Belajar Menulis: Untuk Sebuah Kepuasan Jiwa
    Oleh: Ovantus  Yakop, S. Pd
Menulis adalah ungkapan isi hati dan mengasah budi. Isi hati kita sangat unik dan bebas, sesuai dengan latar belakang kita masing-masing. Menulis sebagai salah satu cara untuk menyalurkan ide atau gagasan. Gagasan yang ditulis bisa terinspirasi dari pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, kayalan belaka, fakta, data, opini, hasil wawancara,. Tujuan menulis itu beragam, ada yang menularkan ide, untuk dijadikan refleksi bersama, kritik atau saran kepada obyek yang dituju. Obyek yang dituju bisa saja diri sendiri, keluarga dekat, lingkungan masyarakat, tokoh-tokoh publik (pemerintah, Lembaga keagamaan, pihak swasta), refleksi tentang kebijakan-kebijakan publik, masalah-masalah sosial, Pendidikan, hukum, politik dan budaya.
Belajar Menulis di Kompasiana
Salah satu kebanggaan saya sebagai generasi kelahiran 1995 yaitu dengan adanya kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi informasi. IPTEK telah memberikan ruang yang istimewa bagi kita. Ruang itu dalam bentuk blog. Bagi saya, ruang menulis di Kompasiana seperti mengisi buku harian. Jika ada hal penting dan urgen serta waktu memungkinkan. Maka, saya harus menulis. Jika coretan-coretan di kertas itu tak berhasil di muat, dibiarkan saja. Tunggu waktu yang tepat untuk diketik dan dibagikan.
Menulis untuk Sebuah Kepuasan Jiwa
Saya menulis berarti saya mengerahkan kemapuan atau power dalam diri kepada para pembaca. Saya sendiri yang mengendalikan power itu. Power atau kekuatan itu bukan otot tetapi berada pikiran jernih dalam keheningan untuk berpikir. Berpikir untuk berbagi kebaikan melalui menulis.
Belajar menulis juga sebagai latihan berbagi praktik hidup. Kita bisa memilah hal yang baik dan tidak baik. Karena kita dalam tahapan belajar, kita harus mampu melihat sisi baik dari setiap tulisan. Dalam waktu bersamaan kita akan menerima respon positif dari sesame atas pemikiran kita. Baik lewat puisi maupun cerpen. Dengan menerima respon poitif atau kritikan dan saran kita akan merasa puas dalam hati.
 Bagaimana Hubungan Pekerjaan dan Menulis
Bagi saya menulis kekuatan jiwa dan raga kita yang harus dilatih dan diasah. Dengan membaca berbagai artikel yang diterbitkan di Kompasiana, pandangan saya pun berubah tentang hidup. Pandangan yang beragam dan tajam menambah pengetahuan saya. Harapannya adalah melaui pengetahuan yang ditimba melalui Kompasiana, saya bisa menjadi orang yang lebih baik di hari esok. Paling tidak ada sesuatu yang bisa bermanfaat bagi orang lain di hari ini dan akan datang.
Apakah menulis mengesampingkan pekerjaan utama? Tidak. Meskipun sering begadang, pekerjaan utama tetap jadi prioritas. Saya membagi waktu di saat semua orang rumah tertidur. Karena saya membutuhkan ketenangan saat ingi berbagi lewat tulisan.