Mohon tunggu...
OVANTUS YAKOP
OVANTUS YAKOP Mohon Tunggu... Guru - Mengolah Hati dan Budi Melalui Menulis

SDN ANAM SMP SWASTA KARYA RUTENG SMAK ST. FRANSISIKUS XAVERIUS RUTENG STKIP ST.PAULUS RUTENG

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Belajar Menulis untuk Sebuah Kepuasan Jiwa

30 Agustus 2024   22:12 Diperbarui: 30 Agustus 2024   22:23 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Belajar Menulis: Untuk Sebuah Kepuasan Jiwa

        Oleh: Ovantus  Yakop, S. Pd

Menulis adalah ungkapan isi hati dan mengasah budi. Isi hati kita sangat unik dan bebas, sesuai dengan latar belakang kita masing-masing. Menulis sebagai salah satu cara untuk menyalurkan ide atau gagasan. Gagasan yang ditulis bisa terinspirasi dari pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, kayalan belaka, fakta, data, opini, hasil wawancara,. Tujuan menulis itu beragam, ada yang menularkan ide, untuk dijadikan refleksi bersama, kritik atau saran kepada obyek yang dituju. Obyek yang dituju bisa saja diri sendiri, keluarga dekat, lingkungan masyarakat, tokoh-tokoh publik (pemerintah, Lembaga keagamaan, pihak swasta), refleksi tentang kebijakan-kebijakan publik, masalah-masalah sosial, Pendidikan, hukum, politik dan budaya.

Belajar Menulis di Kompasiana

Salah satu kebanggaan saya sebagai generasi kelahiran 1995 yaitu dengan adanya kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi informasi. IPTEK telah memberikan ruang yang istimewa bagi kita. Ruang itu dalam bentuk blog. Bagi saya, ruang menulis di Kompasiana seperti mengisi buku harian. Jika ada hal penting dan urgen serta waktu memungkinkan. Maka, saya harus menulis. Jika coretan-coretan di kertas itu tak berhasil di muat, dibiarkan saja. Tunggu waktu yang tepat untuk diketik dan dibagikan.

Menulis untuk Sebuah Kepuasan Jiwa

Saya menulis berarti saya mengerahkan kemapuan atau power dalam diri kepada para pembaca. Saya sendiri yang mengendalikan power itu. Power atau kekuatan itu bukan otot tetapi berada pikiran jernih dalam keheningan untuk berpikir. Berpikir untuk berbagi kebaikan melalui menulis.

Belajar menulis juga sebagai latihan berbagi praktik hidup. Kita bisa memilah hal yang baik dan tidak baik. Karena kita dalam tahapan belajar, kita harus mampu melihat sisi baik dari setiap tulisan. Dalam waktu bersamaan kita akan menerima respon positif dari sesame atas pemikiran kita. Baik lewat puisi maupun cerpen. Dengan menerima respon poitif atau kritikan dan saran kita akan merasa puas dalam hati.

 Bagaimana Hubungan Pekerjaan dan Menulis

Bagi saya menulis kekuatan jiwa dan raga kita yang harus dilatih dan diasah. Dengan membaca berbagai artikel yang diterbitkan di Kompasiana, pandangan saya pun berubah tentang hidup. Pandangan yang beragam dan tajam menambah pengetahuan saya. Harapannya adalah melaui pengetahuan yang ditimba melalui Kompasiana, saya bisa menjadi orang yang lebih baik di hari esok. Paling tidak ada sesuatu yang bisa bermanfaat bagi orang lain di hari ini dan akan datang.

Apakah menulis mengesampingkan pekerjaan utama? Tidak. Meskipun sering begadang, pekerjaan utama tetap jadi prioritas. Saya membagi waktu di saat semua orang rumah tertidur. Karena saya membutuhkan ketenangan saat ingi berbagi lewat tulisan.

Apakah ada pengalaman tertentu yang memotivasi untuk menulis? Ya. Bagi saya, dunia hari ini ibarat kampung kecil. Taka da sekat dan jarak diantara manusia di muka bumi. Internet memberikan berbagai informasi visual dan audiovisual tentang dunia luar. Dengan demikian memudahkan kita untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan selaras waktu berputar.

Apakah dunia hari ini baik-baik saja? Ya. Dunia hari ini sedang baik-baik saja. Dalam pandangan saya meskipun hari ini baik. Pekerjaan utama dari kita semua adalah mempertahankan kebaikan itu dan mewariskannya. Jika ada yang kurang baik, kita sama-sama berusaha untuk memperbaikinya melalui tulisan, syukur juga kalau dalam tindakan nyata.

Kemerdekaan Menulis adalah ungkapan gagasan yang lahir dari Jiwa dan untuk kepuasan Jiwa. Bagi saya kemerdekaan itu adalah sebuah peristiwa kebangkitan, bebas, lega dan tak tidak mengurungkan diri (jiwa maupun raga).

Gulung, 30 Agustus 2024

Catatan : Terinspirasi dari bulan Agustus.  Semoga semangat bulan Agustus tetap membara dalam jiwa dan raga saya. Dan selalu menjadi bulan motivasi untuk bulan-bulan lain dalam setahun. Salam sehat dan bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun