Mohon tunggu...
Ovia Taqiyyah
Ovia Taqiyyah Mohon Tunggu... Freelancer - Fresh Graduate from IPB University

Happiness!

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Asyiknya Menanam Timun dan Oyong di Perkebunan HSI

16 Mei 2019   04:46 Diperbarui: 16 Mei 2019   19:19 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2 Tanaman Oyong di HSI - dokpri

Sukabumi, tidak hanya terkenal dengan wisata alam yang memanjakan mata saja. Tetapi juga terkenal dengan hasil sayurannya yang melimpah. Perkebunan Hasil Sayur Indonesia di Subang Jaya Kabupaten Sukabumi adalah salah satu contoh dari sekian puluh perkebunan hasil sayuran yang mempunyai aneka jenis tanaman yang subur dan berbagai jenis kebutuhan pangan masyarakat kebanyakan diperoeh dari perkebunan ini, seperti Tanaman Oyong, Timun, Cabai, dan juga Wortel dan segala aneka buah dan sayur tumbuh subur disini.

Di Kebun HSI sendiri, juga terdapat tanaman Hidroponik, seperti Pakcoy, Selada Merah, Melon, Semangka dan masih banyak lagi.  Kebun yang seluas 6 hektar ini, juga ditanami tanaman konvensional. Contohnya adalah Timun dan Oyong, nah tim redaksi kompas mendapat kesempatan untuk melihat bagaimana cara menanam sekaligus memanen Timun dan Oyong yang digemari sebagian besar penduduk indonesia dari dulu hingga kini.

Gambar 2 Tanaman Oyong di HSI - dokpri
Gambar 2 Tanaman Oyong di HSI - dokpri
Nah, sekarang kita akan menanam Timun jenis Etana, ohiya timun ini termasuk ke dalam jenis famili Cucurbitaceae. Cara menanam Timun ini cukup mudah, anda hanya tinggal membeli binit timun lalu masukkan ke dalam tanah yang sudah diberi kapur, pupuk kimia, dan pupuk kandang.

Ohiya pastikan dulu tanahnya harus yang gembur ya, agar akar timun tetap tumbuh dengan kokoh. Sebelum ditanam tanah yang sudah diberi kapur tadi ditutup dengan Mulsa, lalu pada Mulsa diberikan lubang-lubang. Tujuannya adalah untuk melindungi permukaan tanah dari erosi serta mencegah pertumbuhan gulma. 

alam musim hujan timun jenis Etana ini tidak perlu disiriam setiap hari, karena dalam waktu seminggu saja batang timun sudah mulai tumbuh. Ketika batang timun tumbuh, pada saat itulah para petani harus membuat pagar dari bambu untuk mengikat timun tersebut.

Fungsi dibuatnya pagar ini agar mencegah tanaman timun tumbuh merunduk, jika sudah merunduk nanti hasil sayuran timun sendiri menjadi tidak bagus. Selanjutnya kita ke proses pemilahan, timun-timun yang sudah di panen kini dipilah terlebih dahulu oleh para petani, tujuan pemilahan ini adalah untuk membedakan jenis timun yang akan dikirim ke pasaran,dan timun yang ingin dikirim di supermarket. Agar para konsumen juga bisa memilih mana timun yang lebih baik kualitasnya.

Setelah puas melihat bagaimana proses menanam tanaman timun, sekarang kita beralih ke tanaman oyong! Karena tanaman oyong ini sudah panen dan tim kami tidak bisa melihat proses penanaman oyong, maka kami akan melihat bagaimana proses oyong tersebut dipanen. Oh iya, masa panen timun kurang lebih tiga puluh hari sedangkan oyong 30 -- 40 hari loh. Setelah dipanen oyong dikumpulkan dan ditimbang untuk selanjutnya didistribusikan ke berbagai daerah. Nah tanah, oyong tadi dapat di gunakan kembali untuk menanam cabai, kenapa harus tanaman cabai? Karena tanaman cabai berfungsi untuk memgembalikan struktur tamah dan Ph tanah, karena tanah yang sudah ditanami oyong maupun timun berulangkali akan menjadi rusak. Bagaimana? Sangat seru kan, belajar menanam dan memanen di perkebunan HSI ini. Banyak sekali informasi yang kita dapat dari tanaman Timun dan Oyong ini, walaupun tanaman ini terlihat mudah ditanam namun, harus ada pengawasan serta pelindungan extra agar tanaman tersebut tumbuh dengan subur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun