Suku Toraja terdiri atas beberapa sub-suku atau etnis. Setiap etnis dalam suku Toraja memiliki keunikan dan kekahasannya sendiri. Mulai dari logat bahasa, cara hidup, model rumah hingga makanan.
Di Kabupaten Tana Toraja terdapat beberapa etnis sub suku. Secara garis besat, ada etnis Gandangbatu, Sillanan, Mengkendek, Sangalla, Makale, Masanda, Bittuang, Bonggakaradeng, Sim yang, dll. Etnis-etnis ini sekaligus digunakan sebagai nama kecamatan.Â
Di sini saya mengulas sedikit tentang salah satu keunikan suku Toraja dari etnis Bonggakaradeng. Ketika mengikuti kegiatan rambu tuka' (acara syukuran dan pernikahan), tamu-tamu yang hadir akan disuguhkan penganan/kue tradisonal khas Bonggakaradeng.Â
Keunikan pertama adalah nampan Dari anyaman tulang daun ijuk yang dibungkus kain merah. Di atasnya diletakkan kacang tanah sangrai, bade', roti, dan ranggina.Â
Bade' terbuat dari beras ketan pilihan yang dimasak dengan gula merah. Kadang dicampur dengan parutan kelapa dan tambahan kacang tanah. Kemudian dibungkus daun jagung kering.
Ranggina sejenis kerupuk beras. Terbuat juga dari beras ketan terbaik. Awalnya dibuat nasi ketan, lalu dikeringkan melalui penjemuran di bawah sinar matahari. Kemudian digoreng bersama gula merah.
Makanan atau kue yang disajikan ini adalah ciri khas dan karakter hasil pertanian dari Bonggakaradeng. Tanah di Bonggakaradeng gersang dan berpasir. Ditambah suhu panas seperti di daerah pantai. Hasil pertanian utama adalah jagung dan kacang tanah. Ada juga beras, tapi terbatas karena topografi daerah berupa pegunungan.Â
Mungkin inilah dasar utama penganan/kue yang disajikan pada acara-acara adat di sana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H