Mohon tunggu...
OVANTUS YAKOP
OVANTUS YAKOP Mohon Tunggu... Guru - Mengolah Hati dan Budi Melalui Menulis

SDN ANAM SMP SWASTA KARYA RUTENG SMAK ST. FRANSISIKUS XAVERIUS RUTENG STKIP ST.PAULUS RUTENG

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Belajar Menulis di Kompasiana: Antara Minder dan Percaya Diri

19 Agustus 2024   21:14 Diperbarui: 19 Agustus 2024   23:09 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belajar Menulis di Kompasiana: Antara Minder dan Percaya Diri

Oleh: Ovantus Yakop

Gerbang Peradaban Manusia Telah Dibuka Lebar

Pintu peradaban telah dibuka lebar bagi segenap insan untuk menyampaikan pikiran dan gagasan melalui tulisan. Selain di media cetak, tulisan dapat dibuat melalui blog , salah satunya blog Kompasiana. Menulis di Kompasiana bagi saya menjadi wadah menuangkan isi hati, perasaan, pikiran, kegembiraan, kesedihan, pendapat dan khayalan. Saya sangat suka membuat coret-coret di kertas ketika dalam benak muncul ide atau gagasan. Gagasan tersebut  dituangkan ke media massa yaitu blog pilihan saya yakni Kompasiana. 

Kita patut bersyukur segala perkembangan yang ada, berkat para penjasa dari masa ke masa (penemu dan pengembang teknologi). Usaha dan perjuangan mereka  memudahkan kita mengenal dunia luar. Dunia saat ini ibarat kampung kecil yang tak disekat oleh Gunung yang tinggi menjulang serta Sungai yang besar.

Secuil Kisah Mengenal dan  Bergabung di Media Jagat Maya

Mengenal Blog

Sebernarnya, niat untuk menulis sudah sejak lama. Niat itu baru terealisasi   sejak tahun 2018  (tiga bulan) setelah menempuh Pendidikan S 1. Kala itu yang dimuat dalam blog adalah  Skripsi utuh dengan judul "Peran Tua-tua Adat di Kampung Gulung Dalam Upaya Pemertahanan Mbaru Gendang dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Tentang Budaya Manggarai Kepada Anak. Kedua, Tata Ruang Budaya Manggarai. Ketiga, Konsep Pendidikan Masyarakat Tradisional   Manggarai dalam Pribahasa "Muntung Gurung Pu'u -Manga Wukut Nipu Curup, Wakak Betong Asa-Manga Wake Nipu Tae.

Mengenal Youtube

Selain blog, hobi merekam dan memotret momen-momen dalam hidup pribadi, keluarga dan lingkungan sekitar.  Konten yang  direkam yaitu hal-hal yang menurut saya baik dan berguna. Hampir 15 % File di laptop pribadi berisi video dan foto. Meskipun memiliki cukup video dan foto "unik" saya belum bisa mengaploadnya ke Youtube. Dengan alasan tidak cukup waktu untuk mengonfirmasi kembali dari foto atau video.  Dari sekian foto dan video yang ada hanya 1 (satu)  yang berhasil diapload dengan judul " Secuil Kisah Senja di Persawahan Kampung Gulung pada tahun 2018.

Mengenal Facebook

Facebook pertama kali saya dibuat pada tahun 2012, sejak duduk dibangku kelas 11 di SMAK St. Fransiskus Xaverius Ruteng.  Saya mengenal Facebook terinspirasi dari teman laki-laki bernama Yanto (teman satu angkatan dan tinggal satu asrama milik sekolah) Saat ini saya  memanfaatkan facebook untuk mengapload momen yang penting dan berguna bagi saya sendiri dan orang lain jika situasi dan kondisi memungkinkan.

Kemajuan Teknologi Memungkinkan Kita Semua Menulis apa saja, kapan dan dimana saja

Kemajuan teknologi yang ada memberi peluang bagi kita untuk belajar menulis.  Intinya tulisan kita tidak melanggar kode etik dan melanggar (UU ITE). Kemajuan yang ada memberi peluang bagi kita untuk berbagi pengetahuan, pengalaman dan cerita-cerita unik di lingkungan kita. Mengapa tulisan perlu dibagi?. Untuk ada kita menyimpan ide berlian kita, sementara hidup kita hanya sementara.

Atau mungkin dunia saat ini menantikan gagasan mutiara dari kita sehingga ada peluang untuk menjadi lebih baik dan beradab.Bukan berati dunia saat ini tidak baik. Yang baik kita teruskan dan pelihara, sedangkan  yang tidak baik kita berusaha memperbaikinya seturut kemampuan kita. Daripada kita tetap diam, dan menyimpan gagasan kita samapai usia senja, lalu mati. Tidak meninggalkan jejak apapun. Sementara dunia hari ini merindukan perubahan menuju kesempurnaannya.

Minder Menulis

Ada beberapa alasan mengapa  baru mului menulis. Pertama, minder karena kurang membaca, tak cukup waktu untuk giat berlatih. Kedua, susah membagi waktu dengan urusan lain dalam hidup. Ketiga, sarana pendukung yaitu aliran listrik.  Di Kampung saya di bulan Desember  2023 baru dialiri listrik. Keempat, kurang memiliki jangkaun relasi sosial yang luas untuk mengenal figure atau tokoh-tokoh berrpengaruh untuk membuka gagasan baru  secara langsung. Kelima, dorongan dari pihak luar karena faktor SDM dan faktor ekonomi. 

Yang keenam, minim pengalaman mengikuti pelatihan atau loka karya berkaitan dengan menulis. Saya sangat berterima kasih waktu kuliah selama satu (1) hari saya diantara 100 Mahasiswa/i lainnya di STKIP St. Paulus Ruteng, diberi kesempatan oleh Kampus untuk mengikuti Latihan Menulis, berkat kerja sama dari KWI dan Indonesia Menulis. Ketujuh, faktor ekonomi, yang naik turun berpengaruh pada kosentrasi kita dalam menuangkan gagasan. Kedelapan, gagasan kita meskipun baik kalau tidak diimbangi dengan pola pikir masyarakat atau lingkungan tempat tinggal, dianggap janggal jadinya.  Beberapa alasan tersebut menjadi faktor  mengapa saya dan mungkin pembaca yang juga merasakan hal yang sama.

Minim Pengalaman Menulis di Sekolah Dasar Hingga Perguruan Tinggi

Di kampus saat kuliah kita mengenal mata kuliah KTI sebagai bekal untuk menulis Skripsi yang merupakah salah satu syarat untuk memenuhi status gelar sarjana (S 1).

Saya sendiri dalam hal menulis bertujuan untuk kepuasan pribadi. Gagasan atau pandangan kita terhadap sesuatu terasa lega jika ada orang lain yang membaca dan memberikan komentar " ada suatu kebanggaan tersendiri bagi kita". Konten tulisan saya "bebas" sesuai selera dan tetap memiliki tujuan baik untuk pembaca dalam versi pribadi. 

Hal yang menjadi inspirator adalah ketika kuliah, saya sempat membaca tulisan dari 2 (dua) sosok Mahasiswa satu kampus, dimana Puisinya muat di koran lokal pada tahun 2015. Membaca puisi karya teman seangkatan atau satu kampus kala itu bagi saya adalah istimewa dan sangat menginspirasi.  Kedua Mahasiswi itu Bernama Cici Ndiwa dari Program Studi Pendidikan Teologi dan Riny dari program studi Bahasa Indonesia.

Percaya Diri dan Berani Untuk Menulis

Hidup adalah sebuah pilihan. Pilihan itu ada pada diri kita masing-masing, dalam hal apa saja, kapan dan dimana saja. Percaya diri penting bagi kita genarasi masa kini. Ada beberapa alasan mendasar mengapa percaya diri itu penting. Pertama, kita dianugerahi oleh Tuhan berbagai telanta, talenta itu harus kita kembangkan sesuai dengan minat dan kemampuan kita. Kedua, kita punya keterbatasan. Keterbatasan kita diisi oleh  gagasan atau pengalaman baik dari orang lain, selama kita "membuka diri atau ruang untuk orang lain". Ketiga, wadah menempah diri untuk selalu belajar hal-hal yang baru, berguna dan tidak mengorbankan pihak manapun. Kelima, kita belajar untuk mengetahui dan perkembangan dunia luar, lingkungan atau apapun itu.

Latar Belakang Menulis di Kompasiana

Saya resmi bergabung di  Kompasiana sejak 24 Juli 2024. Sampai hari ini saya puas dengan beberapa gagasan yang dituangkan dalam bentuk puisi dan artikel.  Jumlah artikel yang diapload adalah 34. Dengan kategori 14 artikel pilihan dan 1 Artikel Utama.

Mengapa Memilih Belajar Menulis di Kompasiana

Pengalaman sejak kuliah sampai hari ini. Saya lebih suka mendengar berita dari beberapa tema yang ditayangkan oleh Kompas Tv. Selain suka menenoton berita dan acara lain di Kompas Tv. Ada lain yang unik dari program Kompas Tv yaitu Stand Up Comedy. Saya bangga dengan beberapa perspektif yang berbeda, luas dan tajam  yang disajikan  oleh Comodi Kompas Tv. Kepuasan  gagasan yang "dibenarkan untuk ditayangkan ke publikmempengaruhi pilihan saya untuk bergabung di Kompasiana.

Alasan kedua yaitu, dari segi tampilan dan opsi yang ada di blog Kompasiana, luar biasa dan sangat membantu dalam proses belajar saya. Keunggulanlain,  ada tim khusus dari Kompasiana yang memverifikasi tulisan kita. 

Lebih Menantang Penulis

Bagi saya menulis di Kompasiana memiliki tantangan tersendiri. Tantangannya adalah saya malu jika dari gagasan saya tidak satu pun yang masuk dalam pilihan. Sebagai pendidik di Sekolah Dasar ini sangat menantang cakrawala saya untuk selalu belajar. Dari Kompasiana saya, melalui tulisan sahabat-sahabat lain dari Nusantara membuat saya untuk berlangkah maju.

Untuk sementara waktu, honor bukan prioritas bergabung di Kompasiana. Mimpi besar saya adalah suatu saat gagasan atau ide saya yang pernah dimuat di Kompasiana dibuat dalam bentuk 1 buku.

Gulung, 19 Agustus 2024

Catatan: Orang bilang tak dikenal maka tak sayang. Karena itu tulisan ini juga untuk menambah rasa sayang diantara kita, terutama dalam memberikan masukan dan saran yang membangun. Salam Bahagia dan damai untuk yang membaca dan yang menuruskan tulisan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun