Aku tak bisa kembali memeluknya riang
Hati bergetar dan berbisik "jiwanya bahagia"
Aku berdiri menggigil dibaluti bekas pakayannya
Lebih lama dari yang aku ingat-ingat
Tak kuasa mengalihkan mataku dari tatapannya erat
Perlahan-lahan sorot matanya ingin berkata saya mengerti
Sambil tersenyum manis dan lega aku dikasihi oleh sang Ilahi
Berjalan mondar-mandir mencari  tungku api
Menghangatkan tubuhku yang kedinginan
Sunyi di telan pergi yang abadi
Hati dan jiwaku percaya ia hidup dalam penuh kemenangan
Gulung, 5 September 2024
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!