumber Foto: Dok. Pribadi.
Sumber Foto: Dok. Pribadi.

Masjid ini dibangun di era pemerintahan gubernur Nurdin Abdullah. Sepintas saya lihat dari anjungan Pantai Losari, masjid kubah 99 sudah digunakan oleh warga Muslim. Meskipun tampak pula bahwa di beberapa bagian halaman masih ada yang perlu pembenahan.

Sumber Foto: Dokumen Pribadi
Sumber Foto: Dokumen Pribadi

Dan terasa tak lengkap tanpa jepretan ikon baru Makassar ini. Walaupun saya beragama Kristen, saya tetap mengambil fofo selfie dengan latar masjid ini. Saya juga patut membanggakan salah satu karya anak bangsa yang bisa menjadi saran ibadah masyarakatnya sekaligus sebagai ikon baru kota Makassar. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun