Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menulis Teks Review Film Pendek "GIFT"

7 Februari 2023   08:46 Diperbarui: 7 Februari 2023   08:49 1223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa menyimak film pendek. Sumber foto: dok. Pribadi

Salah satu materi pokok mata pelajaran bahasa Inggris kelas XII SMA/MA pada Kurikulum 2013 adalah Teks Review. Teks ini adalah teks yang menyampaikan kritik, penilaian atau evaluasi pada karya seni seperti film, lagu, drama, opera, lukisan, patung, puisi, dll.

Struktur teks Review berupa orientation (informasi terkait latar belakang film), interpretative recount (penyampaian alur cerita/sinopsis/ringkasan film), evaluation (penilaian terhadap sutradara, pelaku utama, penampilan, alur cerita, musik/lagu latar, tema, dialog dan termasuk perbandingan dengan film lain yang memiliki kemiripan); dan evaluative summation (pernyataan/opini/rekomendasi penulis terhadap film secara keseluruhan).

Melalui hasil diskusi dan kesepakatan di pertemuan sebelumnya bahwa konten teks Review yang siswa pilih adalah film, maka hari ini di kelas kami mennonto film pendek. 

Sebelumnya, siswa telah menyimak materi penjelasan film Review melalui video yang saya simpan di YouTube. Film yang akan siswa review adalah film pendek berjudul "GIFT".

Ada yang menarik saat film sementara mereka tonton, beberapa siswa minta izin ke toilet sambil menutup mukanya. Mereka terbawa suasana film yang memainkan perasaan mereka. Saya pun ikut tergugah, air mata mau menetes.

Film pendek ini saya putarkan berulang-ulang lewat smart TV di kelas sambil siswa mengerjakan review mereka. Kesempatan bertanya dan konfirmasi terbuka selama sesi menonton film dan menulis ulasan. 

Beberapa siswa kemudian meminta izin untuk menggunakan smartphone untuk menerjemahkan. Menjelang jam kedua berakhir, perwakilan kelompok mengajukan hasil review.

Siswa menyimak film pendek. Sumber foto: dok. Pribadi
Siswa menyimak film pendek. Sumber foto: dok. Pribadi

Ada kalimat menarik dari film ini yang sukses menjadi inspirasi kami hari ini.

Being rich is not how much you have, but how much you give. Somehow, when you give, you will be happier.

Menarik, menjadi kaya bukanlah seberapa banyak yang kita miliki, tetapi seberapa banyak kita memberi. Kadangkala, ketika kita memberi, mita akan lebih bahagia.

Film pendek GIFT yang dirilis tahun 2013 merupakan drama keluarga yang bercerita tentang kasih sayang seorang ayah kepada anak dan kepada sesama. Film ini berdurasi 7 menit 30 detik diproduksi oleh The Creative Room dan dipopulerkan melalui viddsee.com. 

Disutradarai oleh Daniel Yam dan produser Foo Xiuqi film pendek ini sukses menyentuh hati penontonnya. Tokoh utama film antara lain Yoro Tan ( Yim dewasa), Michael Chua (ayah Yim) Jon Andre Tan (Yim muda) dan Jim Koh (Deputy Director of Community Chest). Lokasi syuting film ini banyak  di Community Chest yang ada di Singapura. Menurut berbagai sumber, film GIFT ini diperuntukkan bagi lembaga Community Chest.

Cerita dimulai ketika Lim (dewasa) kembali ke kediamannya. Kemudian menceritakan kisah hidupnya di masa kecil bersama alm, ayahnya. Ia tidak menyukai bapaknya yang dianggapnya miskin dan tak memiliki inspirasi sama sekali. 

Lim merasa malu di lingkungannya karena hidup yang miskin dan pekerjaan ayahnya berbeda dengan ayah teman-temannya yang lebih baik. 

Ayah Lim bekerja serabutan melakukan apa saja, seperti membagikan brosur, jadi penjual koran hingga menjadi badut. Pekerjaan sebagai badut ini banyak dilakukannya di Community Chest untuk menghibur anak-anak yang putus asa dan tak memiliki harapan hidup di sana.

Ada satu buku kecil yang senantiasa menemani ayah Lim. Buku tersebut berjudul HOPE, dan salah satu kalimat yang digunakannya memberikan inspirasi adalah "You would be a great man." 

Lim bercita-cita untuk bisa hidup lebih baik dari kehidupannya saat itu.

Lalu, Lim (dewasa) sukses menerima beasiswa dari UCLA, ia kuliah dan akhirnya memiliki pekerjaan. Belum sempat ia memenuhi undahangan ayahnya untuk melakukan reuni, sayang ayah meninggal. 

Ketika Lim kembali rumah, ia mendapati puluhan amplop berisi surat ucapan terima kasih dari Community Chest yang ditujukan untuknya. 

Ia merasa keheranan karena ia tak pernah memberikan donasi. Akhirnya ia berkunjung dan bertemu pengurus Community Chest. Deputy Director yang diperankan Jim Koh menjelaskan kepada Lim bahwa alm. ayah Lim yang melakukan donasi selama ini dengan mengatasnamakan Lim. 

Alm. ayah Lim sukses memberikan semangat hidup kepada Deputy Director sejak ia kecil di Community Chest hingga ia bisa menjadi pribadi yang berguna. 

Ayah Lim tak pernah berhenti bekerja untuk memberikan bantuan kepada orang-orang berkekurangan di sekitarnya. Dan ia jugatak pernah menyampaikan penyakit yang dideritanya hingga ia meninggal. Mendengar cerita itu, Lim tersentuh. Dan pada waktu ulang tahun alm. ayahnya, Lim melakukan apa yang menjadi kebanggaan ayahnya, menajdi badut, lalu menghibur dan memberikan inspirasi kepada anak-anak di Commnity Chest. 

Saya sangat mengapresiasi kemampuan Daniel Yam dalam mengolah film pendek ini. Perpaduan scene dan backsound yang epik turut menggugah hati penonton sehingga terinspirasi, termasuk saya. 

Peran ayah dan anak dalam film ini sebenarnya menggambarkan kehidupan nyata di lingkungan kita. Kadangkala kemiskinan membuat kita tidak harmonis dan malu dengan orang tua sendiri. Di balik kemiskinan ada motivasi untuk berbuat lebih baik di masa depan seperti yang dilakukan Lim.

Film ini adalah inspirasi bagi siapapun yang merasa kehilangan semangat hidup. Di kelas saya berkelakar, "Adakah diantara anak-anakku yang hingga kini belum akur dengan ayahnya? Mari refleksikan film ini." 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun