Mohon tunggu...
Ovian Evelynetralia
Ovian Evelynetralia Mohon Tunggu... -

aku hanya secerca kalimat apaadanya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Malam Terindah Terakhir Denganmu

29 Juli 2012   17:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:28 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ada yang membedakan pada pertemuan kita yang pada sebelumnya dan sebelumnya. Dapat dihitungkan oleh beberapa jari saja tentang pertemuan antara kita berdua atau bahkan oleh beberapa mereka yang menjadi saksi tak sadar jika aku mengagumi lelaki sepertimu sampai saat ini. Entah spesial apa yang kau miliki sehingga membuatku dapat mengeluarkan segala imajinasiku menjadi beberapa karya yang semua terinspirasi tentangmu.

Kita yang selalu duduk bersama dengan jarak satu meter, berbincangkan obrolan yang terkadang tak penting atau sekedar basa-basi, yang mungkin hanya membunuh kekosongan dalam diam antara kita berdua. Dan kau dapat merubah diriku menjadi orang asing jika kita berada antara mereka yang dekat denganmu. Cukup, itu semua sudah cukup membuatku senang, girang dan menjadi tak terkontrol. Yang terpentingkan bagiku adalah moment dimana aku dapat memandangi segala kerutan, lekukan, ukiran dirimu saat bersamaku, meski kau tak pernah tau bagaimana cara aku memandangimu.

Dan saat tiba sang waktu yang datang untuk menyiksaku, menguliti segala isi pikiran otakku dan membunuhku secara perlahan. Sakit, perih, sesak dan melemah. Di depanku hanya tersedia obyek kertas-kertas bekas dan satu pena mulailah aku membuat sedikit demi sedikit seketsa membentuk raut wajah kau lelaki yang selalu ku kagumi, mungkin itu obat mujarab yang murah dan tak akan ku dapat di apotik terdekat. Hanya hal itu yang selalu aku lakukan jika waktu telah menyihirku untuk rindu denganmu. Tak hanya sekali waktu seperti itu menyihirku, bahkan dapat terhitungkan keseringan dan menumpukan beberapa kerta berisi seketsa tentang gerak-gerikmu yang ku pandangi diam-diam ketika aku bersamamu.

Malam itu kau datang, begitu berdeda dan sangat berbeda kau ingin menemuiku. Saksi bisu ruang kamar kos yang sesak ini kita menikmati malam yang penuh dengan canda tawamu, tawaku dan orang ketika kawanmu. Entah malam itu kau ihklas atau tidak untuk menemuiku. Tak aku hiraukan, yang pasti kau sudah ada di depan mataku dan aku tak ingin membuang waktuku melepas tanpa kesan di malam terindah denganmu.  Kunjungan pertamamu ke ruang kamar kos kecilku, kau langsung melihat sekeliling isi kamar dan pandanganmu tertuju oleh kumpulan kertas berisi seketsa yang terhiaskan di dinding kamarku. Yeah, aku memang sengaja memajang semua karya seketsaku di kamarku. karena aku selalu merasa tenang jika mendapati melihat wajah kau lelaki yang aku kagumi, walau itu hanya berupa seketsa. Mungkin kau lebih merasa dan mengetahui bahwa aku memang tergila-gila denganmu, tak tau pastinya apa perasaanmu tentangku saat itu setelah melihat seketsa yang semua tentang dirimu.

Keisenganku padamu malam itu adalah, mencoreti lenganmu dengan spidol hitam yang tergeletak di mejaku, karena kau yang mengundangku untuk menuliskan sesuatu untukmu. Pikiranmu tak fokus untuk mencurahkan kata-kata langsung saat di depanmu, yang aku lihat dalam benakku hanyalah satu bintang yang bersinar terang dan besar, beberapa unek-unek dalam diriku  untukmu dan semua aku tumpahkan dalam media lenganmu dibantu oleh spidol hitamku. Serasa hanya orang gila atau polos yang rela lengan tangannya dicoreti dengan gambaran dan tulisan tak jelas. Tak tahu apa maksudmu dan tak tahu apa juga maksudku. Seperti kebodohan yang sengaja kita buat namun kita saling menikmati, walau tak tahu apa yang akan terjadi sepulang dari mengunjungiku. Kau segera menghapus coretan itu atau kau biarkan menghilang dengan sendirinya. Duduk berdekatan denganmu, mencium aroma parfumu, mendengarkan celotehmu dan segala tingkah yang begitu tidak jelas darimu adalah hal yang kembali aku bilang sangat terindah. Aku minta mungkin untuk yang terakhir aku minta padamu kau lelaki yang ku kagumi lagi, untuk mengambil foto bersama untuk yang pertama juga dan entah dapat dikatakan terakhir atau tidak. Kesan terakhir yang kau buat untukku adalah kau menuliskan "GOOD BYE" di dadaku lengkap dengan tanda tanganmu dari spidol hitam milikku.

Selamat jalan kau lelaki yang selalu dan selalu ku kagumi, lanjutkan cita, cinta dan segala agendamu. Malam itu 26 juli 2012 tak akan pernah aku lupakan malam terindah terakhir denganmu, dan aku harap kau juga begitu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun